18. MENGINAP

1.3K 121 27
                                    

"Ini kamar yang biasa dipakai Pak Hong sebelum kami pindah ke mansion."

Yeona mempersilakan Jaehyun masuk ke sebuah kamar minimalis berdominan warna cokelat kayu. Ia menoleh ke belakang, memastikan jika Jaehyun menerima kondisi kamar yang akan ia tempati malam ini.

Namun, ia salah. Ia justru memerah saat mendapati Jaehyun ternyata terus memperhatikannya alih-alih melihat kondisi kamarnya. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya. "Selamat istirahat."

"Yeona."

Tangan hangat Jaehyun yang menahan pergelangan tangannya membuatnya menoleh. Ia hanya pasrah saat tubuhnya yang jauh lebih mungil itu ditarik mendekat. "Ya?" cicitnya saat keduanya sudah berhadapan.

Kedua mata Jaehyun bergerak ringan, mencermati pahatan sempurna gadis di hadapannya. Tanpa sadar, kedua sudut bibirnya terangkat dan pipinya membentuk lekukan lesung. "Aku senang bisa melihatmu hari ini."

"Berhenti menggodaku seperti itu."

Pria itu tergelak melihat wajah itu kian merona. "Menggoda apanya? Aku berkata jujur."

Bibir Yeona menjebik. Ia memukul dada Jaehyun kuat. Jahat sekali, ia bahkan mati-matian menahan untuk tidak bertindak berlebihan saat Jaehyun begitu tenang.

"Boleh aku memelukmu?"

Yeona menggigit bibir bawahnya. Takut-takut menatap Jaehyun yang masih memasang wajah menggoda. "Untuk apa?"

"Agar kau tahu seberapa besar aku mengkhawatirkanmu hari ini."

Jaehyun masih menahan diri. Hanya akan memeluk jika diizinkan meskipun ia sangat ingin membawa tubuh mungil itu ke dalam rangkulannya sepanjang malam.

Saat Yeona mengangguk, pria itu merentangkan tangannya. Membiarkan gadis itu memeluk tubuhnya yang jauh lebih besar. Walaupun selisih tubuh mereka cukup jauh, rasanya pelukan itu sangat pas untuk mereka. Jaehyun bahkan bersedia berpelukan dengan Yeona sepanjang hidupnya.

Gadis itu menenggelamkan dalam dada bidang Jaehyun. Mendengarkan degub jantung yang sama cepatnya dengan miliknya. Ia mengangkat dagunya, tersenyum kecil saat Jaehyun ikut menunduk hingga keduanya bertatapan.

"Sekarang bisa merasakannya?" tanya Yeona.

"Merasakan apa?"

"Bahwa aku menyesal telah membuatmu khawatir."

Jaehyun dibuat gemas dengan nada bicara Yeona saat ini. Ia terkekeh kemudian mengeratkan pelukannya. "Kalau begitu jangan membuatku khawatir lagi. Okay?" bisiknya di depan telinga Yeona.

Yeona menggelinjang kecil merasakan napas berat Jaehyun di telinganya. "Iya, iya," jawabnya kemudian mengusak wajahnya ke dada keras Jaehyun.

Jaehyun menghela napas panjang kemudian melonggarkan pelukannya. Bahaya jika Yeona terus menggoda tubuh bagian depannya seperti ini. Bisa-bisa ia menarik Yeona ke ranjang saat ini juga.

Pria itu mengangkat jemarinya, meluncurkannya ke helaian rambut Yeona yang terasa lembut. Diselipkannya rambut itu ke belakang telinga hingga ia bisa melihat wajah cantik itu lebih jelas.

"Tidak ingin tidur di sini saja?" goda Jaehyun dengan alis yang naik turun.

"Huh?"

"Agar tidak membuatku khawatir."

Yeona membulatkan matanya. Ia mundur beberapa langkah kemudian berdecih. "Astaga, demi apapun, Jaehyun. Kita ada di satu rumah. Apa yang kau khawatirkan?"

"Semuanya," gumam Jaehyun cukup serius. Namun kemudian, pria itu menyeringai usil. "Kalau begitu berjanji padaku. Malam ini jangan ada mimpi buruk. Tidur yang nyenyak hingga besok pagi."

ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang