38.Tears

1.4K 188 47
                                    

Gelap, pengap dan berdebu ditempat yang kini Jungkook lewati. Disebuah lorong, dibawah jembatan saluran air yang membawanya menuju kesebuah bangunan tempat penyimpanan barang.

Jungkook datang seorang diri setelah mendapatkan telvon dari Tuan Kim yang menyuruhnya untuk segera datang menemuinya tepat disaat pukul jam tiga dini hari tadi disebuah wilayah, dibagian selatan dermaga kota Dubai.

Tungkai Jungkook berhenti disebuah ruangan bawah tanah yang memiliki dataran sedikit luas didalamnya. Kedua manik mata Jungkook langsung berpusat kepada seorang pria paruh baya yang tengah terduduk di sebuah kursi roda dengan disinari oleh cahaya rembulan melalui celah ventilasi dibelakangnya.

Pria paruh baya itu datang tidak seorang diri. Pria itu membawa beberapa anak buahnya yang tengah berjejer rapi disamping kanan dan kirinya."Aku tidak mengira jika kau akan menemuiku seorang diri,"tuas pria itu.

Jungkook tidak segera menyahuti. Pria itu sibuk mengamati orang-orang yang tengah bersama mertuanya.

"Apa kau tidak khawatir jika mungkin saja aku bisa membunuhmu?"

Jungkook kembali menatap mertuanya. Pemuda itu sudah menduga jika pria paruh baya itu memanglah tidak menyukainya. Namun, bukan berarti ia harus takut jika mungkin saja ayah mertuanya itu akan bertindak membunuhnya."Anda tidak akan mungkin melakukannya?"sahut Jungkook pada akhirnya.

"Kenapa kau bisa seyakin itu?"

"Karena aku adalah suami dari putri anda,"ujar Jungkook mengultimatum.

Tuan Kim tertawa hingga airmatanya keluar dari pelupuk matanya. Pria paruh baya itu kemudian mengusapnya. Dan kemudian berkata."Kau memang benar-benar mirip dengan ibumu,"ucap pria itu.

Jungkook mengeryit bingung."Anda mengenalnya?"

Tuan Kim membalasnya dengan sebuah anggukan. Pria itu tersenyum menatap Jungkook. Namun, matanya menyiratkan makna lain yang Jungkook sendiri tidak mengerti.

Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban apapun dari Tuan Kim. Jungkook memberanikan diri untuk berjalan mendekati pria itu. Hanya tiga langkah saja ia mampu menjangkau raga mertuanya.

"Dia mantan kekasihku dulu. Selena, dia cinta pertamaku,"ucap tuan Kim.

Kedua bola mata Jungkook membulat. Ia terkejut sekaligus tidak percaya menatap mertuanya. Sedangkan tuan Kim tertawa menikmati bagaimana wajah terkejut dari Jungkook.

Tuan Kim kemudian menumpu dagunya dengan kedua punggung tangannya dan ia mengamati bagaimana sesosok pria didepannya kini mampu menggoyahkan hati putrinya."Jadi kau, laki-laki yang berhasil membuat putriku menentangku?"kata pria itu mengintrupsinya.

Jungkook kembali buyar. Pemuda itu mengeryit tidak mengerti."Apa maksud anda?"

Lagi-lagi Tuan Kim tidak segera menjawabnya. Pria itu tampak menimbang-nimbang ucapan selanjutnya dengan mengetuk-ketukkan jemari tangannya pada bahu kursi rodanya.

Jungkook tidak sabar. Ia kian penasaran jika menyangkut tentang Mirae."Apa maksud anda tuan?"tanyanya lagi menuntut jawaban.

"Selain kau pria kasar. Kau juga pria yang tidak sabaran,"celetuk tuan Kim hingga membuat Jungkook bungkam."Bagaimana bisa putriku menyukai pria sepertimu. Awalnya, aku hanya ingin kalian menikah karena asetmu sangat menguntungkan untuk perusahaan yang akan aku berikan kepada Mirae nantinya. Tapi, tidak aku sangka ayahmu lebih licik daripada dugaanku. Dia mengkhianatiku dan menggelapkan beberapa saham yang sudah ia janjikan kepadaku. Dia menipuku,"ujar tuan Kim.

Entah kebenaran mana yang membuat Jungkook tidak mampu menyuarakan suaranya kepada mertuanya. Ada gelenyar aneh saat ayah mertuanya mengatakan jika Mirae menyukainya. Mungkinkah itu suatu kebenaran?

Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang