||Happy Reading||
~**~
Hal yang paling menyakitkan adalah, dipaksa melupakan seseorang yang spesial dalam ingatan.-Davara Christopher-
~**~~**~
Davara menatap seorang gadis yang memejamkan matanya di atas brankar rumah sakit.Jam dinding sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB. Davara memaksa suster untuk mengizinkannya masuk, meski jam besuk sudah habis.
Davara memegang tangan gadis bernama Aleta itu, dengan lembut sambil mengelusnya pelan.
"I'm sorry bee,"
"They forced me to forget you,"
"But, I still love you,"
"Kita harus berpisah, aku akan mencoba melupakanmu. Jaga dirimu baik-baik, jangan lupa untuk tetap bahagia dan ceria,"
"Kita putus,"
Davara melepaskan genggamannya, dan beranjak pergi. Davara menoleh menatap Aleta dengan tatapan yang sendu dan dingin. Davara tersenyum tipis dan pergi dari sana.
"Mas nya sayang banget ya, walau sudah dilarang ketemu tetap berusaha untuk bertemu walau sebentar. Maaf ya mas, saya gak bisa kasih waktu lama soalnya takut dimarahin atasan. Mas yang sabar ya, Mbak Aleta pasti baik-baik saja. Jangan sedih ya mas, kami akan berusaha semaksimal mungkin," ujar suster itu.
"Terimakasih." Seru Davara.
Suster itu tersenyum, dan membiarkan Davara pergi dari sana. Suster utu menghela nafas, untung saja keluarga Aleta sudah pulang dan akan kembali besok. Kalau tidak, mungkin suster itu tidak bisa membantu Davara bertemu Aleta.
~**~
"Ini semua surat perjanjiannya, kami tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi Om," seru Zovan.
"Bagus, ouh iya besok kalian sepulang sekolah langsung pulang kerumah ya! Lusa kan Minggu, kalian kesini jam 10 pagi. Akan ada hal yang akan saya katakan, beritahu Davara nanti ya," ujar Kenzo.
"Oke Om, saya pamit."
Kenzo tersenyum dan membiarkan Zovan keluar dari ruangannya. Semua anak-anak tidur di ruang tengah tempat mereka kumpul, karena tidak bisa pulang dengan luka lebam dimana-mana. Kenzo memeriksa kertas-kertas perjanjian tersebut, dan tersenyum setelah merasa semuanya telah beres.
"Ray, bagaimana sudah?" tanya Kenzo.
"Bentar, sedikit lagi oke selesai." ujar Raiyen.
"Kalau kamu mau pulang, pulang aja. Besok kamu harus kerja kan, nanti dimarahi David kalau telat. Aku akan disini sama anak buahku, aku sudah izin dengan Megan," ujar Kenzo.
"Aku tidur disini saja, istri dan anakku berada di rumah mertuaku jadi aku malas di apartemen yang kosong," ujar Raiyen.
"Terserah apa katamu," ujar Kenzo.
Raiyen bangkit dari duduknya, dan berjalan menuju sofa dan mencoba untuk tidur. Sedangkan Kenzo mengecek berkas-berkasnya, takut ada yang belum Ia selesaikan atau terlewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Davara {END}
Teen Fictionlanjutan ke dua, atau sekuel dari story Arabella. *** Davara Christopher, lelaki tampan, cerdas, yang memiliki sifat yang dingin namun bar-bar. Sifat ini ia wariskan dari kedua orang tuanya, yang memiliki sifat dingin dan juga bar-bar. Sering bolos...