Happy reading!
~*~
Bianca menatap gelas berisi wine yang ada ditangannya dengan tatapan kosong, matanya sangat sembab karena menangis terlalu lama. Ia mentertawai dirinya sendiri, Ia merasa gagal melindungi sebagai sahabatnya Davara.
"Nona, apakah Anda baik-baik saja?" Tanya Bartender.
"Gue baik-baik saja, gue pesan satu gelas lagi," ujar Bianca.
"Anda tidak baik mengkonsumsi minuman beralkohol terlalu banyak," jelas Bartender itu.
"Apakah lo bekerja untuk melayani pelanggan atau protes pelanggan?" Tanya Bianca.
Bartender itu terdiam, dan menyajikan satu gelas lagi untuk Bianca. Bianca mengecek jam, ternyata sudah hampir pukul sembilan malam. Ia sudah tidak sanggup menahan semuanya, sudah hampir 3 minggu Davara meninggalkannya. Bianca sudah tidak mau memberi kesempatan kepada mereka yang sudah mencelakai Davara, Ia bersumpah akan membalasnya.
"Ian, lo kemana aja. Kenapa lo menghilang semenjak kejadian itu?" Bianca menoleh, dan melihat ada Alglen yang menghampirinya. Bianca tidak menjawab, Ia kembaliminum. "Bianca! Jangan minum lagi,"
"Gak usah ikut campur!" Pekik Bianca.
"Ian, maafin gue, Mamah dan Papah khawatir sama lo, ayo pulang!" Desis Alglen.
"Gak usah panggil gue dengan panggilan 'Ian' lo bukan siapa-siapa gue," geram Bianca.
"Gue kakak lo, Ian. Gue keluarga lo, gue sayang sama lo. Gue tahu, gue buat lo kecewa dulu sampai gue ninggalin lo. Gue lakuin itu semua karena gue gak mau lo dicap sebagai adik dari cowok brengsek seperti gue," pekik Alglen.
"Gue gak punya kakak! Gue gak sudi punya kakak seperti lo, lo tidak akan penah mendapatkan rasa sayang dan perduli dari gue. Soal gue menghilang, gue sedang mempersiapkan kematian lo. camkan itu," desis Bianca.
"Mereka mengkhianati keluarga kita, mereka pantas mati!" Alglen menatap Bianca, Menyentuh pipi adiknya itu. "Ian, kita ini keluarga. Lupain mereka, kita akan pergi memulai segalanya dan semua akan baik-baik saja. okay?" Tutur Alglen.
Bianca menepis tangan Alglen, "Kalau kalian memang keluarga gue, kalian tidak akan menghancurkan kebahagiaan gue. Ingat, kita bukan siapa-siapa. Lo hanya orang asing yang harus gue musnahkan."
Bianca berjalan pergi, Alglen mengepalkan tangannya kuat. Dan berseru, "BIANCA!" Bianca terdiam dan kembali melanjutkan perjalanannya. Kembali pergi menghilang, untuk kembali membawa kata perang.
~*ENDING*~
Kesimpulannya: Seburuk apapun perlakuan orang lain, janganlah kita sekali-kali berniat untuk membalas. Karena sesungguhnya semua sudah diatur oleh Yang Maha Esa, kita sebagai manusia hanya perlu sadar diri. Balasan yang terbaik adalah berubah menjadi lebih baik lagi. Karena sesungguhnya dendam adalah cara terbaik untuk membuat diri kita menderita. Cara terbaik untuk move'on adalah berdamai dan menerima kenyataan.
Saya Nish pamit undur diri, semoga kita bisa dipertemukan di kisah cerita selanjutnya. Nish mengucapkan terimakasih banyak yang sudah mendukung dan mengawal cerita Davara dari awal sampai akhir, semoga kalian bisa mengambil pelajaran dari cerita Nish dan membuang sifat negatif yang pernah ada dan selalu menghantui kehidupanmu. Selamat tinggal, dan sampai berjumpa dikarya-karya Nish selanjutnya.
Salam hangat,
KAMU SEDANG MEMBACA
Davara {END}
Teen Fictionlanjutan ke dua, atau sekuel dari story Arabella. *** Davara Christopher, lelaki tampan, cerdas, yang memiliki sifat yang dingin namun bar-bar. Sifat ini ia wariskan dari kedua orang tuanya, yang memiliki sifat dingin dan juga bar-bar. Sering bolos...