23

39 2 0
                                    

"Jadi selama ini— Rafael bener?"
Tanya Kinan menatap erlan.

Erlan mengangguk "Iya, dan Lo ga percaya malah percaya sama pacar Lo"

"KINAN LO KENAPA" pekik Bianca berlari menuju Kinan bersama temannya.

"Brisik!" Sentak erlan menutup telinganya.

Bianca melirik sinis "Sewot aja Lo!"

"Lo ga geger otak kan?" Tanya zaura.

"Ya engga lah njir" jawab Kinan terkekeh.

"Biasa pas pembagian otak ni bocah ketinggalan" jarinya menyentil dahi zaura yang membuat sang empu meringis.

"Gue keluar dulu nan" pamit erlan bangkit.

"Iyaa makasi ya" jawab Kinan.

"Sans nan"

***

"Jadi— Kinan udah tau?" Tanya Rafael memastikan.

Erlan mengangguk "Yoi, kasian gue sama Kaka Lo"

"Kuliahnya doang di luar negeri ehh kelakuannya brengsek" sahut gio yang ikut emosi mendengar penjelasan erlan tadi.

"Deket aja kaya gitu apalagi jauh ya? Udh hamilin orang kali tuh brengsek" kata Ziko geleng geleng.

"Temuin sana pasti Kinan sedih banget" ujar Arkan.

Rafael menyeruput kopinya lalu bangkit dan langsung keluar dari warung Mbah Sobar.

***

"Sekarang kamu pergi dari rumah ini!" Koper Kinan yang berisi baju dilempar diteras rumahnya oleh nata dengan kasar dan juga Kinan ya didorong kencang.

"Maafin Kinan ma tapi Kinan ga ngeracunin papa" Kinan terisak sambil memegangi kaki nata.

"Saya tidak lagi akan mengurus kamu! Saya gasudi punya anak seperti kamu pembawa sial!"

Deg.

Hatinya mencelos saat nata mengucapkan pembawa sial Kinan yang selalu tegar, kuat sekarang lemah didepan mamanya.

Kinan kembali terisak dan menggeleng kan kepalanya, lalu nata mendorong bahu Kinan dengan kencang sampai Kinan tersungkur dan melepas cekalan dari kaki nata.

Brakk

Pintunya langsung ditutup nata dengan sangat keras membuat Kinan terlonjak kaget.

Mau tak mau Kinan bangkit lalu mengambil kopernya dan berjalan meninggalkan rumah yang berisi kenangan bersama keluarganya.

Saat sampai di depan gerbang Kinan melihat pak Joni— satpam rumahnya, yang menatap dirinya kasihan, Kinan hanya tersenyum.

"Neng Kinan yang sabar ya" tanya pak Joni.

"Gapapa mang" jawab Kinan lirih.

Kinan pun melanjutkan jalannya. Tetapi tiba tiba hujan turun langsung deras Kinan tak peduli Kinan tetap berjalan entah kemana.

KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang