Davara #18

262 19 3
                                    

|Happy reading|













°°°
"Mama, Papa!." Teriak Bianca.

Bianca lari dan memeluk kedua orang tuanya. "Kita pergi dari sini!."

Kedua orang tuanya mengangguk, mereka berjalan pergi. Walau tubuhnya masih sangat lemah. Bianca membawa mereka pergi.

Dari sebuah ruangan, ada yang tengah tersenyum miring. "Hahaha, lihat. Keluargamu akan hancur Davara!." Gumamnya.

Braaakkk

"Brayan!."

Brayan menoleh. Ia sangat kesal, Felix masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi.

"Kenapa?!."

"Bianca, kabur!." Ujar Felix.

Braakk

Brayan memukul meja. "Bodoh!, Kenapa lo gak cegah bego?!."

"Dia bawa orang suruhan. Kita di bius, dan dia bawa orang tuanya lalu lari!."

"Kenapa gak di kejar?! Lo bego banget!."

"Kita kehilangan jejak!."

Shit!. Batin Brayan.

Brayan menelepon seseorang. "Cari mereka sampai dapat!. Seret dan bawa kehadapan saya!."

Brayan mematikan teleponnya. "Siapkan pasukan! Kita hancurkan markas mereka sekarang juga!." Perintah Brayan.

"Tapi---."

"Gak ada tapi-tapian!. Lo tuh jadi wakil TTM niat gak?!." Tanya Brayan.

"Ray, lo harus ingat. Kalau kita baru aja kalah tauran sama Sma Langit!. Dia sama Sma Genius udah bersatu. Lo mau kalah hah?!." Bentak Felix.

"Bangsad!. Hubungi ketua The Destroyers!, Gue mau ketemu sama dia malam ini!." Ujar Brayan.

Felix mengangguk lalu pergi. Brayan duduk di kursi kebesarannya. Dan masih memerhatikan layar komputer yang memperlihatkan musuhnya tengah hancur.

"Ingat Dav, gue bakalan hancurin garis keturunan keluarga Christopher!. Termasuk orang terdekat lo!." Ujar Brayan.

Brayan merebahkan tubuhnya. Memejamkan matanya, tiba-tiba ada telepon. Dan Brayan mengangkatnya.

"Halo?."

"Jangan bermain-main, denganku bodoh!. Atau kau akan hancur!."

"Maaf, Anda siapa?!. Saya tidak pernah bermain dengan Anda!."

"Hahaha. Bodoh, siapa pun saya. Kamu sudah berani-beraninya melukai 'anakku'. Tunggu pembalasanku!."

Siapa? Davara?. Batin  Brayan.

"Tunggu pembalasanku!."

"Bitch!."

Terputus.

Brayan langsung melempar dokumen yang tersusun rapi ke lantai.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang