Etilly menyelesaikan semua keluhan yang berada di dalam hatinya dalam satu hari.
Dengan memberikan 'sedikit' hukuman kepada para pelayan yang mengotori jiwa murni dari putri Ferosty, Etilly merasa sedikit lebih baik dari sebelumnya.
Etilly tak akan memberikan belas kasihnya kepada anjing yang telah menggigit tuannya.
Pembalasan yang ia lakukan hari ini adalah balas budi nya terhadap putri Ferosty yang telah memberikan tubuhnya kepadanya.
"Aku perlu mandi" putri Ferosty berjalan ke sisi kiri kamarnya.
Tepat disisi kiri kamarnya terdapat pintu lain yang terhubung dengan kamar mandi tempat dimana sang putri Ferosty mandi dan membersihkan dirinya.
Hari menjelang sore.
Etilly menyuruh pelayan menyedihkannya ,Sera, untuk mengambilkan nya makanan.
Ia memakan makan malamnya lebih awal dan tertidur lebih awal.
Hari yang cukup melelahkan ia telah menguras semua energi yang ia punya untuk memberikan beberapa pelajaran kepada anjing liar.
'bagaimanapun tubuh yang ia gunakan cukup lemah kedepannya ia akan melatih tubuhnya dan mengembangkan kekuatannya sendiri'
(Author : anjing liar = para pelayan)
"Aku lelah-- uhuk..." Sesuatu yang kental keluar dari mulut nya.
Etilly menatap cairan merah kental yang mengotori pakaian nya.
Cairan merah yang cukup banyak di detik selanjutnya sesuatu yang hangat mengalir dari hidungnya.
Mimisan?!
Etilly terkejut dengan darah keluar dari mulut dan hidung nya.
'Bagaimana bisa?!'
''racun?!!'' ia tak merasakan keanehan pada tubuhnya namun bagaimana bisa darah nya keluar begitu banyak?!.
Rasa pusing menghampiri kesadaran nya.
Etilly merasa berat pada matanya.
Dengan keras Etilly mempertahankan kesadaran nya namun rasa pusing terus menyerangnya.
'sial!!'
Etilly tak mampu menahan rasa pusing yang ia rasakan segera pandangan nya mengabur dan kegelapan menelannya.
Etilly jatuh tak sadarkan diri.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Padang rumput yang indah.
Angin yang menyejukkan dan kelopak bunga yang berterbangan.
Sangat indah.
Tepat di tengah Padang rumput terlihat gadis kecil yang cantik bersama bunga yang indah.
Gadis kecil itu terlihat menawan.
Kecantikan murni yang terlihat tak nyata.
''apa yang kulakukan disini?!''
''ahh...kau sudah disini " gadis kecil yang memainkan bunga bunga yang cantik berbalik menatap Etilly dengan senyum hangat.
"Putri!!"
"Apa kabar Etilly?" Suara yang khas dari seorang gadis kecil, lembut dan penuh kehangatan.
"Seperti yang kau lihat" Etilly menatap gadis kecil yang berada di depannya dengan pandangan yang rumit.
"Etilly sangat cantik bolehkan aku memelukmu" Etilly telah kembali ke wujud aslinya, wanita yang berambut hitam dengan bola mata hitam yang gelap.
"Putri..."
"Etilly jalani hidupmu dengan baik jangan libatkan dirimu dengan hal hal yang tak berhubungan dengan mu" gadis kecil itu menatap Etilly dengan pandangan sayup.
"Putri apa yang--"
"Aku tak memiliki waktu yang banyak, jiwa dan tubuh ku sedang melakukan penyatuan"
"Penyatuan?"
"Tak ada yang perlu di khawatir kan selama penyatuan kau akan mengalami muntah dan mengeluarkan banyak darah namun itu baik baik saja"
"Berapa lama aku harus mengalami--"
"penyatuan jiwamu dan tubuhku membutuhkan sedikit waktu lebih lama"
"Aku mengerti" Etilly
Gadis kecil itu menatap Etilly dan mengeluarkan air mata menyedihkan di kedua kelopak matanya.
"Aku menyayangi mereka jaga mereka untuk ku Etilly " keberadaan gadis kecil itu semakin memudar.
Angin berhembus kencang kelopak bunga yang indah berterbangan menerpa rambut hitam Etilly.
"Jaga mereka etil--" hembusan angin membawa suara gadis kecil yang telah menghilang dari hadapan Etilly.
Etilly tak memberikan jawaban ia terdiam membiarkan semua yang terjadi mengalir begitu saja.
🍂🍂🍂
Hari yang cukup tenang.
Tak ada suara yang mengganggu kediaman sang putri telah kehilangan para pelayan yang bekerja disana.
Etilly menatap teh yang disajikan Sera untuk nya.
Walaupun Etilly telah mengusir semua pelayan yang bekerja untuknya namun ia tak mengusir Sera, pelayan pribadi nya.
'ia masih membutuhkan satu pelayan untuk mengurus kebutuhan nya'
Sera disisi lain yang berdiri di dengan kaki yang bergetar menundukkan kepalanya .
Ia tak berani untuk menatap mata dari sang putri.
Tok....tok...tok.....
Ketukan ringan mengetuk pintu kamar Etilly.
"Biarkan dia masuk Sera" dengan tenang Etilly menyeruput teh nya.
"Pu-putri"
itu adalah kepala pelayan
"Katakan"
"Tu-tuan duke---"Suaranya bergetar penuh ketakutan.
'inilah hasil dari kekuatan, ketakutan yang mutlak'
"Cukup, keluar" Etilly memotong ucapan kepala pelayan dan mengusirnya.
Ia tahu bahwa itu panggilan untuk nya.
Berita tentang perbuatan nya kemarin tentu telah masuk ke telinga sang Duke.
Entah apa yang akan dilakukan sang Duke kepadanya namun apapun itu ia tak akan membiarkan siapapun menyentuhnya.
"Sera bantu aku bersiap siap untuk bertemu 'ayah' ".
''ba-baik putri"
KAMU SEDANG MEMBACA
the last night
Fantasy*belum revisi* Ert Von ferosty putri malang yang mendapatkan pengabaian dari keluarga nya sendiri. Di malam yang gelap dengan hujan deras dan suara petir yang menggelegar menjadi saksi sang putri Ert Von Ferosty menghembuskan nafas terakhirnya. Jiwa...