17. Jealous

2.7K 229 22
                                    

"Lepaskan! Brengsek!"

Jungkook menarik paksa tangan Mirae untuk masuk kedalam sebuah kamar. Selain bar pribadi milik 7Angels sering dijadikan untuk tempat berfoya-foya dan berpesta. Sepertinya bar itu juga sering dijadikan sebagai tempat untuk beristirahat mereka. Atau mungkin hal lainnya?

Mirae juga tidak heran jika di dalam bar itu ada kamarnya. Tapi, permasalahannya adalah bagaimana seorang Jeon Jungkook dengan berani menyeretnya masuk kedalam kamar dan mengunci kamar itu dengan kasar.

Jungkook berkacak pinggang. Rahangnya mengeras dan tatapanya begitu dingin menatap kedua bola mata bening Mirae yang kini ia sudutkan di balik pintu bercat hitam. Suasana didalam kamar itu terasa mencekam. Kala lampu temaram yang sedikit remang-remang.

"Aku tidak tau apa saja yang ada didalam otak kecilmu itu Noona. Tapi, bagaimana bisa kau ingin mengencani mereka semua?"Jungkook tersenyum kecut dan membuang muka."Rencana pernikahan kita akan segera diumumkan sebentar lagi. Apa kau tidak takut terlibat rumor dan skandal di luarsana? Mengingat berita tentangmu sedang hangat diperbincangkan,"ujar pemuda itu menegaskan.

Jungkook kesal setengah mati. Ia tidak habis pikir dengan keputusan Mirae yang ingin mengencani semua 7Angels kecuali dirinya. Jungkook tau mereka semua hanya sebatas teman dan tidak lebih untuk bermain-main saja.

Namun tetap saja, berkencan adalah suatu permasalahan yang tidak bisa ia diami. Jungkook memang egois. Tapi ia berhak marah karena Mirae memberikan harapan kepadanya karena memilihnya sebagai calon suami. Tentu jungkook senang. Namun bagaimana saat melihat calon pengantinmu tengah berkencan dengan pria-pria lain? Sakit? Kecewa? dan marah? Jungkook tidak bisa melihat itu semua.

Mirae berdesis dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Kenapa? Kau khawatir? Atau kau cemburu?"tanya Mirae menantang. Gadis itu tidak kalah galak darinya.

Jungkook tertawa seperti orang bodoh. Lantaran merasa disepelekan. Mirae jelas tau jawabannya tanpa perlu bertanya. Jungkook menggaruk keningnya yang tidakk gatal dengan tangan kirinya.

Jungkook cemburu dan tersiksa. Ia seperti dipermainkan.

Karena itu dengan tegas Jungkook membenturkan kedua telapak tangannya ke pintu. Pemuda itu mengunci tubuh kecil Mirae kedalam kuasanya.

Mirae tersentak saat suara keras benturan tangan Jungkook memekik rungunya. Tubuhnya otomatis ikut mundur membentur pintu. Seperti dejavu di malam pesta topeng itu. Mirae begitu kecil berhadapan dengan Jungkook. Hingga jarak pandangnya kedepan hanya berpusat dengan leher dan bahu lebar Jungkook.

Lagi-lagi penciumannya begitu sensitif dengan aroma khas maskulin dari Jungkook. Sejak malam pesta topeng saat ia bertemu dengan Jungkook. Entah kenapa semerbak wanginya sangat mengganggu fokusnya.

"Seharusnya kau tau dan paham. Bagaimana perasaanku. Jelas aku cemburu dan marah saat ini. Tapi, kau bahkan tidak memikirkan perasaanku. Kau malah ingin mengencani teman-temanku,"ucap Jungkook melirih. Pemuda itu menatap Mirae dengan sorot mata tajam bak kobaran api.

Mirae tau jika Jungkook menyukainya. Mengingat bagaimana dari dulu Jungkook selalu mengejarnya. Tapi, entah kenapa rasanya ia ingin melakukan itu semua. Mencoba bermain-main dengan perasaannya. Gadis itu hanya penasaran sejauh mana perasaan Jungkook kepadanya.

Meski ada beberapa nasihat yang mengatakan. 'Jangan pernah bermain-main dengan sebuah perasaan atau perasaan itu sendiri yang akan mempermainkanmu'.

"Hahahaha, haruskah aku tertawa,"ucap Mirae dengan tertawa pura-pura. Gadis itu mendongkrak untuk menatap wajah Jungkook yang lebih tinggi darinya."Kau terlalu berlebihan tuan Jeon,"ucapnya lagi. Gadis itu kini berjinjit untuk mendekati rungu Jungkook."Kenapa kau cemburu dengan teman-temanmu? Bukankah kau yang telah berhasil mendapatkanku? Kita hanya berkencan tidak lebih hingga sampai ke sebuah pernikahan,"katanya impulsive.

Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang