DOOORRR!!!
Jungkook meringis saat merasakan lengan kirinya seperti teriris. Pemuda itu menatap Mirae dengan sendu. Ia tidak pernah mengira jika tanpa ragu istrinya itu akan menembaknya. Semudah itu kah Mirae berubah dan melupakan saat-saat manis yang pernah mereka lewati Bersama?
Jungkook lupa. Karena pada kenyataannya Mirae tidak pernah mencintainya. Gadis itu tidak pernah mengatakannya."Semudah itu kau melakukannya?"ucap pemuda itu pilu.
Jungkook merunduk, pemuda itu tersenyum getir saat menatap kepantulan dirinya yang tampak goyah di bawah lantai marmer."Apa kau memang benar-benar bisa menggunakan pistol itu? Atau kau memang hanya ingin bermain-main saja denganku?"tanya Jungkook mengintimidasi.
"Kenapa? Kenapa kau hanya menembak lenganku saja? Dan bukan kepala atau dadaku?"terselip nada kecewa didalam ucapan Jungkook. Pria itu kemudian menekan lukanya. Ia mengambil sebuah benda kecil yang berhasil bersarang disana. Kini, Jungkook merobek ujung kemeja biru dongkernya. Pemuda itu kemudian membalutkan kain itu ke lengan kirinya. Sesekali pria itu akan mengaduh kesakitan saat ia terlalu kuat menekan luka tembaknya.
Mirae tidak luput memperhatikan itu semua. Tubuhnya ikut beraksi, gengaman pistol dikedua tangannya seketika bergetar, kedua tangannya terasa panas dan dingin. Rasanya ada siksaan tersendiri didalam hatinya saat melihat Jungkook tampak goyah.
"Kenapa kau tidak langsung membunuhku saja?Huh?"ujar Jungkook dengan sebuah sarkastik didalamnya. Kali ini, nada bicaranya sedikit meninggi.
Jungkook kemudian berjalan mendekati Mirae. Kedua matanya memerah dan menyiratkan banyak kekecewaan dan luka disana.
"Karena aku ingin melihatmu menderita terlebih dahulu,"ucap Mirae tiba-tiba saat berjalan mendekatinya.
Jungkook terpaku saat Mirae mengatakan kata itu kepadanya. Mirae tidak lagi menghindar saat Jungkook semakin mengikis jarak mereka. Hanya beberapa langkah saja Jungkook mampu menjangkau raganya.
Jungkook tampak menghela nafas panjang saat ia merasakan begitu sesak didadanya. Sekuat mungkin ia menekan egonya agar ia tidak meluapkan emosinya. Karena ia sadar Mirae saat ini sedang marah, Ia pun tidak boleh marah. Atau, sesuatu yang buruk akan terjadi didalam hubungan mereka jika salah satu diantara mereka tidak ada yang mau mengalah.
Jungkook sadar, Mirae telah kehilangan arah dengan melampiaskan kemarahannya kepadanya."Kenapa? Kenapa kau begitu membenciku? Katakan alasanmu? Apa karena aku Eros seseorang yang kau anggap sebagai musuh dimasalalu? Atau apa karena aku Jungkook suamimu yang telah membohongimu, sehingga kau merasa begitu tersakiti karena ketidakjujuranku?"Jungkook berkata pelan. Ia masih berharap jika jawaban dari Mirae kali ini dapat memberikan sedikit harapan kepadanya jika gadis itu masih menginginkannya untuk berada disisinya.
Mirae menggeleng. Gadis itu menatap Jungkook menantang. Seolah kedua matanya ikut menegaskan jika apa yang akan ia katakan setelah ini adalah kebenaran."Didalam prinsip hidupku. Sekali aku membenci seseorang aku tidak akan pernah mengubah perasaan kebencian itu menjadi perasaan belas kasihan maupun sebagainya. Apalagi Cinta,"ujarnya.
Mirae ikut mendekati Jungkook hingga jarak diantara mereka tidak lagi terukur. Mirae mendongkrak untuk menatap raga Jungkook yang lebih tinggi darinya. Ia meneliti setiap garis wajah Jungkook yang selama ini selalu menemani tidurnya. Pria itu bahkan rela terjaga demi Mirae terlelap lebih dulu didalam tidurnya.
"Jangan karena kau telah memberikan segalanya kepadaku maka aku dengan mudah akan memberikan hatiku kepadamu. Kau salah! Sangat salah,"kedua sudut bibir Mirae bergetar saat mengatakan itu semua. Rasanya ia masih begitu berat untuk mengatakan hal yang begitu menyakitkan kepada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT]
FanfictionKisah cinta antara dua gangster yang berkorban dalam memerangi kaum terorisme. Kim Mirae Ia menjelma menjadi seorang cinderella untuk menjalani hukuman dari ayahnya. Gadis itu menyimpan banyak misteri dibalik kecantikannya. Baik atau burukkah diriny...