Hari pertama Jaehyun menjadi supir bagi Yeona berjalan sangat lancar. Semuanya bekerja sama dengan baik dan ia mampu beradaptasi dengan cepat. Well, that's one of his strengths.
Dalam hanya satu hari, ia mampu menyimpulkan bahwa Yeona adalah orang yang sangat baik dan berhati lembut. Dari cara dirinya berbicara dengan orang yang sudah dikenalnya pun ia bisa melihat kesantunannya. Pertanyaannya sebenarnya sama dengan pertanyaan di benak Jaemin; setelah menerima banyak sekali teror, apa yang membuat gadis itu selalu baik dan mempercayai semua orang di sekitarnya?
Dan apakah ada orang jahat yang tidak menyukai keberadaan orang sebaik Yeona? Sebenarnya apa yang membuat gadis itu hidup di antara banyak kesialan dan menjadi target pembunuhan?
Jaehyun mengetuk stylus pen miliknya ke atas meja setelah menuliskan sesuatu di tabletnya. Kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai sosok Yeona dan alasan di balik teror itu memenuhi layar tabletnya.
"Siapa yang meminta tolong Pak Kang agar aku menyelamatkan Yeona? Pasti orang itu tahu atau setidaknya mencurigai seseorang, 'kan?" monolognya seraya menerawang ke arah ruang tengah yang gelap.
Ia menegakkan tubuhnya yang tengah duduk di bangku bar, meneguk sisa air dalam gelas yang menemaninya terjaga hingga pukul 3 dini hari. Sebenarnya ia bisa saja pergi menghubungi Kang Tae dan memastikan siapa orang yang memintanya secara langsung untuk membantu menyelamatkan Yeona dari target pembunuh berantai koper biru. Namun, ketahui lah. Sekali ia melangkah keluar dengan membawa identitas baru, maka saat itu lah Kang Tae menghilang. Pria itu hanya akan datang saat semuanya sudah selesai.
Jaehyun, atau sebenarnya adalah Jovène, mengacak rambutnya yang ia biarkan jatuh itu. Yeona tidak mungkin memintanya secara langsung, ia yakin. Jika itu terjadi, tidak mungkin Yeona begitu tenang menanggapi pemberitaan pembunuh koper biru siang tadi.
"Aku butuh tahu siapa client-ku sebenarnya," erangnya lemah kemudian meletakkan kepalanya di atas kedua tangannya yang terlipat di meja.
"Oh, ku kira kau sudah tidur."
Jaehyun berjengit saat suara lembut Yeona di belakangnya mengalun. Suasana yang gelap dan sepi kadang membuatnya cukup was-was. Dan kehadiran gadis bergaun tidur tipis berwarna abu-abu yang dilapisi oleh jubah berwarna hitam yang tiba-tiba itu mengusik mode waspadanya.
Ia menghela napas saat melihat Yeona berjalan santai menuju lemari pendingin untuk mengambil sebotol infuse water. Ia segera membalik tabletnya ketika menyadari Yeona berjalan mendekatinya. Buru-buru, ia memasang senyuman ramahnya, seolah tidak ada yang terjadi padanya. "Ya, aku akan tidur sebentar lagi."
"Apa yang kau lakukan?" Yeona memutuskan untuk duduk di bangku kosong sebelah Jaehyun.
Jaehyun mengangkat tangannya yang masih memegang stylus pen seraya mengendikkan bahu. "Hanya menulis jurnal pribadi?"
Dan mulai lah kebohongan pertamanya.
Ia letakkan benda kecil itu di samping tabletnya yang tengkurap kemudian bergerak mengisi gelasnya lagi dengan air. "Kau sendiri, kenapa selarut ini masih belum tidur?" tanyanya lembut.
Ditanya seperti itu, Yeona hanya tersenyum kecil. Ia menatap penutup botol berwarna merah muda di genggamannya. "Aku mengidap insomnia."
Gerakan Jaehyun yang hendak meneguk air itu terhenti. Entah ia harus merasa beruntung atau khawatir saat menyadari Yeona adalah orang yang sangat terbuka tentang masalah pribadinya. Lantas ia meletakkan kembali gelas tinggi itu ke atas meja, tiba-tiba malas untuk meminum air.
"Saat itu, tepatnya 2 tahun yang lalu, aku mendapatkan teror pertamaku seumur hidup. Ada seseorang misterius datang di malam hari dan membuat rumah ini penuh dengan darah. Aku awalnya tidak tahu darah apa itu, tapi ternyata sehari sebelumnya anjingku mati. Dan, yeah, darah itu adalah darah Kobi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] 🔞🔞🔞 Terdapat banyak kekerasan, pembunuhan, dan adegan seksual di dalamnya. Di mohon untuk bijak memilih bacaan sesuai umur dan kondisi mental. Anonymity atau anonimitas adalah keadaan tanpa nama, dimana kondisi ini dimanf...