Davara #33

241 11 0
                                    

|Happy Reading|

~**~

Menentang takdir memanglah salah, namun apalah daya jika takdir sudah ditentang sejak awal.

-David Christopher-

~**~

   Manusia terkadang dibutakan oleh rasa amarah, amarah selalu menimbulkan rasa benci dan dendam.

   Sama seperti yang sedang dirasakan Airyn. Kini dia sangat marah, bahkan tubuhnya sudah dikuasai oleh kepribadiannya yang-lain.

"Elizabeth, kau apakan anakku!" Tanya Bima.

   Eliza hanya mengeluarkan smirknya. Bima sangat geram, Bima menghampiri Bianca dan melihat putrinya berkesimbahan darah.

"B-bagaimana bisa?"

   Bima sangat kaget, Bima melihat tangannya yang penuh dengan darah segar milik anaknya.

"Papah..." lirih Bianca.

"Bertahanlah," gumam Bima.

"Bawa gadis itu padaku! Atau akan kubunuh seluruh keluargamu!" Ancam Elizabeth.

"Eliza! Cukup, kau membuatku muak!" Kesal Bima.

"Ouh ya?" Elizabeth tertawa. "Ck, aku tidak perduli."

   Elizabeth berdiri dan mendorong Bima hingga jatuh bersama Bianca. Elizabeth mengambil pisau yang ia sembunyikan dibalik ikatannya.

   Elizabeth akan lergi namun kakinya ditahan oleh tangan Bima. Elizabeth tersenyum, dan menginjak tangan Bima sampai terdengar suara tulang yang sedang diremukan.

"Aggggghhhhhhhh.."

   Elizabeth keluar dari ruangan itu, dan mengunci pintu. Elizabeth bertepuk dua kali, seketika semua pintu dan jendela terkunci.

   Zazkia yang tengah diam duduk tersentak kaget, ketika mendengar pintu yang ditertutup sangat keras.

"T-tante," zazkia gugup.

"Munafik!"

   Eliza membuka matanya, matanya berubah menjadi hitam pekat. Dan menatap tajam gadis dihadapannya.

   Zazkia kaget melihat reaksi ibunya Bianca. Zazkia mundur sambil menahan takut, semakin Zazkia tersudut demakin lebar senyuman itu.

"I'll take you to hell..."

"Aaaaaaaaaakkkkkkkkkkhhhh.."

~**~
 
Tok tok tok

Cekreett...

   Pintu itu terbuka, ternyata teman-teman Davara datang. Alena gadis itu mempersilahkan mereka masuk.

"Kalian temannya Davar?" Tanya Alena, disertai anggukan dari mereka.

"Kalian masuk aja,"

    Mereka semua masuk, Alena menutup pintu dan pergi ke dapur. Alena melihat Ara sedang sibuk memasak dibantu dengan para maidnya.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang