"Kau pergi disaat aku mengetahui identitasmu sebenarnya."
"Seperti putri psikhe yang menerima sebuah hukuman dari suaminya sang dewa cinta"
"Jika kau mencintaiku harusnya kau bertahan untukku. Dan membiarkanku melepaskan segala amarahku atas kebohonganmu hingga aku lelah dan menyerah dengan amarahku"
Kim Mirae
...
"Aku pasti akan memberikan imbalan yang setimpal jika kau mau membantuku," Mirae mamajukan tubuhnya, kedua tangannya bersejajar menumpu di atas meja.
Di dalam ruangan yang terbilang cukup sempit dan kecil ini, gadis itu menunggu seorang pria dengan jas hitam formal untuk mempertimbangkan penawarannya.
"Inspektur Daiyan," pria berkumis tipis dengan setelan jas formal hitam itu menggeleng lemah, pria itu menyodorkan sebuah map coklat kepada Mirae.
"Ambillah," ucap pria itu.
Mirae menerima map itu, gadis itu mengeryitkan dahinya dan menunggu pria tua di depannya kini untuk kembali bersuara.
"Ayahmu sudah banyak membantuku selama ini. Jika bukan karena dirinya, putriku mungkin tidak akan pernah selamat dari tangan Robert," ucap pria dengan banyak keriput di wajahnya itu, pria itu kemudian menghela nafas cukup panjang.
"Aku pastikan berita tentang kecelakaan kedua orang tuamu tetap aman. Aku bersama dengan orang-orangku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menutup kasus berita tentang kecelakaan dari kedua orang tuamu agar mereka bisa tenang menjalani pengobatannya," ucap insperktur Daiyan, pria itu tersenyum tipis saat melihat ke khawatiran berlebih dari Mirae.
Kedua bahu Mirae kini mengendur, inilah yang ayahnya minta untuk tidak menidak lanjuti kasus percobaan pembunuhan terhadap ayahnya. Jika tidak, maka semuanya ikut terbongkar.
Awalnya, Mirae kira semuanya akan ikut terseret kedalam kasus ini dan statusnya pun ikut terancam saat beberapa petugas kepolisian Dubai membawanya kekepolisian. Namun, gadis itu kini bisa bernafas sedikit lega saat salah satu diantara pimpinan kepolisian di kota ini adalah sahabat baik ayahnya. Mungkin, karena itu pula ayahnya bersikeras ingin menjalani pengobatan di kota ini, agar segala sesuatunya mampu ditangani oleh sahabat baiknya.
"Lalu bagaimana caraku membalasmu tuan?"
Pria itu tersenyum, ia bangkit dari duduknya untuk menghampiri Mirae, pria itu kemudian menepuk pundak Mirae seakan memberi kekuatan untuk Mirae agar tetap tegar.
"Jaga dirimu dengan baik. Putri dari Kim Jaehwa sudah aku anggap seperti anakku sendiri. Jika kau membutuhkan bantuanku, jangan sungkan untuk mengatakannya kepadaku," kata pria itu terdengar sangat lembut dan pengertian.
Mirae menarik sudut bibirnya, gadis itu tersenyum menatap pria paruh baya itu dengan teduh, ia seperti bisa menatap ketulusan dari seorang ayah terhadap anaknya sendiri. Mengingat itu, Mirae menjadi merindukan sesosok ayah di dekatnya.
"Kenapa kau membantu seorang pembunuh seperti ayahku? Kaupun juga tau, aku tidak jauh berbeda dengannya. Aku bukan orang yang baik. Aku seorang penjahat negara," kata gadis itu.
Pria paruh baya itu hanya terkekeh, ia kemudian mengusap puncak kepala Mirae dan sesekali pria itu akan menepuknya seperti ia memperlakukan anaknya sendiri.
"Aku tau itu. Jika bukan karena kalian aku mungkin tidak akan mampu menangkap orang-orang yang berusaha untuk menjatuhkan negara. Aku kenal dengan baik ayahmu. Ia tidak akan membunuh seseorang tanpa adanya sebuah alasan," ujar pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/183628895-288-k312934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT]
Fiksi PenggemarKisah cinta antara dua gangster yang berkorban dalam memerangi kaum terorisme. Kim Mirae Ia menjelma menjadi seorang cinderella untuk menjalani hukuman dari ayahnya. Gadis itu menyimpan banyak misteri dibalik kecantikannya. Baik atau burukkah diriny...