Di bawah sinar bulan Merah yang menerangi kegelapan dengan cahaya kelamnya.
Seorang gadis kecil Berdiri di bawahnya dengan sosok yang mendominasi.
Keadaan yang senyap memberikan perasaan dingin yang menakutkan.Sinar bulan merah jatuh pada sosok yang berdiri dalam lingkaran mana yang menyimpang.
(Note : mana adalah energi/sihir)
Sosok gadis kecil dengan rambut hitam legam yang berkibar menatap tumpukan mayat yang berada di bawah kakinya dengan pandangan menusuk yang penuh kekosongan.
Tak ada binar yang dapat terlihat di sepasang mata Rubi itu hanya kekosongan menyimpang yang dapat terlihat.
'hahaha~ gadis, kau melakukan nya dengan baik,'
Suara yang sama kembali terdengar di kepala kecil Etilly.
"Aku selalu melakukan hal hal dengan baik," Etilly menjawab pada udara yang berhembus.
Etilly membersihkan cipratan darah yang berada di pipinya dengan kasar dan pergi meninggalkan gua.
Langkah nya cepat dan tenang menyusuri hutan Folcus tanpa menimbulkan suara sedikitpun.
Etilly terus bergerak dengan kecepatan yang tak bisa diikuti oleh mata.
Ia menyusuri hutan dengan pandangan yang lurus seakan telah menentukan kemana langkah nya akan pergi.
'gadis kecil kau perlu istirahat--,'
''tidak perlu,"
Etilly merasakan perasaan yang buruk jika terlalu lama berada di hutan Folcus.
Ia harus pergi sejauh mungkin.
'apa yang kau takutkan? Orang orang tua itu hanyalah semut dibawah tuan ini'
''...."
--namun Etilly tak ingin membiarkan dirinya terungkap.
'Itu terlalu merepotkan'
ia tak ingin berurusan dengan orang orang yang merepotkan.
Etilly yang fokus terhadap pelarian nya terlambat menyadari bayangan hitam yang semakin mendekat.
'siapa?!'
Bulan merah telah ditutupi oleh awan membuat malam semakin gelap.
Etilly tak bisa melihat dengan jelas terhadap bayangan hitam yang berada dibelakang nya.
"Sial! "
Etilly, gadis kecil itu mempercepat langkahnya membawa bayangan hitam yang mengikuti nya ke tempat yang lebih terbuka.
Langkah Etilly yang secepat angin membawa sekumpulan bayangan hitam ke lautan padang rumput yang luas.
"Siapa?" Suara nya yang tenang berbaur di udara dan terbang memasuki indra pendengaran sekumpulan bayangan hitam yang berada di belakang nya.
Etilly berbalik.
Sepasang mata Rubi gadis kecil itu menatap tajam ke arah orang orang berjubah hitam yang telah mengikuti nya.
"Ferosty?"
Suara berat yang terdengar familiar memasuki Indra pendengaran Etilly.
🍁Beberapa saat lalu diluar hutan Folcus 🍁
Malam terasa panjang.
Diallo yang telah berada di atas udara untuk waktu yang cukup lama merasakan peredaran darah nya telah berhenti.
Ia sudah menghabiskan sisa kesabaran nya dengan menunggu dan menunggu namun aura penyimpangan yang mengelilingi hutan Folcus tak kunjung pudar.
'sial!'
Diallo memejamkan mata nya sejenak untuk menenangkan sarafnya yang menegang.
Diallo ingin segera memasuki hutan Folcus dan mencari mayat saudarinya.
Ia tak begitu yakin bahwa gadis kecil yang selalu berlari kearahnya dengan bodohnya mati begitu saja.
'Ia harus memastikan nya'
''tuan lihat!!" Seorang pria yang berada di samping Diallo menunjuk bayangan gelap yang berada di bawahnya bergerak dengan sangat cepat melewati hutan Folcus.
Segera setelah itu aura penyimpangan yang mengelilingi hutan Folcus mulai memudar.
Diallo memberikan beberapa aliran mana terhadap penglihatan nya agar dapat mengikuti kecepatan bayangan hitam yang telah menjauh pandangan nya.
Entah apa yang dipikirkan oleh putra ketiga duke Celestial itu.
Tanpa penjelasan apapun Diallo turun dan mengejar bayangan hitam yang menjauh.
Diallo dapat merasakan aura yang cukup familiar namun terasa asing di waktu yang bersamaan terhadap bayangan hitam yang berada sedikit lebih jauh dari pandangan nya.
Bayangan hitam yang berada tak jauh di depan nya mempercepat kecepatan nya dan terlihat semakin menjauh dari pandangan Diallo.
Diallo yang tak ingin tertinggal terus memberikan dorongan pada dirinya untuk mempercepat kecepatan nya.
Pandangan Diallo semakin terfokus terhadap bayangan hitam yang berada di depannya.
Sedikit demi sedikit ia dapat melihat sosok kecil yang terus berlari itu.
Langkah Diallo terhenti tatkala sosok kecil yang ia kejar menghentikan langkahnya.
Sosok kecil dengan rambut hitam yang berkibar dan aura yang terasa familiar.
Diallo menatap lekat sosok kecil yang berada tak jauh dari hadapan nya.
Bulan merah yang tertutup oleh awan mulai menampakkan dirinya dan menyebarkan cahaya kelamnya.
Cahaya dari bulan merah itu jatuh di atas makhluk kecil yang berdiri dihadapannya.
"Ferosty?"
Sosok gadis kecil itu berbalik.
Sepasang mata Rubi itu bersinar dibawah bulan yang kelam menatapnya tajam penuh kewaspadaan.
Diallo menatap sepasang mata Rubi yang menatapnya dengan tajam.
Tatapan tajam yang penuh permusuhan terasa asing baginya (Diallo).
🍁🍁🍁
Sampai sini dulu maaf udah buat reader menunggu insyaallah besok next chapter 19.
Kalau suka dengan chapter ini
Jangan lupa tinggalin jejak yahhBeri tahu author kalau Nemu typo
KAMU SEDANG MEMBACA
the last night
Fantasy*belum revisi* Ert Von ferosty putri malang yang mendapatkan pengabaian dari keluarga nya sendiri. Di malam yang gelap dengan hujan deras dan suara petir yang menggelegar menjadi saksi sang putri Ert Von Ferosty menghembuskan nafas terakhirnya. Jiwa...