21. KEPUTUSAN

804 121 20
                                    

"Ini keputusanmu, Jaehyun. Kau mengorbankan anonimitasmu untuk gadis itu adalah keputusanmu sendiri. Kau tahu apa yang harus kau terima nantinya saat misi ini selesai. Kau hanya bisa melakukan dua hal nanti, pergi atau mati."

Jaehyun mengacak rambutnya yang terasa lepek. Ia tahu persis apa yang akan Kang Tae katakan saat ia menceritakan alasannya membawa Yeona pulang ke vila. Dan ia pun tahu apa konsekuensi yang dimaksud oleh Kang Tae. "I know."

Oh, ayolah. Apa ia tega membiarkan Yeona kembali pulang ke rumah tersangka? Yang ada ia akan menyesal seumur hidupnya.

Kang Tae mendengus kecil. Meraup sisa kopinya hingga tandas kemudian meletakkannya dengan sedikit kasar di tatakan. "Ku lihat-lihat kau benar-benar menyukai Han Yeona. Sudah tidak berminat untuk kembali ke Amerika dan memilih tinggal bersama gadis itu?"

Jaehyun menggeleng. Pilihannya memang sulit, tapi bukan berarti ia tidak bisa memilih. "Bagaimana pun juga aku harus pulang. Aku harus menemui ayahku," ujarnya dengan yakin.

Lagipula setelah misi ini selesai, Yeona akan tetap aman dengan atau tanpanya, 'kan?

"Jadi, kau memilih ayahmu daripada cintamu?"

"Aku ada di dunia ini karena dia. Aku bertemu dengan Yeona dan misi-misi lainnya karena dia. Tidak ada alasan bagiku untuk menolak menemuinya."

"Kau benar. Ayahmu pasti bangga mempunyai anak sepertimu."

Jemari Jaehyun bergerak menyusuri bibir cangkir kopi di hadapannya. Ia tertawa kecil seraya menggeleng. "Lucu, ya? Terkadang ada ayah yang dia bangga pada anaknya. Mengelu-elukannya seolah anaknya adalah harta paling berharganya. Namun, ada pula ayah yang hatinya busuk dan mempunyai niat jahat membunuh darah dagingnya sendiri."

"Membicarakan Yeona atau Lee Hyunwoo?"

Pertanyaan Kang Tae barusan membuat gerakannya mengitari bibir cangkir terhenti. Ia menatap lurus ke arah Kang Tae yang duduk depannya. Kedua matanya menyipit. Pasti bohong jika Kang Tae tidak tahu apapun. Dari awal Kang Tae memberinya tugas, ia tahu pria itu menyimpan suatu informasi besar.

"Kau pasti banyak mengetahui tentang Lee Hyunwoo, 'kan? Kenapa tidak pernah memberitahuku?"

"Pak Hong." Kang tae memberi jeda sebentar baginya untuk menarik napas. "Dia yang memberimu misi ini. Dia juga yang mengetahui siapa Lee Hyunwoo dan latar belakangnya. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun karena ia tahu ini adalah kesempatanmu. Sayang sekali, dia sudah menyerah sebelum kau bisa menangkapnya."

Jaehyun cukup terhenyak dengan penjelasan itu. Jika saja waktu itu ia lebih dekat dengan Pak Hong, mungkin sekarang pelaku teror sudah ditangkap dan pria tua itu tidak akan mati.

Tiba-tiba, kedua mata Jaehyun terbelalak. Ia teringat sesuatu. "Tunggu. Aku membaca buku di kamar Pak Hong kemarin. Semua buktinya pasti ada di sana," pekiknya, cukup antusias memikirkan misi ini akan segera berakhir.

Kang Tae mengangguk. Sekali pun orang sudah mati, barang-barang yang ditinggalkannya akan selalu menjadi saksi kehidupannya. "Temukan itu. Bukti-bukti itu akan membantumu," ujarnya yakin.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia tidak begitu yakin untuk pergi ke rumah ayah Yeona saat ini karena pasti pria itu ada di sana. Tapi, ia tidak juga yakin ada waktu yang cocok untuknya mengambil bukti penting itu.

Mengerti apa yang Jaehyun butuhkan, Kang Tae melemparkan kunci mobilnya ke hadapan Jaehyun. Well, ia masih sedikit marah mengetahui Jaehyun meninggalkan mobil mahalnya di jalan dengan kondisi ban yang bocor.

"Jaehyun?"

Jaehyun mendongak ke lantai atas. Sosok gadis yang tengah mengucek matanya membuatnya urung untuk pergi. Tangannya terulur ke depan, mengisyaratkan agar gadis itu mendekatinya.

ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang