Happy reading
.
.
.
.
.
.
.°°°
"Vera!." Panggil Brayan.Vera menyelinguk dan langsung memeluk Brayan. "Ray, aku minta maaf soal pesta itu." Ujar Vera.
Brayan mengelus lembut rambut Vera yang sangat wangi. "Lupakan saja Vera. Aku tidak memperdulikannya." Ujar Brayan.
"Besok malam..."
"Ya. Aku tahu, besok malam acara ulang tahun mu bukan?." Sela Brayan.
"Ya. Apa kau akan datang, dan memberiku hadiah." Tanya Vera antusias.
Brayan melepaskan pelukannya. "Tentu, orang yang kusayang ulang tahun. Masa aku tidak datang." Ujar Brayan.
"Tapi Ray."
"Kenapa?." Tanya Brayan.
"Bukannya kamu ada acara ya malam ini, aku jadi ganggu kamu ya." Tanya Vera.
"Tidak. Itu tidak penting. Tidak ada yang lebih penting dari dirimu sayang." Ujar Brayan.
Pipi Vera merah, Vera merasakan panas. "Ray. Mulai sekarang, Ray mau jadi pacar Vira?." Tanya Vira.
"Eh, kok kamu yang nembak. Salah dong, harusnya aku. Bentar." Ujar Brayan.
Brayan pergi ke mobilnya, mengambil sesuatu dan menyembunyikan nya di belakang.
Brayan berlutut dengan 1 kaki yang menompang dirinya. Dengan tatapan menatap Vera.
"Vera, Ray tahu. Kita memang tidak di izinkan bersama. Tapi Ray yakin, akan ada saat dimana mereka setuju atas hubungan ini. Ray janji, Ray akan selalu berjuang buat Vera. Dan Vera adalah prioritas Ray. Vera mau jadi pacar Ray?." Tanya Brayan.
Brayan mengeluarkan bunga mawar, pipi Vera memanas. Vera mengangguk mau.
Brayan tersenyum. Ia berdiri Vera mengambil bunga itu dan Brayan langsung memeluknya.
Umpan telah di makan. Batin Brayan.
Brayan tersenyum miring. Setelah melepaskan pelukannya, Brayan mengajak Vera jalan-jalan.
Vera mengangguk dan mereka masuk mobil lalu pergi mengelilingi kota jakarta. Ray mengemudi dengan tangan yang satu menggenggam erat tangan Vera.
"Xaivira." Panggil Brayan.
"Ya?. Kenapa Ray." Tanya Vera.
"Kamu bohong ya?, kamu bukannya sedang les. Tapi kamu..."
Cup
Xavira mencium pipi Brayan. Lalu tersenyum. Membuat Brayan kikuk. "Aku tahu, aku minta maaf. Aku dibantu sama kak Jack." Ujar Vera.
Wow, selangkah menuju kemenangan. Batin Brayan.
°°°
Buggghhkk"Aakh, shit!." Gumam David. "Follow Dad!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Davara {END}
Teen Fictionlanjutan ke dua, atau sekuel dari story Arabella. *** Davara Christopher, lelaki tampan, cerdas, yang memiliki sifat yang dingin namun bar-bar. Sifat ini ia wariskan dari kedua orang tuanya, yang memiliki sifat dingin dan juga bar-bar. Sering bolos...