2. 8. JERITAN

729 83 2
                                    

Jovè tidak main-main tentang penyelidikan Orange Clip. Ia tahu jika Orange Clip ada sangkut pautnya dengan keluarga Jung. Ia bahkan dengan sengaja mendengarkan kesaksiannya dari Jaerin, kakak dari pemilik Orange Clip.

Di sebuah ruang VIP bar, ia mengumpulkan Theo dan Jaerin. Menanyakan banyak hal tentang Orange Clip yang beruntungnya dijawab secara lengkap oleh Jaerin.

"Itu perusahaan yang dikelola oleh adikku di Korea. Orange Clip merupakan brand fashion yang cukup elit di sana, yang aku tahu." Jaerin mengendikkan bahu.

Jovè menghisap rokoknya. Masih menatap Jaerin dengan tajam seolah mengintetogasinya. "Apa kau pernah melihat cara kerjanya secara langsung?" tanyanya lagi. Ia tidak peduli dengan Theo yang mulai tidak nyaman dengan caranya menatap Jaerin.

"Nope. Aku sama sekali belum ke Seoul sejak 10 tahun yang lalu."

Jovè mengeluarkan sebuah map berisi berkas yang Jeno kirimkan kemarin. Ia menjejerkan kertas-kertas itu di atas meja agar Jaerin dan Theo bisa melihatnya.

"Dari data yang ku kumpulkan dari detektif yang membantuku, perusahaan ini berjalan sangat kotor. Penggelapan dana, penyuapan, hingga tragedi pembunuhan terjadi di balik pembangunan perusahaan ini," ujarnya enteng seraya menghisap rokoknya lagi.

Jaerin menatap kertas itu satu persatu. Mulai dari biodata Sungchan hingga riwayat rekening perusahaan. Ia tertawa kecut, menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. "Aku tidak terkejut. Semua itu pasti kehendak Ayah."

Mendengar jawaban itu, Jovè tergelak cukup keras. "Kau sama sekali tidak berada di pihak ayahmu, ya? Bagus lah, aku bertemu orang yang tepat."

"Berada di pihak Ayah sama saja menyetujui pernikahan bodoh itu denganmu. Aku tidak sudi."

Jovè menjentikkan jarinya di depan wajah. Menatap Jaerin dan Theo bergantian dan berujar, "Bagus. Aku suka itu."

"Kenapa kau sangat ingin tahu Orange Clip, Jovè?" Kini giliran Theo yang bersuara. Pria itu terlihat was-was dengan apa yang direncanakan oleh Jovè nantinya. Karena bisa saja Jaerin akan celaka.

Jovè menuangkan bir ke gelas miliknya kemudian menenggaknya langsung. Ia berdecak kecil ketika rasa panas dan pahit mengalir di kerongkongannya.

"Yeona menerima tawaran untuk menjadi duta mereka. Cukup aneh jika ada sebuah brand fashion besar yang merekrut artis yang sudah lama vakum. Tentu perlu waktu bagi Yeona untuk memulihkan kariernya sebelum ia menerima tawaran sebesar itu," ujarnya seraya meletakkan gelas mungilnya di atas meja.

"Itu bisa saja terjadi mengingat Yeona adalah salah satu artis besar. Tapi, syukur lah kecurigaanmu itu benar. Mungkin Yeona akan dijadikan umpan untuk menangkapmu."

"Itu tidak akan terjadi." Jovè mengeraskan rahangnya. Sekali lagi menatap Jaerin dengan tatapan yang sama. "Jadi, kau ada di sisi siapa, Jaerin?"

"I'm not a 100% good girl, tapi aku tidak pernah membenarkan hal yang Ayah lakukan. Hal yang sama dilakukan oleh Elizabeth Kendall yang meskipun sangat mencintai Ted Bundy, ketika ia merasa bahwa kekasihnya itu melakukan tindakan keji, ia tetap melaporkannya pada kepolisian."

Jovè mendengus kemudian tertawa mendengar alasan Jaerin. "But you are not Elizabeth Kendall. Kau masih dalam naungan marga Jung. Kau bahkan tidak memprotes kehidupan mewahmu—"

Jaerin menggebrak meja dengan sangat kuat hingga bir di gelasnya memercik keluar. Ia balik menatap Jovè dengan sangat tajam, seolah tidak terima kehidupannya ditertawakan. "Aku akan melakukannya jika aku bisa. Kau tidak pernah tahu jika 10 tahun terakhir ini aku sudah kabur sebanyak dua belas kali dan itu semua gagal."

ANONYMITY - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang