Davara #8

501 30 0
                                    

Harus Vote dulu!
Komentar jangan lupa!

Happy reading










   Sudah 30 menit berlalu. Davara sudah kelelahan di bawah trik matahari yang sedang panas-panasnya. Tak lama bel pun berbunyi, pertanda jam pelajaran ke 3 telah selesai. Akhirnya Davara bisa beristirahat.

    Tak lama ada seorang gadis menghampirinya. Dan memberikannya minum. Davara menoleh dan tersenyum tipis. Ia mengambil minuman itu. Ia duduk di tepi lapangan ditemani gadis itu.

"Maaf," lirih gadis itu.

"Gpp," jawab Davara.

"Tapikan gara-gara kamu nunggu aku sampai kemalaman. Terus kamu belum ganti seragam, dan ketahuan BK. Ini kesalahanku," ujarnya.

"Ale gak salah kok," ujar Davara.

"Tapi...,"

"Sst, makasih minumnya."

   Aleta? Itulah dia. Dia yang dari tadi memperhatikan orang yang dihukum akibat menunggunya sampai kemalaman. Ingin menghampiri tetapi ia takut jika ia akan di hukum juga. Belum lagi Davara pasti akan marah besar.

"Dav, ini gelang kamu?" Tanya Aleta, yang memperhatikan gelang yang ia pakai dan yang Davara pakai.

"Bukan," jawabnya. Aleta memperhatikan gelang itu secara rinci. "Kok sama?" Gumamnya.


"Beda," ujar Davara pada pendiriannya.

"Dav, apa kamu...."  Davara pergi meninggalkan Aleta. Dan lagi-lagi ia kesal, benar-benar menyebalkan. Sudah dua kali ia di tinggalkan begitu saja.


Aku nyaman, seperti pernah bertemu dan memiliki perasaan kepadamu. Apa dia adalah Dav yang aku kenal? Lalu kenapa cara bicaraku tiba-tiba lebih lembut kepadanya. Ada apa denganku? Batin Aleta.

"Aleta!" Panggil seorang gadis yang tak jauh darinya. Aleta menoleh dan diam membiarkan gadis itu menghampirinya. "Ada apa Ny?"


Leony ya itulah dia. "Lo tuh kenapa si Let,"

"Kenapa apanya?" Aleta heran apa ada yang salah dengannya? Ia rasa tidak. Atau Ia tidak sadar atau ada yang salah?

"Lo pacaran sama ka Dav gak bilang-bilang. Lo anggap gue apa ha?" Aleta memegang tangan Leony. "Ny, gue juga bingung gimana ceritanya. Sedangkan ini tuh mendadak, gue gak ngerti sama diri gua sendiri."


"Oke, lo cerita gimana aja deh. Nanti, baru gue cerita masalah hubungan gue sama ka Dani." Ujarnya. Aleta menceritakan semuanya. Dan Leony hanya diam tak berkata apa-apa. "Gak ngerti lagi gue,"


"Ya gitulah, terus lo gimana. Kok lo hari ini gak bersemangat gitu, terus biasanya lo sibuk ke kelas Ka Dani atau cuman lewat-lewatan. Tapi sekarang lo jadi kayak orang cacingan. Diem mulu, lemes nggak semangat. Lo kenapa?" Leony langsung memeluk Aleta. Ia menangis di pelukan Aleta. "Weeeh, lo kenapa? Sakit? Ha?"

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang