Taksi berpenumpang Jaehyun dan Yeona tiba di vila mewah di Incheon. Keduanya memutuskan untuk segera pergi tanpa memberitahu siapa pun termasuk pihak rumah sakit untuk menghindari penyadapan informasi dari ayah Yeona. Bahkan kini Jaehyun tidak menghubungi Jaemin atau pun detektif demi keselamatan Yeona hari ini. Mungkin besok ia akan memberitahu mereka semua.
"Jaehyun, kau—"
Kang Tae hampir saja memaki Jaehyun. Ini adalah sebuah larangan. Saat Anonim tengah menangani sebuah kasus, maka pria itu tidak boleh kembali ke vila. Hal ini dilakukan untuk menghindari penguntitan.
Namun, melihat sosok Yeona dalam gendongan Jaehyun, Kang Tae menutup erat bibirnya. "Ada apa dengan Han Yeona?"
"Dia akan menginap di sini sementara waktu," ujarnya, melewati Kang Tae begitu saja. Ia kemudian menatap Yeona yang sedari tadi menghindari tatapannya. "Jika nanti aku pergi, jangan pernah hilang dari jangkauan Kang Tae," bisiknya.
"Jaehyun, kau berhutang penjelasan!"
Gadis itu mengernyit. Tidak memedulikan apa yang baru saja Jaehyun katakan padanya. Melainkan tingkah Jaehyun yang tidak acuh pada seseorang yang ia tahu merupakan ayahnya.
"Jaehyun."
"Hm?"
"Apa tidak masalah memanggil ayahmu sendiri dengan nama seperti tadi?"
"Dia bukan ayah kandungku. Maaf sudah membohongimu."
Yeona mengeratkan pelukannya di leher Jaehyun seraya berdecak. Ia menuntut penjelasan lebih lanjut pada pria yang masih membawa tubuhnya menaiki tangga.
Jaehyun menghela napas panjang dan mengalah. "Ayah kandungku ada di Amerika. Di sini aku hanya tinggal dengan Kang Tae dan sudah menganggapnya seperti ayahku sendiri."
Gadis itu terus mengamati Jaehyun dari bawah. Ada banyak rahasia yang disembunyikan oleh Jaehyun, ia yakin itu. Ada alasan mengapa pria itu bersikeras untuk menyelamatkannya apapun yang terjadi. Dan itu membuatnya sedikit curiga tentang latar belakang pria itu sebenarnya.
Jaehyun membuka sebuah pintu kamar bernuansa monokrom. Dengan hati-hati menidurkan sang gadis ke atas ranjang miliknya yang sudah hampir satu bulan tidak ia tempati.
"Ini kamarmu?" Yeona menelanjangi kamar berdekorasi minimalis itu dengan seksama. Sangat terlihat bahwa kamar itu jarang sekali disentuh.
"Iya."
Jaehyun menarik selimut tebal hingga menyisakan kepala Yeona saja. Tak lupa, ia menyesuaikan suhu pendingin ruangan agar tidak terlalu dingin.
"Tidur lah dulu. Pasti kau tidak sempat tidur nyenyak, 'kan?" tanya pria itu seraya menatap arlojinya. Sudah pukul 4 dini hari tanggal 27. Dan itu berarti tersisa empat hari sebelum bulan ini berakhir.
Saat Jaehyun hendak meninggalkan Yeona sendiri, gadis itu menahannya. Tubuh besar Jaehyun kembali jatuh terduduk di tepi ranjang. Dengan tatapan bertanya, ia menatap wajah sendu Yeona.
"Jangan tinggalkan aku lagi."
Pria itu kembali menampilkan lesung pipi manisnya saat tersenyum. Ia mengusap lembut kepala Yeona. "Tidak akan. Aku harus ke bawah untuk membayar hutang penjelasanku pada Kang Tae." Kemudian ia menunduk dan mengecup kilat kening Yeona.
Yeona menatap lamat kedua mata Jaehyun. Terlihat begitu serius dari sebelumnya.
"Apa kau tahu? Semenjak kehadiranmu, aku tahu apa yang membuatku tidak lagi bermimpi buruk."
Alis Jaehyun terangkat. "Apa itu?"
"Kau, Jung Jaehyun. Setiap aku melihatmu sebelum tidur, pasti tidurku sangat nyenyak. Yeah, pengecualian untuk yang di rumah sakit. I was so fucked up," jelasnya dengan suara lirih, hampir berbisik.
![](https://img.wattpad.com/cover/264429516-288-k268374.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] 🔞🔞🔞 Terdapat banyak kekerasan, pembunuhan, dan adegan seksual di dalamnya. Di mohon untuk bijak memilih bacaan sesuai umur dan kondisi mental. Anonymity atau anonimitas adalah keadaan tanpa nama, dimana kondisi ini dimanf...