Kamar Etilly berada di bangunan lain dari kediaman utama.
Ia ditempatkan di tempat yang sedikit lebih jauh dari kediaman utama.
Hal itu di atur oleh Duke sendiri dengan tujuan menjauhkan putrinya dari pandangan nya.
Etilly tahu itu.
Kamarnya tidak terletak di kediaman utama melainkan bangunan lain yang berada di belakang kediaman utama.
Perjalanan untuk ke ruangan sang Duke memakan setengah jam perjalanan.
Setelah berjalan selama setengah jam Etilly akhirnya sampai di depan pintu ruangan sang Duke.
Prajurit yang menjaga pintu mengumumkan kedatangan nya dan membukakan pintu untuk nya.
Etilly menatap ruangan yang nampak suram ia dapat merasakan aura yang cukup kuat di dalam ruangan sang Duke.
"Salam untuk anda duke semoga berkat sang Dewi menyertai anda" Etilly menatap sang Duke yang juga menatapnya dengan tajam.
Dihadapan nya kini terlihat sang Duke yang menjadi penyebab utama kepergian sang putri.
"Katakan!" Suara yang dingin dan mata yang tajam menatap Etilly seakan akan ingin menenggelamkan Etilly ke dalam laut yang dingin.
Untuk beberapa detik Etilly menatap wajah sang Duke memeriksa wajah yang memenuhi kenangan menyakitkan milik sang putri.
"Hanya memberikan beberapa pelajaran etika" Etilly cukup yakin bahwa tindakan nya yang menyiksa para pelayan telah sampai ke telinga sang Duke.
Sang Duke menatap Etilly yang terlihat santai dan tenang tanpa ketakutan di wajahnya.
Reaksi yang tenang dari Etilly memberikan sedikit kejutan untuk sang Duke dari reaksi baru sang putri.
Reaksi yang selalu sang putri tunjukkan adalah sikap pengecut dan ragu ragu.
Ia akan menangis bahkan untuk hal kecil sekalipun namun reaksi tenang dari 'putrinya' membuat sang Duke tak mengenali gadis kecil di depannya.
Mata itu.
Mata yang selalu menatapnya dengan penuh kilau dan kehangatan.
Ia selalu berfikir bahwa sepasang mata yang selalu menatapnya dengan penuh cahaya kehangatan akan bertahan untuk selama lama nya.
Namun, Mata yang ia lihat kini adalah sepasang mata merah yang gelap tanpa jejak kepedulian.
Itu gelap dan sedingin kedalaman laut.
Sang Duke merasa asing menatap 'Putri nya' yang terlihat berbeda.
Sesuatu yang asing seakan menerobos perasaan nya namun segera di tepis oleh sang Duke.
"Kau tidak diizinkan untuk keluar dari kamarmu selama sebulan jalani hukuman dengan baik" ucap sang Duke dengan ekspresi yang tak berubah.
"Kalau begitu saya undur diri semoga berkat Dewi menyertai anda"
Etilly berbalik pergi meninggalkan sang Duke di dalam ruangan nya yang dingin dan suram.
🍂🍂🍂🍂
"Berhenti!" Suara dingin yang penuh permusuhan menghentikan langkah Etilly dan pelayan nya.
Etilly menghentikan langkah nya berbalik untuk beberapa detik melihat siapa yang telah menghentikan langkah nya.
Dia adalah lenuard kakak pertama dari putri Ferosty.
Etilly menatap sebentar lalu berbalik melangkah pergi.
'ahh... sungguh hari yang buruk'
Etilly tidak ingin berdebat dengan mengeluarkan lebih banyak kata kata itu akan membuang buang waktunya yang berharga.
Ia melanjutkan langkahnya bersama Sera yang mengikuti di belakang nya.
Lenuard yang ditinggalkan merasa kesal untuk beberapa waktu karena perlakuan dari Etilly yang terlihat tak memedulikan nya.
Dengan perasaan aneh yang cukup menjengkelkan lenuard memasuki ruangan sang Duke.
Etilly di sisi lain telah sampai di kamarnya.
Berbaring dengan tenang dan membiarkan Sera berdiri di ujung ruangan dengan tampilan yang gugup.
'ahh... Ia mungkin mendapatkan sedikit trauma'
"Sera bawakan aku beberapa buku dari perpustakaan"
"Baik putri" Sera menundukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan Etilly di dalam kamarnya.
Etilly beranjak dari kasur nya menuju meja yang terdapat di samping tempat tidurnya.
Mengambil pena bulu dan tinta lalu membuka buku tipis yang masih kosong tanpa setitik tinta mengotori buku itu.
Etilly menuliskan beberapa rencana yang akan ia lakukan.
1.Memulai Beberapa usaha kecil lalu hidup dengan baik
Plan B
1. Mengambil kelas pedang lulus dengan cepat masuk ke serikat tentara bayaran.Etilly hanya memikirkan itu.
Memulai usaha kecil lalu hidup dengan damai itu rencana yang cukup bagus namun memperhitungkan pengalaman dan pengetahuan nya tentang dunia yang ia tempati membuat Etilly berfikir dua kali.
Mengambil kelas pedang?? Dengan tubuh dan kemampuan nya yang sekarang ia tak bisa menggunakan kemampuan yang ia miliki di kehidupan nya yang sebelumnya.
Ahh ..itu akan sedikit merepotkan.
Mengulang semua penderitaan dan pelatihan yang mengerikan membuat Etilly mendapatkan sakit kepala walaupun begitu dengan ingatan dan pengetahuan nya ia bisa melatih tubuhnya dalam waktu singkat.
Ia cukup yakin untuk itu.
Tok....tok....tok
"Putri ini buku yang anda minta" Sera yang berada di luar pintu memberitahu kan alasan kedatangan nya.
"Bawa masuk"
Setelah mendapat kan perizinan Sera masuk dengan hati hati.
"Putri ini adalah buku yang belum pernah Anda sentuh, saya menemukan nya di ujung perpustakaan dan terlihat sedikit berdebu" jelas Sera dengan kepala menunduk.
Sera mengetahui bahwa sang putri selalu pergi ke perpustakaan dan hampir semua buku telah di baca oleh sang putri.
Cukup sulit untuk menemukan buku baru yang belum tersentuh oleh sang putri namun Sera cukup kompeten dalam menjalankan tugas nya.
Etilly menatap Sera dalam beberapa detik lalu mengambil semua buku yang berada di tangan Sera dan membawanya ke kasurnya.
"Kau bisa keluar" Ucap Etilly menyuruh Sera untuk keluar dari kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
the last night
Fantasy*belum revisi* Ert Von ferosty putri malang yang mendapatkan pengabaian dari keluarga nya sendiri. Di malam yang gelap dengan hujan deras dan suara petir yang menggelegar menjadi saksi sang putri Ert Von Ferosty menghembuskan nafas terakhirnya. Jiwa...