Hari ini kamu kembali ke kampung halamanmu, setelah selama dua tahun kamu menetap di negeri orang. Kamu menjalani pertukaran pelajaran selama itu.
Sebenarnya kamu ogah-ogahan untuk kembali ke sana. Tetapi ada satu orang yang menunggumu.
Selama kurang lebih dua jam di pesawat, kamu landing di bandara incheon. Belum lagi dari bandara kerumahmu membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam.
Sampai dirumah kamu malah disambut dengan suasana yang tidak mengenakan. Yaitu papah dan mamahmu yang bertengkar. Sebenarnya lebih ke mamahmu yang selalu membantah perkataan papahmu.
Papahmu tersenyum ketika melihatmu di ujung pintu, kamupun ikut tersenyum melihatnya. Kamu bersyukur bahwa papahmu terlihat sehat secara fisik.
"Buat apa kamu pulang?" Senyuman-mu pudar seketika saat orang yang melahirkanmu itu berbicara ketus kepadamu.
Kamu memilih untuk menghiraukan-nya, mencegah agar tidak adanya perang mulut. Kamu kembali tersenyum dan memeluk papahmu.
"Sehat kan pah?" Kamu mengusap punggungnya lembut, menyalurkan sedikit energi yang kamu punya. Papahmu mengelus rambutmu.
Kamu menatap mamahmu yang menatapmu dengan pandangan yang sangat tidak enak dilihat. Kamu tersenyum tipis melihatnya.
"Mah, seneng kan selama ini aku pergi? Bisa manfaatin papah, abis itu pergi sama cowo lain" mamahmu itu terlihat geram "Jelas seneng, tapi sekarang aku gak akan pergi ke manapun, jadi jangan harap mamah bisa seenaknya sama papah" kamu tersenyum, membawa papahmu ke kamarnya. Menaruh barangmu di ruang tamu.
Kamu menuntunnya duduk diatas kasurnya, lalu kamu duduk di bawah kasur dekat kakinya. "Pah, cerita sama aku kalo papah gak kuat. Aku tau papah sayang sama mamah, tapi ngeliat mamah kayak gitu aku gak tega sama papah" papahmu tersenyum, sembari menggelengkan kepalanya
"Kamu kok udah pulang? Gimana kuliahnya?" Kamu tau benar, papahmu hanya bisa memendam semuanya dan tidak berniat sama sekali untuk menceritakannya kepadamu.
"Iya, kan cuma dua tahun. Kuliah aku baik, ya walaupun sedikit susah karena bahasanya, tapi ya pah, waktu disana aku ngajarin orang yang pengen belajar bahasa korea" kamu seakan melupakan lelahnya penerbangan dan masalah tentang keluargamu, saat terlalu exited menceritakan sedikit pengalamanmu.
Papahmu hanya terkekeh melihatmu. "Pah, besok kita ke dokter ya? Aku cuma mau cek keadaan papah, mau ya?" Papahmu sekali lagi menggelengkan kepalanya
"Pah, mau ya? Selama disana aku kepikiran papah terus" kamu prihatin, karena papahmu selalu tidak mau saat kamu mengajaknya ke dokter.
Sebenarnya kamu ingin menolak pertukaran pelajar itu, tapi papahmu sangat ingin kamu mengikuti itu. Papahmu bilang kesempatan tidak datang dua kali, jangan di sia-siakan.
Kamu tersenyum saat papahmu mengangguk, tanda setuju. "Yaudah aku mau ke kamar beresin barang dulu, besok kita ke rumah sakit"
Kamu membereskan barangmu lalu membersihkan badanmu sebelum kamu terlelap melupakan sejenak masalah yang ada.

"Papahmu menderita lemah jantung. Beliau sering cek sendiri ke saya. Berhubung kamu ada disini, saya mau memberitahu bahwa umur papahmu tidak lama lagi, di karena kan jantungnya yang sudah sangat lemah
-tiga tahun lalu papahmu mengetahuinya. Tapi dia bersikeras untuk tidak memberitahukan-nya kepada keluarga. Papahmu bilang dia sering kambuh, dia minta obat penahan rasa sakit, tapi sepertinya itu tidak mempan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Kpop Idol One Shoot
FanfictionStory about you and your favorite idol 🌟 (fanfict) Baca aja dulu siapa tau suka ✧◝(⁰▿⁰)◜✧