31. Mirror

3.4K 234 36
                                    

"Kau ingin pergi kemana?"

Awalnya Mirae enggan bertanya. Namun, setelah melihat Jungkook tampak tergesa-gesa berjalan mondar-mandir merapikan pakaiannya kedalam koper. Akhirnya Mirae membuka suara. Ia meruntuhkan pertahanan untuk marah kepada Jungkook mengingat bagaimana Jungkook mempermainkannya tadi malam.

Jungkook terpaku saat suara Mirae mampir kedalam rungunya. Ia berdiri menghadap kepintu kamar dengan memegangi gagang pintu dan membawa sebuah koper kecil ditangannya."Aku pikir kau tidak akan nyaman jika aku ada disini. Aku tidak yakin jika aku akan mampu mengendalikan diriku sendiri saat aku tidur satu ranjang denganmu,"ujarnya.

Mirae membuang muka. Ia menghembuskan nafas kasarnya dan menatap kesegala penjuru ruang kamarnya."Aku bisa tidur di sofa. Kau bisa tidur disini,"pungkas Mirae dengan menunjuk sebuah sofa panjang di dekatnya.

Jungkook melirik Mirae dari sudut mata. Pemuda itu kemudian menggeleng lemah."Tidak, tetap saja setiap kali aku melihatmu aku ingin sekali menyentuhmu. Walau hanya sekedar mencium dan memelukmu saja,"Jungkook terdiam sejenak. Pemuda itu menengadahkan wajahnya keatas seperti sedang menahan sesuatu gejolak didada."Aku tidak akan sanggup jika tidak melakukannya. Lebih baik aku tidak melihatmu saja. Dan biar rasaku ku ini aku pendam untuk diriku sendiri,"tukas Jungkook dan berbalik badan untuk menghadap Mirae.

Kedua mata mereka saling bertemu dan bersirobok didalam keheningan untuk beberapa saat. Sebelum pada akhirnya Jungkook memutuskan kontak mata mereka. Jungkook kembali berbalik badan dan ingin pergi berlalu.

"Beri aku waktu,"ucap Mirae tiba-tiba. Hingga membuat Jungkook kembali tercekat didepan pintu saat mendengar itu dari Mirae.

"Beri aku waktu untuk siap melakukannya denganmu,"kata gadis itu lagi."Boo,"imbuhnya. Persetan dengan apa yang Mirae takutkan dan pertahankan selama ini. Ia tidak sanggup lagi jika harus menahan perasaannya yang membuncah didalam hati. Entah sejak kapan perasaan itu semakin lama semakin tumbuh lebih dari yang tidak pernah ia duga. Ia ingin Jungkook tetap tinggal dihatinya. Selamanya. Bukankah Mirae egois.

Mirae memutuskan untuk menentang takdirnya sebagai seorang pembunuh keji. Iya, apapun akan ia lakukan mulai dari sekarang. Mirae akan menuntaskan perasaannya kepada Jungkook, perasaan kotor yang tidak semestinya ia berikan bersama kebohongan dari takdirnya selama ini.

Dia dan Jungkook saling mencintai. Ia tidak peduli siapa dirinya. Sekalipun ia seorang pembunuh ia juga berhak mencintai. Ia tidak peduli sekalipun semesta tengah mengutuknya. Cinta tidak membutuhkan aturan. Cinta datang dengan sendirinya. Terlalu suci untuk dikait-kaitkan dengan hal lainnya. Cinta adalah kebahagiaan.

Saat ini tidak ada yang bisa menawarkan kebahagiaan seperti yang tengah ia rasakan saat bersama dengan Jungkook. Mirae hanya menginginkan Jungkook. Hanya Jungkook yang ia inginkan untuk tetap berada didalam takdirnya.

Jungkook terkesiap mendengar itu dari Mirae. Pemuda itu kembali menatap Mirae."Boo?"Jungkook menggumam, ia tidak mengerti dengan kata itu.

"Ya,"jawab Mirae sedikit gugup. Gadis itu juga meremas kedua telapak tangannya. Dada Mirae seakan berdentum dasyat. Ia tidak pernah seberani ini sebelumnya, dengan mengatakan perasaan yang masih terlalu tabu untuk ia ucapkan, kepada seseorang pria yang selama ini telah berhasil mengobrak-abrik perasaannya.

"Kekasih,"jelas Mirae. Gadis itu kini menatap kedalam kedua netra Jungkook yang kini tengah melebar tidak percaya akan ucapannya.

Hingga butuh beberapa detik bagi Jungkook untuk mencerna apa yang Mirae udarakan. Sebelum pada akhirnya, pemuda itu tersadar dengan merekahkan senyumannya. Jungkook berjalan cepat mendekati Mirae dan menarik pinggang Mirae untuk ia rapatkan kedalam dekapannya.

Cinderella or Monster ✔️ [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang