Jaehyun akhirnya tiba di rumah yang ditunjukkan pada peta setelah bertaruh nyawa di jalan selama 2 jam. Rumah itu merupakan rumah terbesar di antara rumah-rumah lainnya. Ia yakin, siapa pun pemiliknya merupakan orang yang kaya.
Ia memarkirkan mobil itu di samping taman ketika jam tangannya menunjukkan pukul 6 sore. Berlari menuju teras kemudian memencet bel dengan cukup bar-bar. Di lihat dari suasana rumah yang bersih, ia yakin itu bukan merupakan tempat penyekapan. Itu adalah rumah biasa.
Seorang wanita berusia sekitar 40-an membuka pintu dengan cukup terburu-buru. Alisnya naik melihat wajah panik Jaehyun di hadapannya. "Iya, mencari siapa?"
"Na Jaemin."
"Baik akan saya panggilkan. Kalau boleh tahu dengan siapa?"
Jaehyun terdiam sesaat. Memikirkan skenario dadakan yang membuatnya tersenyum miring. "Lee Hyunwoo," dustanya.
Ia berharap besar Jaemin akan keluar dengan wajah penuh tanya. Dan dengan itu, maka semuanya jelas, Jaemin lah Lee Hyunwoo itu.
Namun, harapannya pupus saat melihat wajah datar Jaemin. Terlihat kelewat bingung tanpa ada indikasi ketakutan sedikit pun saat mendengar nama Hyunwoo. "Hyung?" Ia menoleh ke sana ke mari, mencari keberadaan orang yang bernama Lee Hyunwoo.
Tanpa kesabaran, Jaehyun menarik kerah Jaemin. "Dimana Yeona?"
"Tunggu sebentar. Kau datang-datang dengan nama asing seperti ini kemudian menodongku. Apa maumu?"
Jaehyun berdecih. "Nama asing, huh? Ku pikir itu tidak asing bagimu."
Dengan kasar, Jaehyun mengangkat tangan Jaemin ke atas. Memperlihatkan kuku jemarinya yang—
—rata dan rapi.
Pria di hadapan Jaemin itu terpaku. Ia tidak berbohong tentang Na Jaemin dan kebiasaan buruknya merusak kuku. Namun, kali ini Jaemin seolah menepis semua harapannya saat melihat kuku yang benar-benar bersih.
Jaemin menarik kasar tangannya kemudian mendorong Jaehyun yang bertingkah aneh itu. Ia menepuk kerah kemejanya yang sedikit kusut itu kemudian menoleh ke dalam rumah. "Noona, ada yang mencarimu!"
Sementara itu, Jaehyun masih terpaku. Ia begitu yakin ada yang salah di sini. Ia yakin jika dengan kuku setajam dan setidak rata itu akan mampu merobek sarung tangan lateks dan melukai kulit.
Tapi, ia menemui kebuntuan. Jaemin terlihat bersih dari segala tuduhan di kepalanya. Dan itu membuatnya kesal setengah mati.
"Siapa— oh, Jaehyun? Bagaimana bisa kau tahu dimana aku?"
Ia mengangkat wajahnya. Melihat bahwa Yeona terlihat sangat baik-baik saja. Kondisi itu membuat Jaehyun lega dan lemas dalam satu waktu yang bersamaan.
"Aku khawatir."
Yeona menggaruk tengkuknya seraya meringis kecil. "Ini rumah ayahku. Dia baru saja jatuh sakit semalam. Maaf aku tidak menghubungimu terlebih dahulu," ucapnya tulus yang hanya dibalas dengan bola mata yang berputar jengah oleh Jaemin.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil lain memasuki pelataran rumah mewah itu. Mobil itu berhenti di belakang mobil Jaehyun. Serta merta mengeluarkan empat detektif dari dalamnya yang langsung berlari menyusul Jaehyun.
"Kau memanggil para detektif juga untuk mencariku?" cicit Yeona dengan kedua alis menukik ke atas. Sekhawatir itu kah Jaehyun padanya?
Keempat detektif itu menatap Jaemin dengan tatapan yang serupa. Membuat sang pengawal itu mengernyit tak suka.
"Jae." Yuta menepuk pelan pundak Jaehyun. Mereka tidak memiliki surat penangkapan saat ini. Namun, ia bisa langsung memintanya pada polisi yang bertugas di kantor jika dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] 🔞🔞🔞 Terdapat banyak kekerasan, pembunuhan, dan adegan seksual di dalamnya. Di mohon untuk bijak memilih bacaan sesuai umur dan kondisi mental. Anonymity atau anonimitas adalah keadaan tanpa nama, dimana kondisi ini dimanf...