Davara #5

673 33 6
                                    

Jadilah readers yang berani baca cerita berani votmen!
Update tidak semudah yang kalian pikirkan.
Hargai kerja keras para author.
Jauhi kata silent reader!!
!!THANKS!!

°°°
Gue bantu lo. Tapi harus ada syaratnya, lo harus jadi pacar gue gak terima penolakan!.
°°°

•••
"Gue udah punya pacar!"

   Bianca berdecak kesal. "Oke sekarang Vara harus bawa cewek yang tadi Vara bilang pacar Vara! Bawa cewek itu kehadapan Aca! Aca gak percaya Vara punya pacar!" Bianca memukul dada Davara.

  Davara berdecak. Ia mencengkram tangan Bianca. "Ale adalah pacar gue. Lo gak usah sok kecantikan. Lo kaya gini, harga diri lo semakin rendah!"

   Bianca membanting tangannya. Agar lepas dari cengkraman tangan Davara. "Yaudah bawa dia ke hadapan Aca sekarang! Apa sih sempurnanya dia?!"

"Gak penting lo tau!" Davara pergi namun Bianca mencengkram tangan Davara.

"Aca gak mau tahu, Vara harus bawa dia sekarang juga! Atau Vara harus jadi milik Aca tanpa P-E-N-G-E-C-U-A-L-I-A-N!!"

   Davara membanting tangannya. "Dari kecil lo itu gak pernah berubah! Lo masih sama seperti hama! Serangga yang suka mengusik ketenangan orang lain!"

"Terserah! Aca mau baca siapa tadi itu Ale ya Ale-Ale seribuan itu!"

"Jaga mulut lo. Gue bakalan bawa dia ke hadapan lo sekarang. Tapi ada syaratnya!"

"Apa?"

"Lo jangan pernah jadi hama dalam hidup gue lagi!"

"Oke. Aca bakalan berhenti menjadi hama di kehidupan Vara kalau Vara sudah menjadi milik Aca!"

"Terserah!"

   Davara pergi, ia harus menjebak seseorang. Ia harus bisa terlepas dari hama itu. Hama pengganggu kehidupannya itu.

•••
"Hei! Kamu ngapain keruangan saya hah?!"

Mati gue. Batin Davara.

  Davara berbalik badan lalu tersenyum kikuk. Layaknya seorang yang ketahuan maling sesuatu.

"Ibu cantik banget sih,"

  Ibu itu langsung berlaga sombong memamerkan kecantikannya. "Tentu, saya cantik. Bagaimana penampilan saya hum?"

"Cocok bu. Owh iya bu saya ada urusan sebentar ya bu saya tinggal,"

"Owh gitu, iya silakan."

   Davara pergi, dan langsung lari. Mata ibu itu langsung melotot. Bagaimana orang bisa memuji dengan wajah datar dan dingin itu?. "DAVARAAAAAAAAAA!!!"

   Davara yang mendengar teriakkan itu langsung lari dan masuk ke dalam satu ruangan. Ternyata di sana ada seseorang. Ia langsung membekapnya dan mengajaknya bersembunyi di balik almari.

"Hemmnnnns... Hemmnnnns.."

"Diem. Gue gak bakalan ngapa-ngapain Lo, kecuali Lo berani-beraninya teriak."

   Gadis itu hanya diam. Ia ketakutan lalu tak lama terdengar suara. "DAVARAA DIMANA KAMU!!"

  Tiba-tiba ada seorang siswa menghampiri "Ibu maaf, kepala sekolah manggil ibu. Kata Beliau rapat akan segera dimulai,"

"Owh begitu ya? Yaudah saya segera kesana. Terimakasih,"

   Guru itu pergi. Sedangkan di dalam sana gadis itu menggigit tangan Davara.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang