Berapa hari telah berlalu. Sejak saat Mirae memenuhi keinginan Jungkook untuk menciumnya. Walau dengan satu syarat, jika Jungkook tidak akan pernah mencari tau apapun tentang dirinya ataupun menuntut untuk tau tentang perasaannya.
Entahlah, kenapa pria itu menurut saja. Meski Mirae yakin pria itu benar-benar menyudutkannya untuk mengetahui bagaimana perasaan Mirae kepadanya. Tidak dapat dipungkiri jika Mirae memang benar-benar mulai menyukainya. Dan itu semua semakin terasa sangat nyata saat ia melakukan kontak fisik dengan Jungkook. Hatinya berdebar gila dan mendamba Jungkook di dalam pelukannya.
Mirae tidak pernah menginginkan sesuatu melebihi seperti ini. Ia tidak pernah menginginkan seorang lelaki seperti ini. Jungkook seperti sudah menjadi bagian dari dalam dirinya. Namun ada alasan lain yang membuatnya tetap membungkam perasaannya jika ia memang benar-benar menyukai Jungkook. Mirae tidak ingin Jungkook terluka, itu saja. Ia ingin Jungkook bosan dan menjauh dengan sendirinya. Saat pria itu mengetahui siapa dirinya sesungguhnya suatu saat nanti.
Tapi yang membuat Mirae terheran. Sejak saat itu pula Jungkook tidak lagi berusaha mendekatinya. Meski beberapa hari terakhir mereka tidur bersama. Hanya tidur, tidak lebih melakukan kontak fisik.
Jungkook sering pulang terlambat. Entah apa yang sedang dilakukannya diluar. Pria itu hanya ijin untuk menemui teman-temannya. Ia akan pergi pagi-pagi sekali dan akan pulang hingga larut malam ketika Mirae tertidur.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
Lamunan Mirae pecah. Gadis itu menatap ibunya yang kini tengah memotong sebuah Bulgogi disalah satu restaurant kecil yang tidak jauh dari rumah sakit dimana ayahnya dirawat.
"Aku hanya mengkhawatirkan kesembuhan ayah,"jawab Mirae.
"Dia akan baik-baik saja setelah melakukan beberapa kemoterapi. Bahkan ayahmu berencana ingin kembali setelah beberapa kali melakukannya,"tukas ibunya.
Mirae mengeryit. Ia meletakkan kembali sendok dan garpunya diatas piring. Ia mengelap ujung bibirnya dengan sebuah serbet licin sehalus sutra berwarna putih itu diatas pahanya."Pulang? Benarkah?"tanyanya untuk memastikan.
"Iya, jadi kau tidak perlu lagi mengkhawatirkannya sayang,"ucap ibunya dngan sebuah senyuman.
Mirae kembali terdiam. Ia melemparkan pandangannya keluar jendela. Dimana banyak orang-orang tengah berlalu lalang diluar sana. Ia menghela nafas panjang selagi menumpukan dagunya dengan satu tangan.
"Aku hanya khawatir ia akan melakukan hal-hal yang buruk kepada seseorang yang sudah mengkhianatinya. Aku hanya takut ia masih belum sanggup menghadapi kenyataan. Terlebih jika melihat kondisinya sekarang yang masih belum stabil,"ujar Mirae menerawang. Ayahnya itu bahkan memintanya untuk kembali kedalam dunia kejahatan.
....
Malam semakin larut. Waktu menunjukkan tepat pukul jam sepuluh malam. Dan benar, Jungkook masih belum kembali. Entah apa yang dilakukan pria itu akhir-akhir ini. Mirae enggan bertanya, karena ia bukan tipe gadis yang akan terlalu menekan semua aktifitas suaminya. Meski banyak hal yang ia tidak tau dari seorang Jeon Jungkook. Seperti bagaimana masa lalu pria itu atau bagaimana sanak saudaranya. Juga apapun yang ada didalam diri Jungkook.
Baginya Jungkook saja sudah lebih dari cukup. Ia percaya Jungkook tetaplah Jungkook yang ia kenal. Seorang pria yang hanya mencintainya.
Mirae meraih sebuah jaket hitam didalam lemarinya. Ia berniat pergi untuk sekedar melepaskan penat dipikirannya. Setelah seharian menemani ayahnya. Mirae memutuskan untuk pergi ke salah satu pantai di Jumaeroh di dekat suites dimana ia tinggal saat ini. Entahlah, ia merasa pantai adalah salah satu tempat yang tepat untuknya saat ini untuk bisa menenangkan pikiranya.
![](https://img.wattpad.com/cover/183628895-288-k312934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT]
FanfictionKisah cinta antara dua gangster yang berkorban dalam memerangi kaum terorisme. Kim Mirae Ia menjelma menjadi seorang cinderella untuk menjalani hukuman dari ayahnya. Gadis itu menyimpan banyak misteri dibalik kecantikannya. Baik atau burukkah diriny...