Mirae masuk kedalam kamar hotelnya. Rongga dadanya berdentum hebat. Ia tak mengira Taehyung akan mengetahui perasaan yang seharusnya Mirae simpan untuk dirinya sendiri.
Kini gadis itu bersandar dari balik pintu kayu. Ia meremat kuat dadanya. Berharap rasa tidak nyaman dari kegugupannya ini menghilang. Ia terlalu takut jika Jungkook mengetahui apa yang kini tengah ia rasakan. Ia tidak ingin Jungkook kecewa nantinya. Jika Mirae bukanlah orang yang pantas untuk ia cintai.
Sesaat ia menyadari jika seseorang tengah membuka pintu. Ia tau jika itu pastilah Jungkook. Dan cengan cepat pula Mirae menetralkan kembali kegugupannya. Ia berjalan cepat menuju kamarnya. Dan berusaha untuk menghindari Jungkook. Namun,
"Mirae,"panggil Jungkook saat dilihatnya Mirae akan masuk kedalam kamarnya.
Mirae kalah cepat. Ia masih terpaku didepan pintu kamar saat Jungkook memanggilnya dan kini berjalan mendekatinya.
"Kenapa kau menghindariku?"tanyanya melembut. Berbeda dengan beberapa menit yang lalu saat pemuda itu berkata kasar dan membentak dirinya. Sepertinya Mirae harus menyiapkan diri dengan perubahan sikap Jungkook yang sering berubah-ubah.
Mirae masih diam. Berharap sebuah jawaban muncul dari dalam otaknya. Ia tidak punya alasan lain untuk menghindari Jungkook. Dan ia juga tidak mungkin menjawab karena ia gugup saat ini karena Jungkook tiba-tiba datang menemuinya diwaktu yang tidak tepat. Dimana rasa yang ingin sekali Mirae singkirkan kini hadir kembali ketika ada Jungkook. Mirae menjadi sadar jika rasa itu tidak akan mudah menghilang begitu saja saat Jungkook masih bersamanya.
"Aku ingin mengambil sesuatu,"ucap Mirae dusta tanpa ingin membalikkan tubuhnya untuk menatap Jungkook yang kini tengah berdiri tepat dibelakangnya.
Jungkook mencebik. Ia tau Mirae memang terlihat kaku sebagai seorang gadis. Namun ia bisa melihat dari cara gadis itu berbicara. Bahasa tubuh gadis itu tidak mampu membohonginya, jika kali ini Mirae tengah menyembunyikan sesuatu yang Jungkook sendiri tidak mengerti.
"Kau benar-benar seorang pembohong yang buruk,"ujar Jungkook.
Mirae merasa tercubit. Ia memang seorang pembohong yang buruk. Dan entah kenapa Jungkook selalu bisa membaca apa yang tengah Mirae sembunyikan.
"Kenapa kau menghindariku? Kenapa kau mengabaikan panggilan telvonku?"tanya Jungkook menuntut jawaban.
Dan kini, sekeras mungkin Mirae membuang rasa gugupnya untuk memberanikan diri menatap Jungkook.
Mata mereka saling bertemu. Mirae terkunci oleh tatapan Jungkook yang Mirae yakini tatapan penuh dambaan kepadanya. Namun terlihat lebih meredup dari biasanya. Terdapat dua kantung mata hitam dibawah kedua bolamatanya. Jungkook terlihat sangat lelah dan kurang sehat. Banyak peluh tengah mengalir deras melewati kening maupun jakunnya. Rambutnya terlihat panjang dan basah lepek tidak terurus. Sedangkan harum tubuhnya menguar begitu tajam menusuk penciuman Mirae.
"Jeon,"Jungkook kembali menyela dengan mengangkat satu telapak tangannya. Sepertinya, selain Jungkook suka sekali merayunya Jungkook juga sekali menyela ketika Mirae ingin berbicara.
"Kau berselingkuh dariku. Sedang aku berjuang keras untuk melawan rasa lelahku. Aku merindukanmu. Sangat, namun hanya sekedar untuk mendengarkan suaramu pun kau tak mengijinkanku,"Jungkook pura-pura merajuk. Ia tidak menyangka ia menggunakan kata lelah untuk menekan Mirae. Agar gadis itu merasa bersalah kepadanya.
"Maafkan aku,"ucap Mirae. Gadis itu kini mendekati Jungkook. Ia menjatuhkan kepalanya di dada bidang Jungkook dan ia tenggelamkan dirinya dengan rasa bersalah itu disana. Kedua tangan Mirae mencengkram erat pinggang Jungkook."Maafkan aku,"ucapnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT]
FanfictionKisah cinta antara dua gangster yang berkorban dalam memerangi kaum terorisme. Kim Mirae Ia menjelma menjadi seorang cinderella untuk menjalani hukuman dari ayahnya. Gadis itu menyimpan banyak misteri dibalik kecantikannya. Baik atau burukkah diriny...