Davara #6

587 29 0
                                    

Vote dulu!
Kalau cuman mampir aja tanpa ninggalin jejak lebih baik GO!
Thanks

Happy reading



    Aleta heran kenapa ia harus di bawa ke danau ini. Danau favoritnya, dan ia tersenyum saat memandang pantulan langit pada air.

"Aku rindu," gumamnya.

"Lo mengatakan sesuatu?" Tanya Davara.

   Aleta menggeleng cepat. "Ada apa membawa Leta ke sini?"

   Davara duduk tepi Danau. Diikuti oleh Aleta. Davara menatap tangan Aleta. "Berharga banget ya?"

   Aleta langsung menyembunyikan tangannya. "Gak usah kepo,"

"Hm,"

Jelas berharga. Apapun bakalan Leta lakuin demi gelang ini. Batinnya.

"Mikir apa?"

"Apaan sih. Gak usah kepo dek ka,"

Tring

   Davara melihat handphone miliknya. Dan ia langsung pergi meninggalkan Aleta. "Eh, eh. Kak loh kok gue ditinggalin sih! Ish nyeselin banget!"

"Ini nih yang gue benci dari cowok. Main tinggalin orang aja. Gak ngerti perasaan orang itu gimana," Aleta kesal, dan ia pun pergi.

•••
"Brengsek!" Seru Zovan.

   Zovan memberontak. Namun anak buah Brayan sudah mengunci setiap pergerakannya.

"Cepet panggil bos lo!" Perintah Brayan.

"Heh anjing! Lo kalau berani jangan nyerang dari belakang! Biadap! Jangan harap bos gue ngampuni elo!" Teriak Juky.

   Juky sama seperti Zovan yang di jaga oleh anak buah Brayan. Dan sebelum itu mereka juga sudah babak belur.

"Mana handphone lo!" Tanya Brayan.

   Salah satu anak buah Brayan memberikan handphone Juky. "Anjing! Itu handphone gue!"

   Brayan tidak memperdulikan teriakan Juky. Ia membuka handphone itu namun memakai kata sandi. "Apa kata sandinya?!"

"Hahaha. Bodoh! Goblok!" Ujar Juky penuh kekesalan.

Buggkh

   Brayan memukul Juky. Juky hanya tersenyum kecut. Sedangkan Zovan dia hanya diam. Bukannya pengecut, tapi dia sedang memperhatikan orang lain.

   Dari arah lain, ada yang mengarahkan Zovan untuk tidak melihatnya dan harus mengalihkan perhatian Brayan.  Menggunakan gerakan, Zovan yang mengerti hanya menatap Brayan.

   Dari arah jauh Dani tengah mengetik pesan kepada Davara. 'Dav! Zovan sm Juky disandra musuh! Mereka babak belur! Cepet dateng tapi jangan langsung muncul mereka bawa banyak pasukan. Tempatnya di gedung tua gak jauh dari Danau!'

   Zovan tersenyum. "Lo masih sama  Yan!"

   Brayan melempar handphone itu. "Huwaaaaah handphone apel gigit gueee! Anjing! Biadap lepasin!"

    Juky berhasil melepaskan dirinya. Lalu berlari menuju handphonenya. Untung tidak pecah ataupun rusak. Dan ia langsung memeluk sayang handphonenya.

Davara {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang