Davara #12

437 26 4
                                    

Vote woy!
Semoga suka terimakasih.

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.




°°°
"Ka Dav!." Teriak seorang gadis yang berada di pinggir lapangan.

Davara yang merasa dirinya terpanggil ia menoleh ke sumber suara. Melihat seorang gadis yang melambaikan tangannya. Davara menghampiri.

"Hm?."

"Ish!, Beruang kutub." Ketus gadis itu.

"Ada apa?." Tanya Davara.

Gadis itu mengambil minuman dan satu buah kotak nasi. Davara mengerutkan keningnya. "Ish! Kamu tuh kenapa ya Beruang kutub. Aku tuh masakin kamu nasi goreng spesial. Cobain yahh, ini khusus untuk kamu." Ujar gadis itu.

Davara duduk di samping gadis itu. "Ale gak usah repot-repot. Dav sudah makan." Ujar Davara.

Ale?, Ya maksudku Aleta. Aleta yang tengah memanyunkan bibirnya. Davara yang gemas langsung mencubit hidung Aleta.

"Aawhh." Rintih Aleta.

Davara hanya tersenyum tipis. "Sakit tau!."

"Makannya gak usah gemesin gitu. Nanti aku gigit mau?." Tanya Davara dengan nada bercanda.

"Ish! Kamu benar-benar Beruang kutub. Suka makan daging." Kesal Aleta.

Savara hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. Davara meraih kotak makan dari Aleta dan memakannya.

Davara mengerutkan keningnya. "Ukhu, ukhu." Batuk Davara.

Aleta panik dan langsung memberi Davara minum. Davara langsung meminumnya. "Pelan-pelan dong." Ujar Aleta.

"Kamu masak nasi goreng, atau nasi garam?." Tanya Davara.

Aleta mengerutkan keningnya, ia mengambil sendok yang di pegang oleh Davara dan memakannya Aleta membulatkan matanya. Ia langsung minum dan merebut kotak nasinya.

"Maaf, aku kayaknya lupa sudah naruh banyak garam." Ujar Aleta sambil cengengesan.

Davara tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "It's okay. Next time it should taste better than this okay." Ujar Davara.

Aleta mengangguk. "Okay, kamu cocok di panggil Beruang kutub. Sama-sama dingin hehehe."

"Iya, silakan." Ujar Davara.

°°°
"Bianca, mata-mata gue bakalan terus mantau lo. Kalau lo berbuat macam-macam, orang tua lo akan mendapatkan siksaan. Paham?!." Tegas Brayan.

Bianca meneguk saliva nya susah payah. "Gue tahu apa yang harus gue lakuin. Lo tenang aja, sebentar lagi Davara akan datang ke tempat lo." Ujar Bianca.

Bianca langsung pergi. "Ingat Bianca, nyawa kedua orang tua lo ada di tangan gue." Ujar Brayan.

Bianca langsung lari, dan Brayan tersenyum miring. "Lihat saja, tikus bodoh ini pasti bisa di andalkan. Dan lihat siapa yang akan mati hari ini juga. Satu persatu, keluarga Christopher akan gue habisi. Keluarga terhormat layak mencoba gelar keluarga terhina selamanya." Ujar Brayan dan langsung pergi.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang