2. FREAK COUPLE

2.2K 226 34
                                    

Haesoo menghela napas panjang setelah membatalkan janji temunya dengan Yeona. Ada hal yang lebih penting dibandingkan pertemuan dua sahabat.

Misalnya menyuap dokter forensik untuk mengidentifikasi mayat secara diam-diam.

Sebagai detektif yang bekerja dalam tim, ia harus selalu menunggu perintah dari atasan. Dan sebagai orang dengan tingkat penasaran yang tinggi, ia tidak bisa melakukannya. Seperti sore ini, ia dan Jeno menyuap Mark Lee sebagai dokter ahli forensik agar dapat melihat kondisi korban secara langsung.

Oh, dan satu lagi anggota tim mereka, Lee Haechan, yang tengah berjaga di luar. Tugas Haechan kini adalah memastikan tidak ada polisi atau pun detektif lain yang datang dan menangkap basah mereka.

"Haesoo, lihat ini," panggil Jeno yang sedari tadi mengamati tubuh korban yang mulai membusuk.

Haesoo melangkah, mendekati kawan satu timnya itu dan ikut menatap ke mana telunjuk Jeno mengarah. Letak luka-luka yang dibuat oleh pelaku sama persis di setiap korbannya.

"Semua lukanya benar-benar identik dengan korban-korban sebelumnya. Setelah mencekiknya, memperkosa, lalu menusuk jantungnya," lanjut Jeno seraya menegakkan tubuh dan melipat tangannya di depan dada. "Siapa pun dia, pasti bukan manusia."

Mark yang sedari tadi mengamati dari seberang brangkar bergerak gelisah. Matanya terus mengamati jam tangannya. "Sudah, 'kan? Kalian bilang hanya 5 menit."

Pria itu kembali menutup kantung jenasah dan bersiap untuk memasukkannya kembali ke dalam laci penyimpanan. Namun, tangan Haesoo mencegahnya dengan cepat. "Sebentar, Mark."

Mark mendengus, semakin terlihat cemas saat Haesoo kembali mengamati korban dengan seksama. Pasalnya, kariernya sedang dipertaruhkan sekarang. Demi uang makan selama sebulan, ia harus merelakan kecemasannya mendominasi detik ini.

Mata Haesoo memicing, menatap ke arah leher kiri korban yang menampilkan luka titik yang acak. Seperti bekas tusukan benda tajam seperti jarum. "Apa di tubuh korban sebelumnya ada titik-titik seperti ini?" tanyanya lirih pada Jeno di belakangnya.

Jeno ikut mengamati luka itu. Luka yang terlewatkan di setiap penyelidikan karena warnanya yang tersamarkan dengan lebam di sekitarnya. "Seperti luka tusuk? Tapi apa?"

"Ayo lah, kawan. Jika Yuta Hyung tahu aku bisa habis," desis Mark, merasa gemas dengan tingkah dua detektif di depannya itu.

Dan Mark semakin dibuat gemas saat Jeno maupun Haesoo sama sekali tak menggubrisnya. Jeno bahkan lebih mementingkan untuk menerima panggilan masuk di ponselnya dibandingkan menyudahi kegiatan terlarang mereka.

"Keluar sekarang! Yuta Hyung sedang menuju ruang autopsi." Suara panik Haechan

"Haechan bajingan! Bukan kah sudah kubilang untuk menahannya agar tidak masuk kemari?" teriak Jeno lantang dengan kedua mata membulat panik.

Suara itu membuat Haesoo dan Mark menatapnya dengan tatapan yang sama. Oh, tidak! Ini di luar dari rencana mereka.

Belum sempat keterkejutan mereka usai, suara kunci pintu otomatis yang terbuka menambah tegang suasana di sana. Pintu besi yang ditahan dengan meja oleh Mark itu mengeluarkan suara keras ketika dari luar didorong kasar.

Mark buru-buru menutup kantung jenazah dan memasukkannya ke dalam kotak sebelum Yuta berhasil mendorong meja di balik pintu.

"Sembunyi di balik meja itu, cepat!" bisik Jeno, menarik tangan Haesoo ke meja di dekat dinding yang menjadi sudut paling tertutup di ruangan itu.

Gedoran bar-bar itu terdengar memekakkan telinga. Membuat peluh di kening Mark kian deras menuruni wajahnya.

"Mark Lee! Aku tahu kau di dalam bersama Detektif Park dan Detektif Lee!"

ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang