Di dinginnya malam kamu menyusuri jalan yang biasa kamu lewati sewaktu pulang bekerja. Hari ini terasa sedikit berbeda karena salju turun dengan lebat, yang membuatmu memakai pakaian yang berlapis belum termasuk jaket.
Kamu berhenti berjalan saat mendengar suara langkah kaki tepat dibelakangmu. Kamu tidak berani untuk menoleh karena terlalu takut.
Kamu berusaha sebisa mungkin untuk tetap tenang dan kembali berjalan. Tanpa kamu sadari, kakimu berjalan semakin cepat saat mendengar langkah kaki dibelakangmu yang semakin dekat karena berlari.
Karena kehabisan napas, kamu berhenti sejenak tanpa menoleh sedikitpun. Perasaan takut semakin menjadi.
Kamu memejamkan mata saat ada sepasang tangan yang menarik lenganmu. Kamu berteriak tetapi tidak mengeluarkan suara karena mulutmu sudah dibekap menggunakan tangan orang yang menarikmu.
Kamu ditarik olehnya ke sebuah jalan kecil gelap yang sepertinya adalah jalan buntu. Kamu membuka matamu dan membesarkan matamu karena terkejut.
Ia memalingkan wajahnya membelakangi cahaya. Kamu menoleh melihat beberapa orang yang lewat. Badan mereka besar, seperti preman yang sering berbuat ulah.
"Jangan dilihat." Ucapnya. Kamu langsung mengikuti pandangannya dan memalingkan wajahmu. Ia segera melepaskan tangannya di mulutmu.
"Maaf aku melibatkanmu." Kamu menatap wajahnya dengan raut bingung.
Pria itu memakai pakaian serba hitam, juga topi hitam. Ditambah wajah tampannya. Kamu merasakan hal yang aneh, sepertinya ini yang orang bilang cinta pada pandangan pertama.
Walaupun kamu belum tahu siapa dia, tetapi anehnya kamu langsung menyukainya saat pertama kali memandang wajahnya.
"Kau adik Seonghwa? Park Seonghwa?" Tanyanya. "Hey," Ucapnya lagi menyadarkanmu dari lamunan, tidak bukan lamunan, kamu sedang melihat wajahnya.
"Ah, maaf. Bilang apa tadi?" Tanyamu balik.
"Sudahlah." Ia membalikan tubuhnya membelakangimu.
"Kamu.." ia menggantungkan kalimatnya. kamu menautkan alismu, menatapnya bingung. Tiba-tiba wajahnya terlihat terkejut. "Kau, tanganmu, T-tanganmu berdarah." Ucapnya terbata-bata.
Kamu menatap tangan kanan dan kirimu secara bergantian, tetapi tidak melihatnya karena kamu memakai pakaian yang gelap.
"Tidak ad- AWW" ia tiba-tiba saja memegang lengan atasmu. Kamu merasa sakit saat ia memegang lenganmu.
"Tekan lenganmu, agar darahnya tidak menetes." Ucapnya penuh penekanan sembari mengarahkan tanganmu untuk menekan luka itu.
"T-tapi aku takut d-darah." Kamu menekan lukamu, tetapi mengalihkan pandanganmu tidak berani untuk melihat lenganmu yang mengeluarkan darah itu.
Sepertinya kamu tergores paku yang muncul saat ia menarikmu. Kamu bisa mendengarnya menghela napas. "Habis aku sama bang seonghwa." Ucapnya pelan
"Hmm?" Kamu berdehem. Kamu mendengarnya tetapi ingin memastikannya sekali lagi.
"Rumahmu dimana? Aku akan mengantarmu." Tanyanya cepat.
"Ah tidak, aku akan mengobatinya dulu. Ayo ikut aku." Lanjutnya. Tak lama ia menarik tanganmu pelan.
Setelah berjalan sebentar, kalian sampai disebuah gedung yang sudah kosong dan terbengkalai. Ada sedikit perasaan takut, kamu bahkan tidak kenal dengannya.
Kalian, ah iya, kamu dan dia, sudah sampai disebuah ruangan terbuka. Disana ada sebuah ruangan kecil yang tertutup, sepertinya ia akan membawamu kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Kpop Idol One Shoot
FanfictionStory about you and your favorite idol 🌟 (fanfict) Baca aja dulu siapa tau suka ✧◝(⁰▿⁰)◜✧