Davara #16

304 17 7
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.




°°°
"Vera!." Panggil Brayan.

Vera menyelinguk dan langsung  memeluk Brayan. "Ray, aku minta maaf soal pesta itu." Ujar Vera.

Brayan mengelus lembut rambut Vera yang sangat wangi. "Lupakan saja Vera. Aku tidak  memperdulikannya." Ujar  Brayan.

"Besok malam..."

"Ya. Aku tahu, besok malam acara ulang tahun mu bukan?." Sela Brayan.

"Ya. Apa kau akan datang, dan memberiku hadiah." Tanya Vera antusias.

Brayan melepaskan  pelukannya. "Tentu, orang yang kusayang ulang tahun. Masa aku tidak datang." Ujar Brayan.

"Tapi Ray."

"Kenapa?." Tanya Brayan.

"Bukannya kamu ada acara ya malam ini, aku jadi ganggu kamu ya." Tanya Vera.

"Tidak. Itu tidak penting. Tidak ada yang lebih penting dari dirimu sayang." Ujar Brayan.

Pipi Vera merah, Vera merasakan panas. "Ray. Mulai  sekarang, Ray mau jadi pacar Vira?." Tanya Vira.

"Eh, kok kamu yang nembak. Salah dong,  harusnya  aku. Bentar." Ujar Brayan.

Brayan pergi ke mobilnya, mengambil  sesuatu dan menyembunyikan nya di belakang.

Brayan berlutut dengan 1 kaki yang menompang dirinya. Dengan tatapan menatap Vera.

"Vera, Ray tahu. Kita memang tidak di izinkan bersama. Tapi Ray  yakin, akan ada saat dimana mereka setuju atas hubungan ini. Ray janji, Ray akan selalu  berjuang buat Vera. Dan Vera adalah prioritas  Ray. Vera mau jadi pacar Ray?." Tanya Brayan.

Brayan mengeluarkan bunga mawar, pipi Vera memanas. Vera mengangguk mau.

Brayan tersenyum. Ia berdiri Vera mengambil bunga itu dan Brayan langsung  memeluknya.

Umpan  telah di makan. Batin Brayan.

Brayan tersenyum miring. Setelah melepaskan  pelukannya, Brayan mengajak Vera jalan-jalan.

Vera  mengangguk dan mereka masuk mobil lalu pergi mengelilingi  kota jakarta. Ray mengemudi dengan tangan yang satu menggenggam erat  tangan Vera.

"Xaivira." Panggil Brayan.

"Ya?. Kenapa Ray." Tanya Vera.

"Kamu bohong ya?, kamu bukannya sedang les. Tapi kamu..."

Cup

Xavira mencium pipi Brayan. Lalu tersenyum. Membuat  Brayan kikuk. "Aku tahu, aku minta maaf. Aku dibantu sama kak Jack." Ujar Vera.

Wow, selangkah menuju kemenangan. Batin Brayan.

°°°
Buggghhkk

"Aakh, shit!." Gumam David. "Follow  Dad!."

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang