Tepat jam dua belas malam suara bel berbunyi. Kamu yang sudah tidur di depan tv terbangun karena suara bel itu. Kamu yang tadinya sedang menonton tv, tertidur karena menunggu zuho, suamimu.
Kamu membuka pintu, dan ternyata itu zuho. Rambutnya sedikit berantakan, mata pandanya juga terlihat sangat jelas.
"Mau mandi? Kalo mau aku siapin air anget" kata kamu
"Gak usah" kata zuho singkat. Kamu hanya mengangguk kepala kecil
Setelahnya kamu rapihin ruang tamu tempat kamu tidur tadi. Kira-kira sudah seminggu ini, dia selalu pulang jam dua belas. Dan selama seminggu itu juga kamu selalu menunggunya dan tidur di sofa depan tv.
Kamu masuk kamar, barangnya berceceran di semua tempat. Mau tidak mau kamu harus merapikannya. Selama dua hari ini, wajahnya tampak lebih lelah dibanding sebelumnya dan dia juga sering meminum obat tidur.
Setelah melihatnya tertidur pulas kamu mengambil bangku meja rias, kamu duduk disana. Kamu mengusap surai hitam miliknya, kamu hanya bisa melakukannya jika dia sudah tidur.
"Entah apa yang kamu lakuin, aku berusaha percaya penuh sama kamu, kamu tahu kan? Kamu anggap aku istri kamu atau bukan aku juga gak tau, tapi aku anggap kamu suami kamu" kata kamu pelan
Kamu sama zuho menikah bukan karena cinta tapi karena perjodohan. Keluarga zuho yang kaya dan kamu anak buangan yang sampai sekarang kamu belum tahu siapa keluargamu, entah bagaimana bisa dijodohkan.
Ketua panti asuhanmu menyuruhmu menerima perjodohan yang diberikan oleh orang tua zuho. Karena dari kecil sampai satu tahun lalu kamu berada di panti asuhan, mustahil kamu menolak tawaran itu.
Kamu tahu betul bahwa zuho menolak keras perjodohan ini, kamu bisa melihat dari wajahnya saat pertama kali kalian bertemu, kamu ingat betul wajah itu.
Kamu tersadar dari lamunanmu saat zuho memegang tanganmu yang ada di dahinya. Melihatnya memegang tanganmu membuat hatimu mencelos, karena hanya bisa kamu rasakan saat orang ini tertidur.
"Apakah kamu mencintaiku seperti aku mencintaimu? Aku rasa tidak..." Kamu seperti bermonolog
"Tidurlah yang nyenyak, aku akan tidur di sofa malam ini" kata kamu sambil melepas pelan tangan zuho dari tanganmu
Sofa adalah pilihan yang tepat saat kamu ingin meluapkan emosimu dengan menangis. Kamu hanya tidak ingin zuho mendengarmu menangis, jadi kamu yang harus menjauh.
Saat paginya kamu berniat beres-beres rumah, tetapi ternyata kamu mual-mual. Kamu rasa kamu sakit karena selalu begadang beberapa malam ini.
"Kamu baik-baik saja?" Kamu mendengar zuho dari luar kamar mandi
"Tidak tahu.. ah, iya aku tidak apa-apa" kata kamu dari dalam kamar mandi
Saat kamu keluar kamar mandi zuho sedang duduk di kasur dan memerhatikanmu.
"Pergilah ke rumah sakit jika keadanmu memburuk. Tapi maaf aku tidak bisa menemanimu" kata zuho
"Tidak, tidak apa, aku hanya akan istirahat di kasur" ucapmu lemas
Zuho memang sedikit dingin, tapi dia tetap perhatian denganmu. Dia merawatmu kalau kamu sakit, begitu juga sebaliknya.
"Aku ada meeting di kantor, aku pergi dulu. Kalau kamu ingin ke rumah sakit akan aku suruh supir pribadiku jika kamu mau" ucap zuho
Kamu hanya menangguk lemas. Dia memakaikanmu selimut. Terhitung sudah tiga kali kamu mual, padahal kamu baru sarapan tadi.
Zuho pergi, padahal hari ini weekend. Kamu tidak berniat ke dokter hari ini karena badanmu benar-benar lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Kpop Idol One Shoot
FanfictionStory about you and your favorite idol 🌟 (fanfict) Baca aja dulu siapa tau suka ✧◝(⁰▿⁰)◜✧