27.

7.3K 807 8
                                    

Ia, lenan Kusto defolva, Duke muda devolva diutus oleh kepala menara sihir untuk pergi ke lostuver.

Kota kecil lostuver yang terletak ke arah tenggara kekaisaran Salomo kota itu dikelilingi oleh gunung dan hutan kabut di setiap sisi nya.

Kota yang hanya dipenuhi oleh para dwarf dengan Beragam senjata unik yang mereka tempa.

Pedang, perisai, armor, bahkan alat sihir sekalipun.

(Note : dwarf merupakan makhluk kerdil yang berwujud seperti manusia dwarf memiliki keahlian yang tak dimiliki oleh ras lain yaitu menempa senjata, senjata yang ditempa oleh para dwarf lebih unggul dari senjata manapun yang ditempa oleh ras lain)

Sehari telah berlalu semenjak lenan dan kelompok nya memulai perjalanan.

Sang cahaya telah digantikan oleh keheningan malam.

Langit yang gelap di tutupi oleh cabang cabang pohon dengan dedaunan lebat nya.

Hari yang telah bergantikan malam menunjukkan tanda peristirahatan untuk Lenan dan kelompoknya.

"Kita beristirahat di sini"

Setelah mengucapkan sepatah kalimatnya lenan berjalan ke arah batu besar yang berada tak jauh dari nya.

Duduk dan menyandarkan punggungnya di sebuah batu yang ukurannya cukup besar.

"Saudara, dimana kita sekarang?"

Seorang remaja laki laki dengan senyum lebar yang cukup menyenangkan menghampiri Lenan.

Remaja laki laki yang menghampiri lenan adalah Aiden Pasteur Vonrest, putra mahkota kekaisaran Salomo sekaligus teman dekat dari Lenan Devolva.

"Hutan Mor, daerah para dwarf"

Hutan mor merupakan hutan kabut yang mengelilingi gunung di sekitar kota lostuver.

Aiden mengangguk sebagai tanggapan terhadap jawaban yang diberikan oleh lenan dan berbalik menatap sekelompok orang yang tengah beristirahat di belakangnya.

"Ukh..., Ini membuat ku mual"

Disaat mengedarkan pandangan Aiden melihat sosok anak perempuan yang berjalan ke arahnya dengan senyum yang terlihat menjijikkan di matanya.

Anak perempuan yang berjalan ke arah Aiden membuat senyum hangat dari sang putra mahkota hilang seketika digantikan ekspresi merendahkan yang penuh kebencian.

Melihat anak perempuan yang semakin mendekati Aiden memiliki ekspresi kurang menyenangkan yang terpampang jelas tepat di wajahnya.

"...."

"Merepotkan! mengapa aku harus melakukan ini?! mengapa anak itu masuk ke dalam Tim?! Sungguh kesialan yang memuakkan-"

"Diamlah"

"Suadara--"

"Senior"

Gadis remaja yang menjadi penyebab dari keruh nya ekspresi seorang putra mahkota kekaisaran Salomo berjalan mendekat ke arah Aiden dan Lenan.

Gadis remaja itu memiliki keanggunan dan kecantikan yang cukup memikat.

Langkah nya yang kecil tanpa menimbulkan suara yang mengganggu rambut emasnya yang berkilau indah dan senyum tipis yang menghiasi wajah lembut nya membuat siapa saja akan jatuh terhadap pesona nya yang memikat.

Itu adalah wujud kecantikan yang tak bisa diabaikan.

Author : yah kecuali untuk orang orang yang memiliki pandangan mereka terhadap surga dan langit
(͡°‿ ͡°))

"Senior, aku sudah mengatur semua nya" Suara yang keluar dari mulut gadis remaja itu menyebar ke udara dan memasuki pendengaran kedua remaja laki laki yang berada di depannya.

Suara yang halus terdengar lembut dan indah di waktu bersamaan.

"Kerja bagus"

Pujian singkat dari Lenan Devolva dengan mata yang tetap tertutup.

Itu hanya pujian singkat yang tak memiliki arti apapun untuk sang Duke muda.

Layaknya seorang bos yang memberikan sedikit pujian untuk bawahan nya yang telah mengerjakan tugas yang telah ia berikan.

Namun cukup dengan pujian singkat dari sang Duke masa depan dapat memberikan perubahan ekspresi pada gadis remaja yang berada dihadapannya.

Terlihat jelas dari ekspresi gadis remaja itu yang terlihat berseri seri dengan senyum tipis yang menghiasi nya.

"Senior udara terasa dingin gunakan ini, itu akan lebih baik daripada tak menggunakan apapun" gadis remaja itu dengan malu malu mengeluarkan sebuah kain rajutan yang berada di dalam tas kecil yang ia pakai "aku merajut nya sendiri sejak beberapa waktu" ekspresi yang malu malu dengan taburan bubuk merah menghiasi pipi dari gadis remaja itu.

"Tidak dibutuhkan"

"..."

"Ta-tapi aku membuat nya--"

"Menjijikkan"

Satu kata dari sang Duke muda itu menghapus senyuman dari gadis remaja yang berada di hadapannya.

Menghancurkan pandangan berseri dan menghapus semburan merah muda yang menghiasi pipi kecil dari gadis itu.

"Senior-"

"Apa kau tidak mendengar nya?!singkirkan benda itu! Apa kau ingin barang kotor itu menyentuh kulit saudara ku? Ck.., bagaimana bisa kau membawa benda seperti itu ke sini!"

Suara Aiden Pasteur yang membentak gadis remaja yang berada dihadapannya terdengar cukup keras membuat orang orang yang berada tak jauh dari keberadaan nya ikut mendengarnya.

Aiden menatap gadis remaja yang berada dihadapannya dengan tatapan  merendahkan yang penuh hina.

Seolah olah melihat lalat menjijikkan yang terus terbang dengan suara yang mengganggu berada disekitarnya.

'pfft...,menyedihkan'

'bukan kah ia terlalu tidak tahu malu?'

'memalukan, jika aku menjadi dirinya aku akan menyembunyikan diriku jauh dari pandangan orang orang'

'ia terlihat seperti j*lang kecil yang mencoba merangkak naik'

'yah~ bukan kah itu mungkin? Ia ingin pergi ke ketinggian yang tak terbatas'

'jalang kecil itu mencoba untuk merayu calon Duke masa depan? Betapa kotornya'

'ia terlihat sama dengan ibu nya'

Orang orang berbalik melihat kearah sosok gadis remaja yang terlihat menyedihkan dan melontarkan beragam penghinaan dan tatapan merendahkan ke arah gadis remaja itu.

🍁🍁🍁

Author mencoba menggambarkan wajah setiap tokoh yang ada namun secara alami author tak memiliki bakat menggambar ( : ˘ ∧ ˘ : )

Next...

the last nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang