44. Sorrow

1K 172 43
                                    




"Dia mencintaimu"

Jungkook menenggelamkan wajahnya dengan satu lengan kanannya, ia berbaring di atas sofa panjang, dinginnya malam tidak lagi menganggunya saat dirinya memilih menghabiskan waktunya diantara perairan lautan, pemuda itu ingin menyendiri di atas kapal pesiar mewah miliknya malam ini. Jauh dari hiruk pikuk kota dan segalanya, ia hanya ingin ketenangan.

Mencintai?

Jungkook mencoba mengingat-ingat kembali kata-kata dari mertuanya.

Flash back,

"Itu tidak mungkin," jawab Jungkook kepada mertuanya, pemuda itu kemudian memalingkan wajahnya karena merasa kata-kata dari mertuanya hanya sebagai bentuk penghiburan yang percuma baginya.

"Karena sejak dulu. Ia selalu membenciku," ucap Jungkook kemudian menoleh untuk menatap mertuanya kembali dengan sendu.

"Sejak dulu ia selalu menolakku. Bukan karena aku sebagai Eros saja. Tapi sebagai Jungkook pun ia tidak pernah bisa menerima perasaanku," katanya pilu. Jungkook kemudian memejam untuk mengingat goresan luka sakit di tubuhnya.

"Mungkin karena itu pula tanpa ragu ia melukai kedua tanganku. Dia bahkan berniat ingin membunuhku sekalipun aku adalah suaminya," tukas pemuda itu lagi.

"Itu tidak mungkin," tuan Kim menyela, pemuda itu menatap Jungkook dengan prihatin."Meskipun aku sempat berfikir jika dia akan melakukan hal itu kepadamu. Tapi kali ini, aku sadar jika dia sangat mencintaimu. Bahkan melebihi diriku," tuan Kim menjeda ucapannya, ia mengingat kembali saat terakhir kali ia berbicara dengan Mirae.

"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" tanya Jungkook masih belum bisa mempercayai ucapan dari mertuanya.

Tuan Kim tersenyum melihat reaksi pemuda itu, ia bisa melihat pemuda didepannya kini begitu mencintai putrinya, sekalipun berkali-kali Mirae telah menyakitinya.

"Aku sangat mengenal putriku. Dia tidak akan menangis hanya karena ingin mempertahankan seorang pria dihidupnya," jelas pria paruh baya itu.

Jungkook tercengang mendengar apa yang mertuanya katakan. Benarkah Mirae pernah menangis untuknya hanya karena ingin Jungkook tetap bersamanya? Jungkook tidak bisa membayangkan gadis seperti Mirae bisa menangis untuknya.

Jungkook kembali kepada dunianya, ia memutuskan untuk beranjak bangun dengan membawa sebotol wine mahal ditangannya, ia meneguk wine itu sembari menatap kearah bulan sabit yang tengah tersenyum indah di atas sana, deburan ombak dan semilir angin malam sedikit menenangkannya.

Rasa ini, Jungkook tidak bisa membohonginya, pemuda itu sangat merindukan Mirae, sangat teramat merindukan gadis itu, setiap harinya hanya rasa sesak yang ia rasakan, rasanya ia tidak sanggup jika tidak melihat Mirae. Namun, egonya masih terlampau tinggi, ia tidak akan pernah menemui gadis itu sebelum Mirae sendiri yang memutuskan untuk bertemu dengannya.

Sesaat Jungkook tersadar, ia melempar botol wine itu dengan asal hingga isi di dalam botol itu tumpah ruah tidak ternilai, Jungkook melepaskan kemejanya dan mengabaikan rasa dingin menusuk dan mengulitinya, kini ia hanya bertelanjang dada di bawah cahaya remang bulan sabit di atas sana.

Jungkook menatap tubuhnya dan melihat kepantulan dirinya sendiri lewat kaca jendela di belakangnya, di sana, terdapat banyak luka dan ukiran tattoo yang Jungkook ciptakan sendiri memenuhi tubuhnya.

Jungkook telah sempurna menjadi seorang iblis. Menjadi seorang penjahat yang tidak terampuni, semuanya telah berbeda, Jungkook tidak lagi bisa kembali seperti semula, ia adalah seorang mafia, seorang pembunuh yang akan membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya.

Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang