"Seandainya lo jadi ketos, gue yang bakal jadi wakilnya." Ucapmu. Tetapi tidak digubris oleh laki-laki bernama Lee Jeno.
Jeno, murid langganan BK yang hampir saja menjadi ketos. Kalau saja ia unggul satu poin, mungkin saja Jeno sudah menjadi ketua osis sekarang.
Itu ulah kamu. Kamu yang diam-diam mendaftarkan Jeno untuk menjadi calon ketos. Dengan bantuan Pak Johnny, guru BK galak kesayanganmu. Kamu berhubungan baik dengan Pak Johnny, karena kamu adalah murid unggulan di sekolahmu.
Mungkin karena itu sikap Jeno, makin cuek ke kamu. Kamu awalnya hanya iseng saja mendaftarkan Jeno menjadi ketos, tidak disangka yang memilihnya ternyata banyak.
"Lee Jeno!" Kamu terkejut melihat Pak Leeteuk yang berkacak pinggang. Melihat Jeno menenteng tasnya, ia tahu Jeno akan bolos sekolah.
Jeno tetaplah Jeno yang tidak mendengarkan siapapun disekolah ini, semua ucapan guru dia hiraukan. Kamu dengan cepat mengejar Jeno yang mulai menjauh.
"Y/n, awas!" Kamu menoleh. Dan tepat saat itu juga, bola melayang mengenai keningmu.
Kamu langsung tersungkur. Kepalamu pening akibat bola itu. Pandanganmu berbayang, kamu bisa melihat samar-samar temanmu berbondong datang untuk melihatmu.
"Nyusahin aja." Kamu hanya mendengar suaranya, sebelum pandanganmu buram dan hitam.
----
Kamu membuka matamu, dan mengerjapkan matamu beberapa kali. Kamu langsung mengusap keningmu memastikan apakah masih sakit atau tidak.
Matamu menangkap Jeno yang sedang duduk di dekat kakimu menggunakan kursi dengan mata tertutup dan kedua tangan yang ditaruh di dadanya.
Kamu tersenyum melihatnya. Bersamaan dengan itu, Jeno terbangun yang membuat kamu gelagapan.
"Udah bangun?" Tanyanya, yang membuat kamu melihatnya. "Gantian, gue mau tidur." Ucapnya sambil memukul kakimu pelan.
"Diranjang sebelah kan bisa." Balasmu. Jeno langsung menggeleng cepat.
"Enggak mau. Mau disini aja." Ucapnya tidak mau kalah. Kamu berdecih. Akhirnya kamu yang mengalah.
"Jen," panggilmu. Ia hanya menoleh. "Pinjem matanya, mau kacaan." Ia langsung memutar bola matanya malas.
Kamu langsung memutar kepalanya, dengan memegang kedua pipinya. "Sebentar, Jen."
Kamu langsung memutar wajahmu ke kanan dan kiri selama beberapa kali. Sekalian memeriksa keningmu.
"Cantik gak gue?" Ucapmu sambil memasang wajah imut.
Jeno langsung menepis kedua tanganmu, "Enggak." Lalu mengambil posisi rebahan. Kamu menatapnya malas.
"Jen, pulang bareng ya? Abang gue gak jemput." Ucapmu yang tidak mendapat balasan darinya.
Setelah diam beberapa saat, tanpa ada yang berbuka suara, akhirnya bel pulang berbunyi memecahkan keheningan diantara kalian.
Kamu cemberut saat Jeno meninggalkanmu dan berjalan duluan didepanmu. "Jen-"
"Y/n," panggil Haechan saat kamu keluar dari ruang kesehatan. "Kepala lo gak papa?" Lanjut Haechan.
"Gue tunggu di parkiran." Ucap Jeno tiba-tiba. Tentu saja membuat kamu terkejut dan menatap punggungnya yang berjalan menjauh dengan tatapan heran.
"Jeno beneran ngomong kan tadi?" Tanyamu pada Haechan.
"Benerr" ucap Haechan agak kencang. Seperti menyindirmu.
"Lo manggil gue kenapa?" Tanyamu
"Kepala lo gak kenapa-napa?" Kamu mengangguk mantap "Tadi Bu Wendy bilang, Besok ulangan bahasa inggris sekalian sama listening." Kamu kembali mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Kpop Idol One Shoot
FanfictionStory about you and your favorite idol 🌟 (fanfict) Baca aja dulu siapa tau suka ✧◝(⁰▿⁰)◜✧