Tirai ditutup dengan hembusan angin malam yang dingin
Etilly terbangun dalam tidurnya yang terasa panjang mata nya yang terasa kabur memandang sekitar nya dengan linglung.
Kesadaran nya belum pulih sepenuhnya namun ia dapat merasakan kebas kesemutan disekujur tubuhnya.
"Hhh"
Etilly menghembuskan nafas panjangnya mencoba tenang dan menjernihkan pikiran nya.
Ia butuh waktu untuk mencerna hal hal yang memenuhi kepala kecil nya.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?!"
Bertanya pada dirinya sendiri Etilly membenamkan kepalanya diantara lututnya.
Ia bingung akan tujuannya dimasa depan
'sekarang apa?'
Apa yang harus ia lakukan??
Etilly menutup mata nya sejenak dan berdiri melangkah dengan langkah yang pelan berjalan dalam satu langkah pendek.
Sambil berjalan Etilly mencoba untuk menjernihkan pikiran nya.
Gadis itu tak memikirkan kemana ia pergi ia terlalu kacau untuk memikirkan kemana ia harus pergi.
Etilly membiarkan kakinya membawanya pergi entah kemana.
"Nona!!"
Wanita yang ditinggalkan oleh Etilly beberapa waktu lalu kini berada tak jauh di depannya berteriak memanggil Etilly dan berlari ke arah gadis kecil itu.
"Nona apa yang terjadi?!"
Lusy memegang bahu Etilly dan bertanya dalam raut wajah yang terlihat panik.
Wanita itu entah mengapa melihat Etilly seakan melihat korban yang terluka parah.
"Mengapa anda terlihat kacau?!"
'kacau?'
Mendengar perkataan dari Lusy, Etilly langsung melihat sekujur tubuh nya dan benar saja.
Sekujur tubuh Etilly terlihat kacau, baju nya compang camping kulit nya yang tertutup kain beberapa waktu lalu kini terekspos dengan jelas.
Kulit ditubuhnya menampakkan begitu banyak luka bakar yang tak jelas darimana asalnya.
"Ohh~ apa yang terjadi pada anda?!"
Suara Lusy terdengar lirih dan diwaktu kemudian tangisan pun pecah di sepasang mata wanita itu.
Etilly tak merasakan sakit apapun pikiran nya terlalu kacau untuk memikirkan luka luka yang diterima oleh tubuhnya.
"Kita!!kita harus kembali!!"
Dalam tangis nya Lusy mengangkat tubuh kecil Etilly memeluk nya dengan erat dan pergi meninggalkan hutan kekacauan.
"PIIII!!!"
Suara teriakan mencicit terdengar samar dibelakang mereka namun Lusy yang sibuk memikirkan keadaan tubuh Etilly tak mengindahkan teriakan dibelakang mereka.
Pikiran Lusy terfokus untuk membawa nona kecil nya pulang untuk segera mendapatkan perawatan.
Dalam gendongan lembut Lusy, Etilly dapat merasakan bahu sang pelayan yang terasa bergetar.
Tubuh wanita itu terasa hangat dan sentuhannya terasa lembut membuat pikiran Etilly yang kacau terasa sedikit ringan.
Perlahan lahan kelopak mata dari gadis kecil itu mulai turun hingga mencapai batasnya kedua bola mata Ruby itu akhirnya tertutup Dengan hembusan nafas lelah yang menutup keheningan malam.
Lusy yang tak henti hentinya merasa khawatir terus mendorong tubuhnya untuk bergerak lebih cepat.
Langkah nya yang terburu buru membuat dirinya merasa sedikit kelelahan namun hal itu tak membuat langkah nya melambat.
'Bertahanlah nona!'
Lusy memeluk tubuh kecil sang tuan dengan erat melindungi setiap jengkal tubuh Etilly agar tidak mendapat goresan tambahan.
Darah dari tubuh kecil itu terus mengalir Lusy yang merasakan sesuatu yang hangat terus mengalir di antara kedua tangan nya merasakan sesuatu dalam dirinya terasa bergetar.
Ia harus memberikan pengobatan secepatnya namun penggunaan mana dalam kabut hutan Nweren begitu beresiko.
Dalam keadaan panik Lusy mendengar suara orang orang tak jauh dari mereka.
Suara orang orang itu terdengar dari luar hutan Nweren itu berlawanan arah dengan rumah kakek.
Rumah kakek masih beberapa mil dari tempat nya berdiri sekarang dan nona kecilnya harus mendapatkan pengobatan.
'Tolong bertahanlah nona!'
Lusy tak ingin mengambil resiko yang dapat membahayakan keselamatan dari sang tuan ia berbalik arah menuju luar hutan Nweren.
Dan--
"TOLONG!!!TOLONG SELAMAT KAN PUTRI KU!!!"
Lusy berteriak segera setelah ia keluar dari hutan Nweren.
*
*
*Tanah bergetar hebat kabut yang mengelilingi hutan berubah menjadi merah gelap.
Suara penghuni dari hutan gelap itu terdengar melengking mengaung dengan gila seolah-olah para makhluk itu telah kehilangan akal mereka.
Orang orang yang berada diluar hutan Nweren mengangkat senjata mereka siap untuk menghadapi bahaya yang keluar dari hutan gelap yang berada di depan mereka.
Keadaan yang cukup tegang berlangsung untuk beberapa waktu membuat orang orang tak bisa untuk menurunkan kewaspadaan mereka dan--
Wushhh~
Hutan Nweren kembali tenang.
Mereka yang berdiri di luar hutan gelap itu merasakan angin dingin menerpa kulit mereka.
Segera setelah angin dingin itu melewati mereka hutan yang menyimpang kembali ke keadaan semula.
Tenang dan gelap
Orang orang yang berdiri tepat di depan hutan itu di buat kebingungan akan hal hal yang tak dapat mereka terangkan.
Beberapa saat lalu udara yang keluar dari hutan gelap itu terasa begitu berat membuat orang orang enggan untuk mendekat namun kini hal hal yang terasa menyimpang itu hilang dalam sekejap mata seolah-olah hal yang mereka rasakan hanyalah ilusi.
Kebingungan dan perasaan yang bertanya tanya membuat orang orang terdiam mencoba mencerna hal hal menyimpang yang terus terjadi di hadapan mereka.
"TOLONG!!!TOLONG SELAMAT KAN PUTRI KU!!!"
Dalam keadaan yang membingungkan suara serak dengan Isak tangis menyedihkan tiba tiba memasuki pendengaran orang orang yang berdiri di pintu masuk hutan Nweren.
KAMU SEDANG MEMBACA
the last night
Fantasy*belum revisi* Ert Von ferosty putri malang yang mendapatkan pengabaian dari keluarga nya sendiri. Di malam yang gelap dengan hujan deras dan suara petir yang menggelegar menjadi saksi sang putri Ert Von Ferosty menghembuskan nafas terakhirnya. Jiwa...