23. JEBAKAN

839 119 33
                                    

Jaemin —atau Lee Hyunwoo— pulang ke rumah ayah Yeona dengan wajah yang babak belur. Perkelahiannya dengan Jeno di halaman belakang rumah sakit tentu tidak main-main. Yang terpenting di sini Jeno sudah menerima kekalahannya dan bersikap seolah dia lah Lee Hyunwoo.

Pria itu melepaskan jaketnya. Melemparnya asal ke atas ranjang dengan gerakan keras. Tugasnya sekarang ialah mencari keberadaan Yeona yang sudah pasti dibawa kabur oleh Jaehyun.

Well, sejak awal memang ia tidak menyukai Jaehyun. Ia tahu jika pria itu akan menghalangi rencana mulusnya. Seolah sia-sia saja ia berkedok menjadi pengawal selama dua tahun, namun ketika ia gagal saat eksekusi.

Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana belakangnya. Dan di sana lah ia baru menyadari ada benda kecil yang terselip bersama dengan ponselnya.

Ia tidak bodoh, ia tahu itu adalah sebuah alat penyadap. Dan ia pun tahu jika tidak mungkin seorang Jeno yang mudah ditipu itu yang memasangnya. Satu-satunya yang ia curigai ialah Jung Jaehyun.

Suara pesan masuk mengalihkan perhatiannya untuk sementara.

Detektif Lee Jeno
Jung Jaehyun ada di kantor polisi sendirian.

Jaemin tertawa tanpa suara. Kalau begitu, Yeona tidak sedang bersama Jaehyun. Boleh lah ia bermain sedikit dengan seorang Jung Jaehyun.

"Oh, Noona! Kau kembali?" serunya. Seolah-olah Yeona benar-benar datang. Bibirnya menjebik ke bawah. "Kau terlihat pucat, Noona."

Sekilas ia tatap alat penyadap yang terus berkedip itu dengan tatapan kemenangan. Ia lantas menyahut jaket kulit miliknya dari atas ranjang kemudian membantingnya ke lantai. Menciptakan suara orang yang terjatuh pingsan.

"Noona!"

Setelah itu, ia remas alat penyadap tersebut hingga hancur. Lampu indikatornya mati, mengindikasikan bahwa sambungannya sudah terputus. Saat itu lah ia tertawa keras.

"Jung Jaehyun. Kau kira aku bodoh?"













***















"Sialan! Yeona kembali ke rumah ayahnya."

Jaehyun hampir membanting ponselnya di depan Jeno. Dengan sangat jelas, ia bisa mendengar suara seseorang terjatuh. Ia tidak bisa lagi berprasangka baik jika itu menyangkut tentang Lee Hyunwoo atau Na Jaemin.

Jeno yang melihatnya hanya terdiam. Menyimpan ponselnya kembali ke saku celana. Jujur, ia masih merasa dilema saat ini. Mungkin selamanya ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri ketika tidak ada penebusan yang ia lakukan untuk Hyunwoo. Tapi, mungkin akan ada penyesalan lain jika nantinya Yeona benar-benar habis di tangan kembarannya.

Pria yang lebih muda itu menahan tangan Jaehyun yang hampir pergi meninggalkannya. Ia mengeluarkan sebuah hand wraps berwarna hitam dari laci meja dan memasangkannya di pergelangan tangan Jaehyun.

Jaehyun bertanya-tanya dalam hati apa maksud Jeno melilit tangannya dengan hand wraps itu. Termasuk ketika pria di hadapannya itu menyelipkan sebuah pisau kecil di sana.

Jeno menarik turun lengan panjang kaos Jaehyun hingga menutupi hand wraps itu. Tatapannya lurus ke arah sang Anonim. "Siapa tahu kau membutuhkannya," ucapnya lirih.

Dan di detik itu, Jaehyun tidak pernah tahu kepada siapa Jeno berpihak.











ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang