|Happy Reading|
~**~
Mereka bilang ini kebetulan, namun aku yakin ada yang mereka tutupi dariku. Bolehkah aku bertanya padamu, apa kita pernah memiliki sebuah hubungan?-Aleta Alexandra-
~**~~**~
"Kamu jangan macam-macam, Ca!" Tegas Maxime.
"Aku hanya ingin Brayan membalaskan semua dendamku! Dan, aku benci keluargamu selalu menginjak-injak harga diriku," kesal Caca.
"Ca, sebentar lagi aku bebas. Aku sudah meminta pengacara mengurus ini, jangan libatkan anak kita. Aku mohon, Brayan akan tersiksa jika seperti ini. Kamu paham kan?" Tutur Maxime.
"Max, aku muak tahu gak kamu gak tahu bagaimana perlakuan ayah dan ibumu! Mereka membenciku, dan menganggap kau kriminal! Anakmu dicap sebagai anak sang pembunuh," tegas Caca.
"Tapi bukan berarti kamu bebas menghancurkan keluargaku, ingat ucapanku jika kamu berani macam-macam kamu akan tahu akibatnya!" Ancam Maxime.
Caca berdecak. "Silakan aku gak takut, Brayan juga akan membayarnya jika sampai kau berani melukaiku!" Ancam balik Caca.
"Keras kepala," gumam Maxime.
"Terserah apa katamu, aku harap kamu bisa mengerti apa mauku dan aku akan tetap menunggumu." Tegas Caca langsung pergi.
Maxime geram namun Ia hanya diam, tak lama seorang yang tidak dikenal duduk menghadap Maxime.
"Aku bisa membantumu keluar detik ini juga, namun dengan satu syarat bagaimana?" Tawar Pria itu.
"Apa syaratnya, siapa dirimu apa mau mu?" Tanya Maxime.
Pria itu membisikan sesuatu ke Maxime. Dan tersenyum simrk, pria itu langsung pergi meninggalkan Maxime.
Maxime membungkam, namun Ia benar-benar dibebaskan. Barang-barangnya sudah ada di hadapannya, Maxime ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dan bergegas pergi.
~**~
"Ray," panggil Xaivera.
"Hm?"
Xaivera merebahkan kepalanya di pundak Brayan. Xaivera menghela nafas, Brayan hanya diam dengan tingkah laku Xaivera.
"Ada apa hm?" Tanya Brayan.
"Apa hubungan kamu dengan Aleta?" Tanya Xaivera.
"Siapa dia?" Tanya Brayan.
"Aku lihat di kamar kamu ada foto kalian berdua, aku cari tahu tentang dia ternyata dia anak Sma Genius."
Brayan diam, dan menghela nafas. Xaivera mendonggak menatap Brayan yang tampaknya lelah, dan tak menyukai topik ini.
"Kenapa? Kamu gak suka kalau aku tanya tentang dia?" Tanya Xaivera.
"Tidak, dia bukan siapa-siapa. Soal foto itu aku akan membakarnya," tegas Brayan.
"Benarkah?" Tanya Xaivera.
"Ya, lebih baik kita pulang. Aku tidak suka berada di dekat pantai lama-lama," tegas Brayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Davara {END}
Teen Fictionlanjutan ke dua, atau sekuel dari story Arabella. *** Davara Christopher, lelaki tampan, cerdas, yang memiliki sifat yang dingin namun bar-bar. Sifat ini ia wariskan dari kedua orang tuanya, yang memiliki sifat dingin dan juga bar-bar. Sering bolos...