[Finished - Bahasa Baku]
🔞🔞🔞 Terdapat banyak kekerasan, pembunuhan, dan adegan seksual di dalamnya. Di mohon untuk bijak memilih bacaan sesuai umur dan kondisi mental.
Anonymity atau anonimitas adalah keadaan tanpa nama, dimana kondisi ini dimanf...
Tonton teasernya, ya! Di sana ada clue buat pecahin teka-teki di chapter-chapter berikutnya❤
anonymity(n) is the state of remaining unknown to most other people (Oxford Dictionary)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah mobil pick up menerjang derasnya hujan menuju ke sebuah jembatan yang ditutup. Pria berjas hujan hitam itu keluar, menjejak tanah berlumpur dengan sepatu bootsnya dengan begitu yakin.
Langkahnya itu membawa tubuh jangkungnya ke sisi bak. Di atas sana, ia menyibak plastik hitam berukuran besar yang menutup sebuah koper berukuran besar berwarna biru.
Tanpa bercakap apapun, ia menenteng koper besar itu ke bawah jembatan. Arus air yang mulai naik akibat hujan membuatnya sempat terdiam untuk berpikir. Daerah hulu juga diguyur hujan yang lebih deras, besar kemungkinan koper itu akan hanyut hanya dengan ia meletakkannya di tepi sungai.
Ia tersenyum. Bukan kah lebih menyenangkan saat koper itu ditemukan di pantai dan menggegerkan banyak orang?
Dengan yakin, ia meletakkan koper itu di antara tumbuhan yang tumbuh di pinggir sungai. Ia perkirakan 2 jam dari sekarang jika hujan tidak berhenti, air akan menghanyutkan kopernya.
Koper biru itu, dengan rambut yang sedikit mencuat di antara ritsleting, tidak akan membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasi. Setidaknya besok sore, ia memperkirakan —lagi— negara ini akan geger.
Ia kembali masuk ke dalam mobil dengan keadaan basah kuyub. Tanpa perlu repot mengeringkan tubuhnya, ia mengambil ponsel lama di atas dashboard serta alat pengubah suara di tempat duduk penumpang.
Beberapa lama, ia tersambung dengan seorang pria yang membuatnya tersenyum miring. "Semuanya sudah beres. Kau tahu apa yang harus kau lakukan dengan uang-uang tunaimu, 'kan? Aku tunggu di pondok, masukkan kopernya di bak mobil tanpa ada pihak ketiga."
Tanpa menunggu jawaban, ia segera memutus sambungan telepon itu dan menyalakan mesin mobilnya. Namun, belum sempat ia menginjak pedal gas, sebuah panggilan di ponsel pintarnya menahan. Awalnya ia terlihat jengah, namun saat menyadari siapa orang yang memanggilnya membuatnya mengulum senyuman.
"Hm, baiklah. Beri aku 15 menit dan aku akan tiba di sana."
Setelahnya ia memutuskan panggilan keduanya dan menerjang hujan menuju pondok yang ia maksud.
***
Pria berperawakan sempurna dengan otot yang secara pas menghiasi lengan, dada hingga betisnya berjalan di pinggir kolam renang. Tatapan tajamnya menelisik setiap sudut air berpantulan warna biru di hadapannya. Setelah memastikan tidak ada hal yang mengganggu pandangannya, ia mulai melepaskan kaos dan celana panjangnya.
