Davara #32

206 16 1
                                    

|Happy Reading|

~**~
Gak ada yang baik-baik aja, ketika omongan sahabat sendiri yang buat kita hancur.

- Leony Andrian -
~**~
"Jangan egois, kita semua pernah salah," tutur Zovan.

~**~
"Ony!"

"Hei, berhenti sebentar!"

"Leony Andrian!"

    Hamdani memanggil nama Leony dengan lengkap, namun Leony tampak tidak perduli dan terus berlari. Hamdani ikut berlari dan memberhentikan Leony, dan langsung memeluknya.

   Mata yang merah karena menangis berlebihan, dan mata yang tatapannya sendu itu termenung. Hamdani memberikan kehangatan dan kenyamanan dalam pelukannya, Leony terdiam dengan air mata yang terus mengalir.

"Tenang aku ada disini, jangan sedih aku tidak akan membiarkanmu sendiri."

"Ony, dengar! Apa yang terjadi pada hari ini itu mutlak karena takdir,"

"Jangan salahkan dirimu, biarkan semua mengalir seperti air sungai yang terus mengalir sampai laut."

"Kamu jangan memendam masalah sendiri, cerita sama aku katakan keluh kesah kamu. Jangan diam dan membuatku khawatir,"

"Kamu jangan khawatir, aku dan yang lain sedang mencoba mengurus permasalahan ini. Yang terpenting kamu jangan pernah jauhi sahabatmu,"

"Karena bagaimanapun dia belum tahu kenenarannya,"

   Hamdani menjelaskan semuanya, namun Leony hanya diam mendengarkannya. Leony mengeratkan pelukannya, meski mereka tidak memiliki suatu hubungan yang khusus Hamdani tetaplah Pria terbaik yang pernah Leony jumpai.

~**~

"Leta,"

"Leta yang manis, hei!"

"Okay, kakak diabaikan."

"Kamu ada masalah? Cerita sama aku, biar aku tahu kamu kenapa jangan diam saja." Tutur Alglen.

"Hmn, Leony bilang kakak bohong." Seru Aleta.

"Apa? Kamu percaya sama dia?"

   Aleta menggeleng tak yakin. Aleta menghela nafas, dan sedikit menundukkan kepala.

"Ka, disini ada danau kan? Aku gak tau kenapa pengen kesana anter aku yuk," ajak Aleta.

"Oke jangan lama-lama ya, soalnya kakak ada janji sama temen." Tuturnya.

   Aleta mengangguk, merekapun pergi ke danau itu. Baru sampai Alglen izin ke toilet sambil beli minum sebentar, sedangkan Aleta duduk di tepi Danau.

"Rasanya seperti banyak kenangan indah yang pernah terjadi disini, tapi entah apa aku gak inget."

"Eh, itu bukannya kakak kelas yang suka main basket itu kan? Dia ngapain sendirian di danau ini? Semperin aja kali ya, ka En juga belum balik."

    Aleta bangkit dari duduknya dan menghampiri lelaki itu. Aleta menepuk punggung lelaki itu, hingga membuat lelaki itu menoleh.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang