11. Alatulya

2.9K 267 19
                                    

Kelopak bunga sakura mulai berjatuhan. Angin sepoi tampak tenang menyapu sebagian jalanan kota Seoul. Musim telah berganti, bersiap kedalam lembaran baru dengan ceritanya masing-masing. Ada yang tak acuh dan adapula yang menunggu-nunggu keindahan dari musim gugur. Mirae masa bodoh dengan sebuah pergantian musim, baginya semua musim sama saja.

Gadis itu menghela nafas cukup panjang. Ia menatap keluar jendela dengan perasaan campur aduk. Gadis itu memutuskan untuk pergi ke perpustaan dan mencari sebuah buku untuk ia baca. Mungkin dengan membaca buku pirirannya sedikit teralihkan

"Itu terlalu tinggi, kau tidak akan bisa meraihnya jika tidak memanjat,"ujar seorang pemuda dengan kaca mata yang mengantung di belahan bajunya. Pemuda itu menghampiri Mirae dari belakang saat tengah melihat Mirae tampak kesusahan mengambil sebuah buku dirak paling atas perpustakaan.

Mirae menoleh. Gadis itu menatap pria dibelakangnya yang kini mendekatinya untuk membantunya mengambil buku.

Kim namjoon

"Kau tertarik dengan buku ini? Buku dari karya Charles Dickens?"tanya Namjoon membolak-balikkan buku itu dan membacanya dengan sekilas.

"Setelah berdebat dengan dosenku tentang buku itu, dia memberiku tugas untuk memberi pandangan yang menarik tentang buku itu,"

"Benarkah? Aku bisa membantumu jika kau mau?"Namjoon menawari. Pemuda itu tersenyum hingga menampakkan lesung pipinya.

"Kau yakin? Kau bisa?"Mira tidak yakin. Namun tidak ada salahnya dia meminta bantuan. Akhir-akhir ini ia terlalu lelah karena banyak masalah sehingga untuk melakukan hal seperti ini ia terlalu malas.

"Tidak masalah, aku bisa sedikit membantumu. Lagi pula aku juga sering mengerjakan tugas seperti ini," tukas pemuda itu.

"Baiklah, kalau kau bisa,"kata gadis itu.

Seulas senyuman terihat dari Namjoon. Pemuda itu terlihat senang mendengar itu dari Mirae. Kini mereka Bersama tengah terduduk di bangku ruang perpustakaan. Mereka berdua tampak begitu serius saat mengerjakanya.

"Kau terlihat menyukai buku seperti ini juga. Kupikir orang sepertimu sangat tak acuh dengan belajar,"tukas Mirae sedikit mengejek.

Namjoon terkekeh mendengar itu dari Mirae."Aku suka membaca,"kata pemuda itu."Aku sering melakukan hal ini bersama teman-temanku. Kita sering berdiskusi tentang banyak hal,"pemuda itu lalu melirik Mirae."Menurutmu bagaimana jika kita juga sering belajar bersamaku? Bukankah menyenangkan saat belajar bersama seorang teman?"tanyanya.

"Teman?"Mirae sedikit aneh dengan kata itu. Pasalnya selama ini ia sulit menganggap seseorang itu sebagai temannya. Yang dia tau, teman tidak akan mengkhianatinya dan selalu bersamamnya tanpa embel-embel memanfaatkannya. Tapi yang ada selama ini Mirae dibohongi mereka.

"Tentu, teman. Bukankah belajar bersama seorang teman sangat menyenangkan? Karena rasa dari menyenangkan itu kita akan mudah saling memahami dan berdiskusi,"jelasnya dengan sebuah senyuman. Namjoon kemudian menyangga wajanya untuk menatap Mirae dengan tatapan berbeda. Pemuda itu terlihat tertarik dengannya.

"Terkadang belajar didalam kelas dan mendengarkan apa yang dosen katakan itu terasa membosankan. Jadi, kau bisa gunakan waktu luangmu untuk berbagi bersama dengan temanmu, atau mengulas kembali pelajaran agar kau mudah memahaminya,"katanya. Namjoon kemudian mendekati wajah Mirae. Pemuda itu memastikan jika gadis itu mencerna apa yang ia katakan.

"Mungkin kau benar. Tapi, aku lebih nyaman belajar sendiri daripada dengan orang lain. Entahlah, rasanya aku tidak nyaman saja berteman dengan seseorang,"ucap Mirae memalingkan muka untuk menghindari tatapan Namjoon.

Namjoon sendiri sedikit terkejut. Namun ia mengendalikannya untuk tersenyum. Mirae mungkin sering menerima banyak kekecewaan dari seseorang, sehingga gadis itu sulit membuka dirinya untuk mempercayai seseorang.

Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang