22

36 2 0
                                    

Tangan mulusnya menghapus air mata yang dari tadi turun secara perlahan.

Mengingat kejadian beberapa jam yang lalu membuat dirinya sesak di dadanya.

"Kinan tolong buatin papa teh anget dong" triak nata dari kamarnya yang masih terdengar oleh Kinan.

Dengan malas Kinan pun berjalan ke arah dapur dan mengambil gelas, sendok, gula pasir, dan tehnya.

Selesai membuat tiba tiba Kinan kebelet buang air kecil dengan buru buru Kinan berlari ke kamar mandi yang berada di dapur.

Tanpa sepengetahuan Kinan ada orang yang masuk kedapur lalu menaruh bubuk kecil kedalam tehnya.

Lega rasanya saat sudah dibuang kemudian tangannya membawa teh hangat menuju kamar orang tuanya.

Ceklek.

"Nih ma udh jadi" ucap Kinan seraya menaruh gelas dimeja nakas.

"Makasih yaa" jawab nata tersenyum lalu mengambil gelasnya.

"Kinan turun dulu ya ma" dan diangguki oleh nata.

Jarum jam menunjukkan pukul 19:20 arven dan Bianca sudah pulang dari sore tadi dan Kinan sedang menonton tvnya yang berada dikamarnya.

Tiba tiba suara triakan mamanya membuat Kinan berlari menuju kamar orang tuanya.

"Kenapa ma?" Tanya Kinan panik.

"Papa nan papa!" Jawabnya menutup mulutnya dengan air mata yang turun.

Kinan pun menoleh ke arah papanya dan matanya melotot, papanya kejang kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.

Dengan sigap Kinan langsung menelfon rumah sakit untuk mengirimkan ambulance ke rumahnya.

Beberapa menit ambulance itu datang dan para medisnya membantu mengangkat Candra ke ambulance nya.

Audi sudah dikabari oleh Kinan, Audi pun langsung pergi ke rumah sakit xxxx.

"Gimna? Papa gimana keadaan nya?" Tanya Audi panik melihat Kinan dan nata yang dari tadi menangis.

"Lagu diperiksa" jawab Kinan lirih.

Audi mengehela nafasnya pelan lalu duduk disebelah adiknya, Audi takut jika papanya kenapa' lagi.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka dan menampilkan dokter laki laki dan disampingnya suster.

"Gimana keadaan suami saya dok?" Tanya nata.

"Tadi suami ibu makan atau minum apa ya kalo boleh saya tau?" Tanya dokter.

"Cuma teh hangat doang dok" jawab nata melirik Kinan sekilas.

"Di teh hangat itu ada racunnya Bu" kata dokter itu serius.

Mata Kinan membulat lalu menutup mulutnya, tidak mungkin jika dirinya mengasih racun itu kedalam tehnya.

"Kalo gitu saya permisi" dokter dan suster pun pergi.

Kini tatapan tajam nata menuju pada Kinan yang sedang menangis "KAMU SENGAJA NGERACUNIN PAPA KANDUNG KAMU SENDIRI APA HAH?!" triak nata histeris.

"Engga ma Kinan berani sumpah" jawab Kinan membela diri.

"BOHONG KAMU! TADIKAN KAMU YANG BUAT KINAN!"

KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang