Kerajaan Figenbergh
Kerajaan yang memiliki beragam sejarah yang menakjubkan.
Kerajaan yang memiliki keamanan dan kemakmuran yang cukup besar.
Duke Celestial salah satu dari 4 duke yang mengemban tanggung jawab untuk menjaga kerajaan.
Kekuatan militer Duke Celestial telah mendapatkan pengakuan dari sang raja oleh karena itu beban yang besar di berikan kepada keluarga Duke Celestial selama beberapa generasi.
"Keamanan di bagian perbatasan timur harus diperketat" Ert dial lenuard putra kedua Duke celestial dengan tampang serius menjelaskan keadaan perbatasan timur yang telah mengalami celah.
"Beberapa sampah mencoba memasuki kota dengan melewati perbatasan timur yang memiliki sedikit penjagaan,ck!!..merepotkan" Ert Feront Diallo putra ketiga dari Duke celestial dengan tampang yang tak puas terpatri di wajahnya.
"Mari bicarakan ini nanti " Duke Celestial berjalan dengan penuh aura yang mengesankan.
Dengan tampang serius yang bermartabat.
Pandangan sang Duke jatuh pada seorang anak perempuan yang melangkah mendekati nya.
Itu adalah putrinya, Ert Von ferosty.
'ahh...merepotkan' memikirkan betapa merepotkan sang putri membuat Duke Celestial mendapatkan sakit kepala.
Ia sangat sibuk untuk memeriksa beberapa laporan dan membahas beberapa masalah.
Walaupun sang duke selalu mengabaikan putrinya namun anak perempuan itu tetap berlari menghampiri sang Duke dengan mata yang penuh binar.
Berfikir bahwa anak perempuan nya akan memberikan salam penghormatan Duke Celestial melangkahkan kakinya lebih cepat, ia tak ingin bertemu atau meladeni hal hal yang bersifat mengganggu.
Pengabaian....
Tidak, bukan Duke yang mengabaikan putri Ferosty namun sebaliknya.
Putri Ferosty melewati sang Duke dan 2 saudaranya begitu saja seakan akan ia tak melihat mereka.
"Ert Von Ferosty!!" Suara dingin tanpa jejak emosi memanggil nama gadis kecil yang telah melewati mereka begitu saja.
"Bukankah kau harus memberikan salam penghormatan??dimana sopan santun mu?!!" jejak kekesalan dapat terdengar itu adalah suara milik putra ketiga duke Ert Feront Diallo.
Duke menatap putrinya yang terlihat sedikit berbeda ia tak melihat tatapan hangat dan penuh cinta di sepasang kelopak mata putrinya.
Menatap sepasang mata yang terlihat dingin dengan ketidakpedulian yang terlihat jelas menimbulkan jejak asing di hati sang Duke.
Duke dan kedua putranya menatap gadis kecil yang juga menatap mereka dengan pandangan yang asing.
Sepasang mata yang terlihat dingin seakan tak pernah memiliki jejak kehangatan di dalamnya.
"Walaupun aku memberi salam penghormatan kalian tetap akan mengabaikan ku, jadi jangan buang buang waktumu untuk itu" suara yang samar namun tetap terdengar di telinga sang Duke dan kedua putranya.
"Ha-hahh?!!!!" Diallo mendapatkan ekspresi yang rumit pada wajahnya.
Sang Duke merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya karena pengabaian dari putrinya sendiri.
Perasaan asing yang menjengkelkan.
Sang putri yang berjalan dengan tubuh kecilnya terlihat semakin menjauh.
Duke menatap putrinya yang terlihat menjauh dari waktu ke waktu dengan pandangan yang rumit.
*
*
*
Etilly menatap rak rak buku yang menjulang tinggi dan beberapa tempat yang terlihat berantakan.
'ahh...itu adalah tempat sang putri membaca bukunya' dari ingatan yang ia dapatkan Etilly dapat melihat seorang putri malang yang duduk sendirian membaca bukunya.
Bayangan kesendirian yang terlihat berusaha keras mempelajari semua buku untuk mendapat kan sedikit pujian membuat Etilly merasakan perasaan yang aneh pada dirinya.
"Sangat menyedihkan" Etilly membayangkan betapa sedihnya sang pemilik tubuh yang telah berusaha keras agar mendapatkan sedikit perhatian dari keluarga nya.
Namun sekeras apapun sang putri berusaha ia tetap di abaikan.
Etilly membayangkan dirinya sendiri yang memiliki nasib yang sama dengan putri Ferosty.
Diabaikan dan tak di anggap.
Ia juga memiliki keluarga, ia juga selalu berusaha melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian dari keluarga nya namun ketika ia sadar bahwa usahanya sia sia, ia akhirnya berhenti dan memilih melanjutkan hidupnya seperti yang ia mau.
Beberapa pengetahuan telah Etilly dapatkan dari ingatan sang putri namun tak ada satu pun ingatan yang memperlihatkan dunia luar.
Sebagai pendatang ia cukup penasaran bagaimana tampilan dunia yang ia tempati.
Kerajaan Figenbergh??kerajaan yang makmur dan indah itu hanya cerita yang pemilik tubuh dengar dari beberapa pelayan dan tamu yang berdatangan dari luar.
"Ahh....aku membutuhkan sedikit udara segar" Etilly keluar dari perpustakaan yang pengap dan sedikit berbau kayu.
Ia telah mendapatkan jalan jalan paginya dan sekarang ia membutuhkan sarapannya.
Kembali ke kamarnya Etilly mendapati seorang wanita yang tengah duduk di kursinya.
Sera, pelayan pribadi sang pemilik tubuh.
"Kemana saja kau?!!
"..."
"Jangan membuat masalah lagi putri kau tahu akibat nya jika---"
BUKHH....
Etilly mendekati pelayan angkuh yang berani menggonggong kepadanya dan melayang kan satu pukulan tepat di perutnya.
'ahh... tangannya terasa sakit'.
Satu pukulan cukup untuk membuat sang pelayan yang sombong memuntahkan isi perutnya.
"Anjing yang baik tak akan menggonggong pada tuannya" ucap Etilly dengan tatapan tajamnya menatap pelayan menjijikkan yang telah mengotori lantai kamarnya dengan muntahan yang menjijikkan.
Sera menatap gadis kecil yang selalu terlihat lemah dan menyedihkan di depannya.
Sosok yang berdiri didepan nya terlihat asing itu bukan putri Ferosty yang lemah dan menyedihkan
Itu adalah setan yang dipenuhi aura menakutkan.
Rasa ketakutan menjalar ke seluruh tubuh sera setiap kali ia menatap mata mengerikan yang memandang nya.
Sebelum meninggalkan kediaman Duke, Etilly akan membalaskan semua kerugian dan dendam yang dimiliki oleh putri Ferosty.
Ia tak yakin apa yang ia rasakan kini adalah rasa dendam dari pemilik tubuh atau amarah yang ia miliki namun dengan memberikan beberapa pelajaran kepada orang orang yang telah memberikan putri Ferosty kesakitan kesedihan dan kekecewaan membuat Etilly merasa sedikit ketenangan pada hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the last night
Fantasy*belum revisi* Ert Von ferosty putri malang yang mendapatkan pengabaian dari keluarga nya sendiri. Di malam yang gelap dengan hujan deras dan suara petir yang menggelegar menjadi saksi sang putri Ert Von Ferosty menghembuskan nafas terakhirnya. Jiwa...