Selamat hari raya idul fitri dan happy holiday💖💖💖
Yeona menatap kosong ke arah halaman belakang rumah yang dipenuhi oleh bunga-bunga. Bunga-bunga dan tanaman lainnya itu khusus ditanam oleh Pak Hong agar dirinya bisa bersantai sejenak di rumah. Pak Hong ingin dirinya sedikit tenang dengan keberadaan bunga-bunga itu. Itu lah alasan bunga-bunga itu ada.
Di ujung taman, ada tembok tinggi yang membatasi mansionnya dengan tanah kosong di sebelahnya. Tanah itu ditanami oleh pohon-pohon tinggi yang membuat tamannya terlihat menyerupai hutan.
"Sepertinya dari pihak agensi akan memberimu libur dari kegiatan untuk sementara."
Suara Pak Hong membuat Yeona menoleh. Pria paruh baya itu menyodorkan satu dari dua gelas teh hangat di tangannya pada Yeona. Lantas, dirinya duduk di bangku tunggal samping Yeona, menyeruput tehnya seraya menatap taman buatannya.
"Agensi tidak mungkin sebaik itu," cibir Yeona usai mengucapkan terima kasih atas teh hangat di tangannya. Ia memutar-mutar badan cangkir agar tangan dinginnya menjadi hangat.
Pria itu terkekeh. Tangannya terulur untuk mengusap kepala Yeona lembut. "Well, aku yang memaksa. Aku takut kegiatanmu di luar akan membuatmu celaka." Ia memberi sedikit jeda untuk menatap mata bulat Yeona. "Bilang aku jika kau butuh sesuatu."
Gadis itu menghela napas kemudian menunduk dalam. "Aku mungkin akan pulang ke rumah Ayah."
Alis Pak Hong terangkat. "Tiba-tiba sekali?" Ia meletakkan cangkir tehnya ke meja di sampingnya kemudian melanjutkan, "Walaupun rasanya aman tinggal di desa, kau tidak bisa pergi sendirian. Ajak Jaehyun bersamamu."
"Tapi, pengawalku adalah Jaemin." Yeona menyahut dengan tawa kecilnya.
Pak Hong menepuk jidatnya kemudian tertawa bersama Yeona. "Kau bisa mengajak Jaemin juga kalau begitu."
Jaemin dan Jaehyun itu bagaikan api dan air yang tidak pernah bisa menyatu. Jaemin begitu kasar, sedangkan Jaehyun sangat lembut dan sopan. Ia tidak bisa bayangkan apa yang terjadi nantinya jika ia mengajak keduanya ke rumah ayahnya. Bisa-bisa rumah ayahnya berubah menjadi ring tinju.
"Omong-omong, mereka sepertinya bermusuhan. Ah, tidak. Sepertinya Jaemin yang terlalu menutup diri. Aku sering melihat Jaehyun kesulitan untuk beradaptasi dengan kerasnya Na Jaemin."
Pak Hong mengangguk menyetujui. "Jaemin sangat peduli padamu. Ia mungkin hanya takut jika Jaehyun mempunyai niat buruk padamu. Apa kau tidak sadar perlakuan Jaemin padamu itu sedikit istimewa dan posesif?" tanyanya pada Yeona. Terkadang ia gemas dengan Yeona yang tidak pernah peka terhadap perlakuan Jaemin selama ini.
Dan, yeah, Yeona hanya mengendikkan bahu menanggapo pertanyaan Pak Hong. "Sepertinya begitu."
"Apa kau tidak berpikir jika Jaemin menyukaimu?"
"Na Jaemin? Aku?" Tangannya mengibas di udara seraya tertawa keras. "Ey! Tidak mungkin. Dia sudah menganggapku sebagai seorang kakak, dia bilang sendiri," elaknya kemudian kembali meminum setengah cangkir tehnya.
"Akhir-akhir ini kau terlihat lebih dekat dengan Jaehyun, itu lah yang membuat Jaemin uring-uringan akhir-akhir ini. Apapun itu, aku yakin Jaemin akan menjagamu dengan baik."
Yeona tersenyum mendengarnya. "Aku beruntung mempunyai kalian."
"Pak Hong— Oh, maaf. Aku kira Pak Hong sendiri tadi."
Baik Yeona maupun Pak Hong menoleh ke arah Jaehyun yang baru saja menginterupsi perbincangan mereka. Awalnya Jaehyun ingin banyak berbicara tentang Yeona dengan Pak Hong. Namun, melihat Yeona juga berada di sana membuatnya urung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] 🔞🔞🔞 Terdapat banyak kekerasan, pembunuhan, dan adegan seksual di dalamnya. Di mohon untuk bijak memilih bacaan sesuai umur dan kondisi mental. Anonymity atau anonimitas adalah keadaan tanpa nama, dimana kondisi ini dimanf...