Davara #9

466 30 1
                                    

Vote dulu!!!

Happy reading



°°°
Ketika kesalah pahaman, menjadi kehancuran di dalam suatu hubungan kita.

~DavaraChristopher
°°°

    Hanya karena kesalah pahaman sebuah hubungan akan sedikit mengalami kerenggangan. Begitulah devinisi hubungan Aleta dan Davara saat ini.

   Davara keluar dan berjalan menjauh dari Cafe itu. Davara melihat sesuatu dan ia berlari menuju objek yang ia lihat saat ini.

  Davara menarik seseorang itu, dan orang itu menangis. Langsung memeluk Davara. "Vara hiks, aku hiks minta hiks maaf."

"Jangan gila. Lo mau ketabrak mobil, mau mati lo?"

"Aku hiks, tidak hiks, tahu hiks." Davara mengusap-usap kepala gadis itu. "Lain kali hati-hati, Ca."


   Dan di sisi lain Aleta tengah mematung. Ia telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Rasa sakit di dalam hatinya membuatnya sesak bernafas. Dan ia tak kuasa menahan tangis.

   Aleta berlari, dan pergi dari sana. Davara tak sengaja melihat Aleta yang tengah berlari iapun langsung melepaskan pelukannya.

"Aleta!" Teriak Davara.

  Davara lari mengejar Aleta. Dan gadis itu tersenyum penuh kemenangan. "Berhasil. Kerja bagus Bianca," Ujarnya.

   Ya, benar. Itu Bianca, ia menghapus air mata palsunya itu. Lalu mengambil handphonenya. "Hei bodoh! Kau dimana?" Ujarnya dalam telepon. "Cepat ke tempat biasa! Ada rencana yang harus kita lakukan! Ya, rencana untuk menghancurkan hubungan mereka. Benar! Rencana ke 1 memang gagal, namun rencana ke 2 ini berhasil. Ya!  Kita akan segera merebut milik kita!"


   Bianca mematikan telepon itu, lalu ia tersenyum penuh kemenangan. Ia pergi meninggalkan tempat itu. Di sisi lain Aleta langsung memeluk Leon. Ia menangis dalam pelukan pria yang baru kemarin ia kenal.

"Hei, ada apa. Kenapa kamu menangis? Katakan Aleta!"

   Leon bertanya. Namun Aleta hanya menangis. Dan Leon hanya bisa pasrah, menunggu acara sedih ini sampai selesai.

Brengsek!. Batin seseorang di luar sana.

   Yang memperhatikan gerak gerik gadis yang tengah menangis dalam pelukan pria lain. Selain dirinya! Dan ia cemburu! Benar, ia adalah Davara.

Davara pergi. Dengan perasaan kesal, sedih, dan cemburu.

•••
"Apa! Yang bener lo Let!" Kaget Leony.

"Hmn. Iya, gue liat sendiri."

"Si Davara bukannya gak suka si Bianca? Terus kenapa sampe bisa peluk-pelukan?" Tanya Leony.

"Entah. Lebih sakitnya lagi, gue dipermalukan di depan umum. Gue capek Ny. Semua tidak berpihak ke gue!" Ujarnya.

"Lo udah benar-benar yakin, kalau Davara adalah ka Dav yang dulu lo sukai?" Tanya Leony memastikan bahwa ini memang benar.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang