"Sayang,"Mirae menghentikan langkah kakinya di anakan tangga kedua saat seorang wanita paruh baya sedikit glamour berteriak dari lantai dasar. Dia adalah ibu Mirae, Kim Haneul.
Wanita itu lantas merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Mirae.
"Aku merindukanmu,"ujar wanita itu setelah berhasil memeluk Mirae.
Mirae hanya bergumam sembari membalas pelukan dari ibunya.
"Kau tumbuh dengan baik disini,"katanya lagi, lalu ia melepaskan pelukannya untuk menatap anak gadisnya.
"Kau mengecat rambutmu?"kata wanita itu setelah sadar dengan warna rambut Mirae yang kini telah berubah dari sebelumnya.
Wanita itu kini beralih menatap Mirae dari atas hingga bawah."Oh ...,"wanita itu hampir saja pinsan setelah melihat penampilan Mirae yang tampak seperti seorang laki-laki, ia menepuk dadanya seperti seseorang yang sedang kehabisan nafas, untung Mirae tidak memotong rambutnya seperti seorang laki-laki, jika saja gadis itu melakukannya, sudah dipastikan ia akan benar-benar terkena serangan jantung.
"Kau bahkan bertindik dan lihat ini,"wanita itu kini menepuk kaki Mirae, ia menatap Mirae dengan tatapan gemas.
"Kau bahkan memakai celana sobek seperti ini,"wanita itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku tidak percaya kau adalah anakku,"katanya.
Mirae malas menanggapi omongan dari ibunya, ia paling tidak suka jika seseorang mengkritik penampilannya, gadis itu lalu berniat ingin pergi begitu saja. Tapi teriakan dari ibunya sedikit mengganggunya.
"Mirae! Apa begitu caramu menyambut ibumu,"teriaknya.
Wanita paruh baya itu mengekori Mirae dari belakang."Kau bahkan tak tampak merindukanku,"cetusnya.
Mirae menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia menatap ibunya sedikit jengkel.
"Berhenti mengekoriku bu,"katanya dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Dan kenapa kau datang disaat aku ingin pergi darisini,"ucap Mirae memincingkan kedua matanya sedikit curiga dengan kedatangan dari ibunya yang tiba-tiba.
Nyonya Kim tersenyum cengengesan hingga menampilan giginya yang putih, wanita paruh baya itu juga memainkan kedua jari telunjuknya di dada merasa sudah tertangkap basah dengan niatannya.
"Dua hari lagi ada Brand kesayangan ibu akan launching produk barunya. Ibu tidak ingin ketinggalan,"katannya.
Mirae menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia sudah menduganya, mana mungkin tujuan ibunya kemari untuk menjenguknya. Karena selama ini wanita itu tidak pernah peduli padanya.
"Aku sedikit kecewa saat ayahmu emngatakan aku akan pergi hari ini, seharusnya kau menunggu hingga...,"ucapan nyonya Kim terhenti saat Mirae berjalan begitu saja tanpa memperdulikan ucapannya.
"Hey, sayang, aku belum selesai bicara,"teriaknya saat Mirae sudah berada di ujung ruangan. Gadis itu bahkan melewati ayahnya begitu saja yang sedang duduk di sebuah sofa tanpa sepatah kata.
....
Mirae memutar kepalanya saat merasa lehernya pegal luar biasa. Perjalanan dari California ke Korea Selatan memakan waktu lama dan kini Mirae harus berjalan kaki mencari apartemennya yang sudah disedikan oleh ayahnya.
Luar biasa, Mirae harus benar-benar menghemat pengeluarannya karena sekarang ia menjadi orang biasa, ia tidak boleh bergantung dengan ayahnya sampai ia mendapatkan segalanya disaat usianya menginjak dua puluh lima tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT]
FanfictionKisah cinta antara dua gangster yang berkorban dalam memerangi kaum terorisme. Kim Mirae Ia menjelma menjadi seorang cinderella untuk menjalani hukuman dari ayahnya. Gadis itu menyimpan banyak misteri dibalik kecantikannya. Baik atau burukkah diriny...