Davara #35

211 6 0
                                    

Kisah lama akan terulang jika kita mengungkitnya, masa depan adalah pilihan. Mengulang, atau meninggalkan masalalu dan mulai lembaran baru.
~◇~

~♧~

   Alglen, berjalan menuju ruangan khususnya. Merebahkan dirinya santai, menatap atap kamarnya. Senyumnya terukir, ketika mengingat sesuatu yang ia rencanakan.

Dreeet...

   Alglen bangkit dan mengambil handphone miliknya. Alglen mendapatkan SMS dari kakeknya Aleta. Alglen berdecih kesal, Alglen mengambil jaketnya dan keluar.

  Brayan berpapasan dengan Alglen, "Heh, mau kemana lo? Katanya lo mau--"

"Gue ada urusan." Alglen menyela ucapan Brayan,  Alglen pergi mengabaikan Brayan. Brayan berdecak kesal, Brayan belum pulang dari markas TD. Namun satu telepon membuatnya terpaksa harus pulang.

"Oke, Ray kesana sekarang." Brayan akan cabut, namun seorang wanita penggoda menghalanginya. "Ck. Minggir bitch,"

"Kamu terlalu terburu-buru sayang, ayo kita main sebentar." Wanita itu mengedipkan matanya, dan mengeluarkan jurus menggodanya.

"Frank!" Frank yang kebetulan lewat itu langsung menghampiri Brayan. "Tolong urus jalang bos lo, atau gue pastiin besok dia udah gak bernyawa."

  Frank beedecak ngeri, Brayan pergi sedangkan Wanita itu cemberut. "Lo dateng diundang Al kan? Yaudah tunggu dikamarnya aja, dia ada urusan 30 menit lagi pulang. Jangan goda yang lain, atau bisa dipastikan lo bakalan dapat dampaknya."

"Gue bosen main sama Al terus, sama lu boleh juga sambil nunggu Al." Wanita itu memojokan Frank, dan mulai menggodanya. Frank menegak salivanya kasar, namun ia tidak seberengsek temannya. Frank mendorong wanita itu.

"Gue masih sayang nyokap gue,"  Frank pergi.

~♤~

   Davara berada ditepi Danau Cincin. Davara mengajak Alena seharian hanya berdiam diri ditepi Danau. Namun Alena sangat senang,  selain Danau yang indah banyak juga anak kecil yang bermain di taman bermain yang tak jauh dari Danau.

   Alena adalah sosok gadis yang lemah lembut, penuh peratian. Alena mengabiskan minumannya, dan menatap Davara yang sedaritadi hanya diam mengabaikannya.

"Va," Davara menoleh.  "Perahunya lucu ya?" Davara mendesah pelan.

"Mau main perahu?" Mata Alena berbinar, pipinya yang mulai memerah padam. "Sebentar,"

   Alena tidak percaya Davara bisa mengerti isi hatinya, Alena memang ingin menaiki perahu itu namun dirinya enggan berani meminta kepada Davara.

   Davara menghampiri Abang-abang yang menyewakan perahu untuk pengunjung. Davara menyewa satu perahu untuk dua orang, setelah selesai Davara mengajak Alena naik tak lupa memasang pelampung agar tetap aman.

   Alena sangat senang, ia memainkan air menggunakan jari-jari tangannya. Davara tersenyum tipis melihatnya. "Makasih ya,"

"Hm?"

"Makasih udah mau ajak aku main perahu, dulu aku ingin sekali naik ini dari aku kecil. Tapi Mama-Papa tak punya waktu untuk mengajakku liburan," Alena tersenyum manis kepada Davara. Davara hanya mengangguk pelan sambil mendayung.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang