5. LEDAKAN

1.3K 184 28
                                    

"Noona, awas!"

Jaehyun dan Yeona terlalu lengah saat tiba-tiba Jaemin datang dan menarik Yeona ke dalam rangkulannya. Gadis yang semula memimpin jalan Jaehyun itu terhuyung ke belakang, juga Jaehyun yang secara otomatis ikut mundur agar tidak menabrak Jaemin.

DUAR!

Dan sepersekian detik kemudian, sebuah ledakan besar menghancurkan mobil Yeona.

Pelukan Jaemin kian erat ketika Yeona berteriak histeris. Ia menatap penuh amarah mobil merah yang kini sudah terbakar itu.

Jaehyun? Tentu dia masih berdiri mencerna hal yang baru saja terjadi di depannya. Bukan tentang Jaemin yang tiba-tiba memeluk Yeona, tapi lebih pada bagaimana mobil itu bisa meledak. Juga bagaimana Jaemin bisa dengan tepat waktu menyelamatkan Yeona.

Pria bermarga Na itu melonggarkan pelukannya, menyeka rambut Yeona agar dirinya bisa menatap wajah ketakutan itu dengan jelas. "Are you okay?" desisnya pelan yang padahal dari cara gadis itu bergetar di pelukannya ia sudah menemukan jawabannya.

Perlahan, Yeona mendongak menatap Jaemin. Tatapannya yang tidak stabil itu mengarah pada mobilnya yang terbakar. Ia tidak bisa bayangkan apa yang terjadi jika ia sudah ada di mobil itu.

"What was that?"

"Sebuah bom diletakkan di bawah mobil. Tidak apa, Noona. Kau aman sekarang. Pelaku itu pasti terekam CCTV." Jaemin mengusap kepala belakang Yeona lembut, membawa gadis itu kembali ke dalam pelukan hangatnya.

Bom? Jaehyun hampir kehilangan akalnya. Kecurigaannya pada Jaemin meningkat saat itu juga. "Bagaimana kau bisa di sini dan tahu akan ada bom yang diletakkan di bawah mobil?" Ia menatap tajam ke arah Jaemin.

Yang dilontarkan pertanyaan seperti itu justru mengernyit dalam. Rahangnya menguat. "Sekarang aku tanya. Bagaimana bisa aku sebagai pengawal membiarkannya berada di luar tanpa pengawasanku? Yeona adalah tanggung jawabku, bukan orang lain yang tidak pernah siaga mengawasi lingkungan sekitar."

Kedua mata Jaehyun membulat tak terima. "Apa?"

Berbondong-bondong dari arah kantor, para polisi keluar untuk mengecek dentuman keras itu. Dan ketika TKP mulai ramai, Jaemin menuntun Yeona secara perlahan menuju lokasi mobilnya terparkir. Ia sama sekali tak berbicara lagi pada Jaehyun atau sekedar mengajak Jaehyun pulang dengan mobilnya.

Melihat itu, Jaehyun mengepalkan tangannya kuat. Jaemin sudah ia coret dari daftar dugaan orang yang memintanya tolong menjaga Yeona. Tapi, belum sama sekali ia coret dari daftar dugaan orang yang bersekongkol untuk mencelakai Yeona.

Ia mengambil ponsel dari jaketnya, menekan kontak Kang Tae dengan cepat sebelum menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Kita bertemu di Kafe Point. Aku tunggu 10 menit. Tidak ada alasan untuk menolak."










***










Tampilan televisi sebuah kafe menampilkan siaran berita terkini mengenai pengeboman di kantor polisi. Walaupun ia merupakan orang yang ada di TKP saat kejadian terjadi, nampaknya ia tak mampu mengalihkan atensinya dari sana.

Ia menyesap pelan kopinya lalu terdengar gemerincing lonceng yang menandakan kedatangan pelanggan. Kepalanya mendongak. Menatap datar pria paruh baya dengan topi fendora yang melangkah menuju meja di belakangnya.

Ini sangat di luar ekspektasinya! Biasanya panggilannya akan berakhir sia-sia. Tapi, kali ini dia datang dengan penyamaran penuh?

Kini antara dia dan Kang Tae, pria paruh baya itu, duduk saling membelakangi dengan kedua punggung yang hanya terhalang oleh sandaran kursi. Hal ini dilakukan Kang Tae agar menghindari kecurigaan orang yang —mungkin— mengikutinya.

ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang