2. 1. KEMBALI PULANG

863 107 19
                                    

Pelukan Jovè pada Yeona perlahan mengendur, namun tidak pada Yeona. Gadis itu masih erat memeluk pria jangkung yang akan meninggalkan Korea itu. "Kapan kau akan kembali?"

"Secepatnya, Princess." Jovè menarik tangan Yeona di lehernya agar dirinya bisa menatap lurus ke mata bulat favoritnya. Sesekali ia mencuri pandang ke sekelilingnya. "Kau tidak takut ada seseorang yang mengenalimu? Atau mungkin paparazzi?"

Bibir Yeona mengerucut mendengarkan pertanyaan Jovè. Tangannya terangkat untuk mengusap pipi kasar Jovè yang ditumbuhi rambut-rambut kecil. "Untuk apa takut? Kalau perlu, aku akan katakan pada dunia jika pria ini adalah kekasihku," jawabnya seraya menaikturunkan alisnya.

Melihat itu, Jovè terkekeh. Menyentil ringan hidung bangir Yeona sebelum berujar, "Tidak, biasanya seorang artis tidak suka privasinya diekspos, bukan?

"Yeah, tapi jika kau mau aku bisa membuat dunia tahu jika kau milikku seorang."

Jovè mengangkat alisnya seraya menangguk kecil. Keduanya tertawa kecil kemudian kembali berpelukan hingga pengeras suara memberi pengumuman terakhir.

"I have to go, Baby. Take care. Tetap dalam pantauan Jeno, mengerti?" Pria itu mengecup puncak kepala Yeona sebelum melepaskan pelukan mereka.

"You too. Titip salam untuk ayahmu."

"Pasti."

Setelah itu, ia berjalan mundur menuju tempat pengecekan tiket. Tangan kanannya melambai, sedangkan tangan satunya mendorong troli berisi koper dan tasnya. Ia terheran ketika senyuman Yeona luntur dan tergantikan oleh bibir yang menjebik.

"Jovè!" Yeona berlari menerjang Jovè. Kembali memeluk pria itu erat seolah tidak merelakan kekasihnya pergi.

Tangan Jovè mengusap punggung sempit Yeona seraya terkekeh. Ia menempelkan pipinya pada puncak kepala Yeona. "Astaga, Yeona. Apa lagi yang kau inginkan?"

"I want your name on mine," gumam Yeona pelan. Dengan menyandang nama Frederick, ia yakin tidak akan ada lagi perpisahan seperti ini lagi. Sungguh, ia trauma dengan kata perpisahan.

Sang pria tergelak cukup keras. Tidak sanggup menahan rasa gemasnya pada gadis di pelukannya. Oh, ayo lah. Mereka sudah tidak lagi muda, namun perasaan mereka tidak bisa berbohong. Seolah mereka kembali ke sepuluh tahun yang lalu.

"Tunggu sebentar, okey? Aku akan memberikannya secara gratis untukmu." Jovè melepaskan pelukannya. Memberi isyarat bahwa ia benar-benar harus pergi. Ia mencubit pelan pipi merona Yeona. "You little cutie pie. Aku benar-benar pergi," putusnya kemudian mengusak rambut Yeona.

Gadis itu berjinjit dan memberi kecupan singkat di bibir Jovè. "See you."

Setelah itu, Jovè benar-benar menjauh. Walaupun begitu, senyuman di wajah Jovè tidak luntur. Manisnya bibir Yeona di bibirnya menjadi salah satu alasannya.

Saat mengantri untuk diperiksa, ponselnya berbunyi. Nama Kang Tae muncul di layar ponselnya.

"Dimana kau?"

"Aku masih di Korea. Sebentar lagi akan masuk ke pesawat."

"Okey. Theo akan menjemputmu nanti."

Jovè mengerutkan keningnya. Ia tidak pernah diburu-buru seperti ini. Kenapa Kang Tae selalu memberikan kesan misterius padanya tanpa menjelaskan lebih lanjut? Ia menghela napas panjang kemudian tersenyum.

Alasan lain ia banyak tersenyum malam ini adalah bahwa sebentar lagi ia akan bertemu dengan ayahnya. Ayah yang hampir tidak pernah ia temui selama ia hidup di dunia.

ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang