"kita beristirahat disini"
Suara yang terdengar cukup berat keluar dari mulut seorang remaja pria dengan aura mendominasi yang ia miliki.
Perintah dari pemuda itu segera di tanggapi oleh orang orang yang berada di belakang nya.
"Saudara, dimana kita sekarang?"
Suara yang terdengar ceria dengan aura kehangatan yang mengalir di udara bertanya pada remaja pria yang baru saja menempati batu besar sebagai sandaran nya.
"Hutan Mor, daerah para dwarf"
Remaja pria dengan mata setengah tertutup menjawab pertanyaan dari remaja pirang yang berada di hadapannya.
"Ukh..., Ini membuat ku mual"
"...."
"Merepotkan! mengapa aku harus melakukan ini?! Dan mengapa anak itu masuk ke dalam Tim?! Sungguh kesialan yang memuakkan-" raut wajah dari remaja pria itu berubah menjadi buruk tangan nya yang bebas menunjuk seorang gadis cantik yang berdiri tak jauh dari dirinya.
"Diamlah"
"Suadara--"
"Senior, aku sudah mengatur semua nya" seorang gadis cantik berjalan mendekat.
Langkah nya yang kecil dan senyum manisnya terlihat jelas menampakkan keindahan nya.
"Kerja bagus"
"Senior udara terasa dingin gunakan lah ini aku merajut nya sendiri sejak beberapa waktu" tangan gadis cantik itu terulur memberikan sebuah syal yang terlihat indah dengan warna abu abu yang sederhana.
Tangan cantik yang terulur itu memperlihatkan kulit putihnya yang lembut dengan beberapa luka kecil yang terpampang.
"Tidak dibutuhkan"
Jawaban yang singkat dengan ketidakpedulian yang terkandung di dalamnya keluar dari mulut remaja laki laki itu.
"Ta-tapi aku membuat nya--"
"Menjijikkan"
Satu kata menusuk keluar dari mulut remaja pria yang sedang menutup matanya.
"Senior-"
"Singkirkan benda itu! Apa kau ingin barang kotor itu menyentuh kulit saudara ku? Ck.., bagaimana bisa kau membawa benda seperti itu ke sini!"
Remaja pirang yang beberapa saat lalu mengeluarkan aura positif yang penuh kehangatan berubah dalam waktu singkat.
Remaja pirang itu menatap wanita cantik yang berada di hadapannya dengan pandangan merendahkan.
Tatapan yang beberapa saat lalu penuh kehangatan berubah menjadi menjadi tatapan yang penuh penghinaan seolah melihat sebuah kotoran yang menjijikkan.
"Ma-maafkan aku"
Suara gadis cantik itu terdengar mengecil tatapan yang menyedihkan terpapar jelas di Sepasang mata berwarna emerald itu.
Gadis itu berbalik melangkah kan kaki nya menjauh dari kedua remaja pria yang berada dibelakang nya.
'pfft...,menyedihkan'
KAMU SEDANG MEMBACA
the last night
Fantasy*belum revisi* Ert Von ferosty putri malang yang mendapatkan pengabaian dari keluarga nya sendiri. Di malam yang gelap dengan hujan deras dan suara petir yang menggelegar menjadi saksi sang putri Ert Von Ferosty menghembuskan nafas terakhirnya. Jiwa...