Karena hari ini hari baik; harinya Lee Taeyong, aku publish part 3 dari chapter tambahan
Happy birthday, Yongie🌹Kinda 🔞 yuk ati2 yang di bawah umur
"Sembilan puluh sembilan. Aku mencintai Jovène karena dia adalah buah cintaku dengan wanitaku. Seratus. Aku mencintai Jovène karena dia Jovène."
Jovène menutup buku harian itu kemudian menaruhnya di sampingnya. Dari posisinya yang tengah tertidur di pangkuan Yeona, ia menatap gadisnya yang dengan sabar menunggunya menyelesaikan buku itu.
Ia bisa melihat wajah lelah Yeona. Gadis itu sama sekali belum istirahat sejak kedatangannya semalam. Dan semalaman pula gadis itu menemaninya terjaga, mulai dari mengunjungi krematorium hingga membaca 100 alasan Brandon mencintai Jovène. Dan kini jam menunjukkan pukul 9 pagi.
"Bagaimana perasaanmu sekarang? Lebih baik?" tanya Yeona, mendahului Jovè yang hendak menanyakan kondisi fisiknya sekarang.
Jovè tersenyum kecil. Menatap gadis itu dalam-dalam dari bawah dan bertanya balik. "Yeona, kau tidak berbohong tentang Ayah, 'kan? Dia orang yang baik seperti yang kau katakan."
"Kau tidak percaya?"
Erangan kecil terdengar dari mulut Jovè. Pria itu menenggelamkan wajahnya di perut rata milik Yeona. Memeluknya erat dan bergumam di sana. "Bukan begitu. Hanya saja aku masih tidak percaya jika ada orang sebaik itu di dunia."
Yeona sedikit merinding merasakan sesuatu yang bergerak menggelitik perutnya. Ia bergerak mengusap rambut panjang Jovè seolah pria itu adalah anak bayinya. "Kau beruntung mempunyai Pak Hong sebagai ayahmu. Ah, maksudku Pak Frederick."
"Dia juga ayahmu. Dia sudah menganggapmu anaknya sendiri," ujarnya masih tertahan pada perut Yeona.
"Ya, dan aku merasa terhormat." Yeona terkekeh kecil. "Kau tahu? Di posisi seperti ini aku teringat saat pertama kali kau menemaniku tidur. Aku juga tidur di pangkuanmu seperti ini," sambungnya, masih senantiasa mengusap kepala milik Jovè.
Sungguh, jika kalian bertemu dengan Jovè, kalian akan berpikir jika dia adalah seseorang yang sangat dewasa. Tapi, percaya lah. Hanya oleh Yeona sifat kekanakan Jovè itu muncul.
Dan itu menggemaskan.
Contohnya pada saat ini. Saat Jovè menjauhkan wajahnya dari perut Yeona kemudian menatap gadisnya dengan mata yang mengerjap. "Apa kau masih bermimpi buruk?"
Suaranya boleh berat. Tapi tingkah dan ekspresinya tidak berbeda dengan anak usia 5 tahun.
"Tidak. Aku bermimpi—" Yeona memberi jeda. Beberapa hari yang lalu ia mendapatkan mimpi bahwa ia dan Jovè menggeler upacara pernikahan. Dan itu sungguh memalukan jika ia mengatakannya pada Jovè sekarang. Ia buru-buru mengibaskan tangannya di depan wajah. "Ah, lupakan saja."
"Hm? Mencurigakan?" Jovè menyeringai kemudian bangkit dari posisinya. Ia mengurung gadis itu. Tangan jahilnya menggelitik pinggang Yeona hingga gadis itu merosot dan terbaring di ranjang dengan Jovè yang mengungkungnya. "Mimpi apa?"
"Hentikan, Jovè. Geli," erangnya di tengah tawanya. Ia menggelinjang dan berusaha membebaskan dirinya dari gelitikan Jovè.
"Cepat katakan kau bermimpi apa?" tuntut Jovè. Kepalanya kini mengecupi leher sensitif Yeona yang membuat gadis itu tertawa semakin keras.
"Okey, okey. Tapi, hentikan dulu."
Dengan segera Jovè menghentikan gelitiknya. Beralih mengungkung Yeona dengan kedua tangan yang bertumpu di sisi wajah Yeona.
![](https://img.wattpad.com/cover/264429516-288-k268374.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔
Fanfic[Finished - Bahasa Baku] 🔞🔞🔞 Terdapat banyak kekerasan, pembunuhan, dan adegan seksual di dalamnya. Di mohon untuk bijak memilih bacaan sesuai umur dan kondisi mental. Anonymity atau anonimitas adalah keadaan tanpa nama, dimana kondisi ini dimanf...