EXO 'Lay

5.1K 145 0
                                    

"Dek," kamu otomatis menoleh saat kakakmu-suho memanggilmu. sebenernya bukan kakak juga sih, tapi kata mamahmu dia lahir duluan, beda lima menit, kamu itu saudara kembarnya suho. "kok aku gak pernah liat kamu jalan sama lay?" raut wajahmu berubah sekejap.

wow. dia baru saja membuat mood-mu makin buruk. dia gak kabar-kabarin kamu dari seminggu yang lalu. kamu telpon juga gak diangkat. kan kesel.

"gak usah dibahas ih. mamah tadi udah bahas, aku males banget. udah gitu ditanya mau serius kapan, kesel banget ah, gara-gara kamu pokoknya." kamu melihat wajahnya yang berubah, mungkin dia bingung karena mood-mu yang berubah drastis.

"kok karena aku si, kemaren aku liat dia didepan kantor lagi ngobrol sama sekretarisnya, siapa ya namanya.. soojung kalo gak salah" kamu langsung bangun dari sofa-duduk menopangkan dagumu sambil menatapnya.

"serius? ah males aku, udah terlanjur sebel. lagian ya, aku juga gak liat kamu jalan sama irene, kenapa coba?" dia memajukan bibirnya, lalu dia menopangkan dagunya—mengikutimu.

"dia traveling sama temennya ke Switzerland. tadinya aku udah ngajakin dia traveling ke Austria, tapi dia bilang udah rencanain ke Switzerland dari lama sama temennya, jadi gagal aku ngajak dia." kamu terkekeh mendengarnya. tapi kamu pikir dia lebih baik karena kekasihnya memberi kabar. dia membuatmu bete setengah mati karena sikapnya.

kalo dia gak ngabarin kamu sampai besok pagi, niatnya kamu mau ke kantornya, gak tau mau ngapain sebenernya. mau ketemu aja sih, sekedar setor muka. mau nanya juga selama seminggu ini dia ngapain.

"besok kalo mau ke kantor bareng ya? mau ketemu sama dia, sekalian jalan-jalan, bosen dirumah." dia melirik handphone-nya yang berdering, muncul nama baechu dilayarnya. dia dengan cepat mengambil handphone lipatnya itu.

"sebentar." katanya berbisik. bohong kalau dia telepon-an dengan irene sebentar, bisa setengah jam sendiri dia berbincang. daripada nungguin dia mending banget kamu jalan-jalan keluar.

kamu mengambil jaketmu, sebenarnya kamu sudah memakai celana tidur sekarang, tapi kamu tidak peduli. "suho, aku keluar sebentar." katamu sedikit berteriak, dan dibalas lambaian tangan olehnya. kamu terkekeh melihatnya tertawa lepas.
orang tuamu tidak ada dirumah jadi kalian cuman berdua, kalau kalian lapar tinggal pesan.

kegiatan kamu dirumah cuma makan, beres-beres rumah, mandi, tidur gitu aja tiap hari. suho kerja, orang tua kamu gak ada, kan gabut banget kamu dirumah.

kamu cuman jalan di sekitar rumah
—cari udara segar. terakhir kamu keluar tuh sama suho seminggu yang lalu—mungkin. kamu mampir di super market—beli cemilan buat kamu dirumah, karena suho gak mungkin beli cemilan kayak gitu.

handphonemu berdering menampilkan nama orang yang kamu tunggu selama hampir seminggu ini. kamu terkekeh pelan dan menaruhnya di kantung jaketmu. kembali memilih cemilan, dan makanan instan—walaupun suho melarangmu makan-makanan instan dan mengancam untuk membuangnya, tapi mau bagaimana lagi, kalau kamu malas kamu terpaksa makan itu.

"kenapa gak diangkat?" kamu berbalik, terkejut dan menubruk dada orang itu, untung keranjang yang kamu pegang tidak jatuh. kamu diam sejenak menatapnya, lalu melewatinya pergi ke kasir.

handphonemu kembali berdering untuk kedua kalinya, tapi yang menelpon adalah suho. "Apa?" nadamu sedikit tinggi, sampai pelayan kasir menoleh ke arahmu.

"kenapa sih? kamu ke super market ya? beli makanan instan kan? aku bua—" dia menghujanimu dengan pertanyaan, yang membuatmu makin sebal.

"berisik tau, udah ah." kamu memutuskan telepon sepihak. menatap barang belanjaan yang lumayan banyak. kamu merogoh kantung jaketmu, saat pelayan itu selesai me-scan barang belanjaanmu.

Imagine Kpop Idol One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang